KEARIFAN LOKAL DALAM TOPONIMI DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN: SEBUAH PENELITIAN ANTROPOLINGUISTIK

Asep Muhyidin

Abstract


Bahasa dan budaya merupakan dua sisi mata uang yang berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan, karena bahasa merupakan cermin budaya dan identitas diri penuturnya. Toponim dapat digunakan untuk mempelajari aspek budaya setempat sehingga sangat diperlukan untuk melestarikan warisan budaya bangsa. Bahasa yang digunakan dalam penamaan geografis menunjukkan kekayaan budaya suatu bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan toponimi di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan mofem Ci- (Bahasa Sunda), lema kadu (Bahasa Sunda), dan lema pasir (Bahasa Sunda). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari sumber data tertulis dan sumber data lisan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan toponim  di Kabupaten Pandeglang yaitu: 1) menggunakan morfem ci- (BI: air); menggunakan lema kadu (BI: buah durian); dan  menggunakan lema pasir (BI: bukit); dan 2) faktor penamaan tersebut berkaitan dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat setempat.

 

Language and culture are two sides of a coin; they are inseparable because language is a reflection of the culture and identity of its speaker. Toponyms can be used to study various aspects of the local culture and can help to preserve the nation's cultural heritage. The language used in geographical naming shows the cultural richness of a nation. This study aims to describe the toponymy existing in Pandeglang District, focusing on the morpheme Ci- (Sundanese), kadu entry (Sundanese), and hill entry (Sundanese). This research uses analytical descriptive method. The data used in this paper comes from written as well as oral data sources. The findings revealed that the dominant toponyms in Pandeglang District are as follows: 1) using the morpheme ci- (BI: air); using the entry kadu (BI: durian); and using the entry hill (BI: bukit); 2) the naming factor is related to the geographical and sociocultural conditions of the local community.

 


Keywords


toponymy, analytical descriptive method, Pandeglang District

Full Text:

PDF

References


Camalia, M. (2015). Toponimi Kabupaten Lamongan (Kajian Antropologi Linguistik). Parole: Journal of Linguistics and Education, 5(1), 74-83.

Duranti, A.(1997). Linguistics Antropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Foley, W.A. (1997). Antropological linguistics: an indtroduction. Oxford: Blackwell Published.

Halliday, M.A.K. (1978). Language and social semiotics: the social interpretation of language and meaning. London:Edward Arnold.

Kosasih, D. (2010). “Kosmologi sistem nama diri (antroponim) masyarakat sunda”. Seminar Internasional Hari Bahasa Ibu, pp. 33-38.

Kramsch, C. (2001). Language and culture. Oxford: Oxford University Press.

Kridalaksana, H. (2010). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mardiana, W. (2014). The sapir-whorf hypotesis and toponomy study: place naming using javanese language. Makalah Konferesi Linguistik Tahunan Atmajaya.

Nash, J. (2016). Do island toponymies exist?. Island Studies Journal, 11(2), 339-342

Rais, J. (2008). Toponimi Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.

Ruspandi, J. (2014). Fenomena geografis di balik makna toponimi di kota Cirebon. Jurnal Geografi Gea, 14(2) 1-13.

Saerheim, I. (2014). Place names in oral tradition: sources of local language and cultural history . Proceedings of the 25th International Congress of Onomastic Sciences Glasgow, 25-29 August 2014. pp. 285-292.

Prihadi. (2015). The linguistic structure of toponim system of hamlets/villages in Yogyakarta special province (an antropolinguistic study). European Journal of Engineering and Technologi, 1(3), 1-163 Juli

Sibarani, R. (2006). “Antropolinguistik dan Semiotika”. Dalam Teuku Kemal Fasya, et al.(ed.). Kata dan luka kebudayaan. Medan: USU Press.

Sukmadinata. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H.G. (1991). Metode pengajaran bahasa 1. Bandung: Angkasa.

Webster’s New World Dictionary. (1991). New York: Prentice Hall General Reference

http://www.pandeglangkab.go.id




DOI: https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i2.9661

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra



    p-ISSN 1412-0712  |  e-ISSN 2527-8312

Lisensi Creative Commons

JPBS is published by:

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (Faculty of Language and Literature Education), Universitas Pendidikan Indonesia,

in cooperation with

TEFLIN, and APPBIPA

View My Stats