Emotional Quotient Remaja Kota Bandung

Irma Darmawati, Dwi Yuniar

Abstract


ABSTRAK

 

Kenakalan remaja didorong oleh ketidakstabilan remaja dalam mengelola emosi yang berujung pada perilaku kekerasan kepada teman sebaya maupun komunitas lainnya di sekitar remaja. Kecerdasan emotional menjadi indikator penting bagi remaja untuk bersikap dan berperilaku. Ketidakstabilan emosi dalam menghadapi berbagai masalah saat remaja dapat memicu remaja untuk menutupinya dengan perilaku negatif seperti, berkelahi, keras kepala, melamun, senang menyendiri, menggunakan obat terlarang atau  minum-minuman keras dan tawuran. Penelitian dilaksanakan dengan desain deskriptif kuantitatif dengan penggembangan instrumen kuesioner emotional quotient dari berbagai teori oleh peneliti. Penelitian dilakukan  terhadap 170 siswa SMA dengan teknik multistage sampling dari berbagai cluster wilayah utara, barat, timur dan selatan Kota Bandung untuk mengetahui tingkat emotional quotient (kecerdasan emosional) remaja. Hasil penelitian menunjukan menunjukan kecenderungan nilai yang hampir sama antara kecerdasan emotional tinggi dan rendah. Kecerdasan emosional tinggi sebesar 51.8% dan kecerdasan emosional rendah sebesar 48.2%. Dari ke lima aspek kecerdasan emosional terdapat dua aspek kecerdasan emosional yang dimiliki oleh remaja dalam kategori rendah yaitu dari 170 responden 96 orang (56.5%) diantaranya memiliki  kemampuan mengelola emosi dalam kategori rendah dan dari 170 responden terdapat 101 remaja (59.4%) memiliki motivasi yang rendah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu dukungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, sosio-ekonomi keluarga dan jenis kelamin dari remaja. Hal ini menjadi masukan bagi perawat, keluarga serta pengelola pendidikan remaja untuk meningkatkan kenyamanan secara psikologis pada anak dalam mengenali emosi sendiri untuk meningkatkan kesehatan remaja si masa depan.

 

 ABSTRACT


Juvenile delinquency can be driven by adolescents instability in managing emotions that lead to violent behavior to their peers and other communities. Emotional quotient is an important indicator for adolescents attitude and behavior. Emotional instability can trigger adolescents to cover up with negative behaviors such as, fighting, stubbornness, daydreaming, joy alone, using drugs or drinking and fighting. The research was carried out with quantitative descriptive and the questionnaire of emotional quotient is the conduct of the various theories by researcher.The study was conducted on 170 high school students with multistage sampling technique from various cluster of Bandung City to describe emotional quotient level of adolescent. Results showed a similar values between the high and low emotional quotient. the High was 51.8% and the low was 48.2%. Of the five aspects of emotional intelligence emotional intelligence there are two aspects  in the low category of respondents 96 people (56.5%) of them have the ability to manage emotions in categories and low of 101 teens (59.4%) had low motivation.This is due to several factors like social support, family environment, socio-economic environment of the school, family and sex of teens. Nurse, family and school need to increase the comfort of psychologically on recognizing their emotional quotient to improve their health in the future.


Keywords


Kecerdasan emosional; Kenakalan remaja; PKPR; Emotional quotient; Juvenile delinquency

Full Text:

PDF

References


Adicondro, N., & Purnamasari, A. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII. Humanitas, Vol VIII No 1, 18-21.

Aprilia, N., & Indrijati, H. (2014). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Tawuran Pada Remaja Laki-laki yang Pernah Terlibat Tawuran di SMK B Jakarta. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol 3 No 01 April 2014, 1-11.

Amirulloh. (2015). Teori Pendidikan Karakter Remaja dalam Keluarga . Bandung: Alfabeta.

Friedman , M. M., Vicky , B. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riste, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

PP, & PL KEMENKES. (2014, November 14). Retrieved from Laporan Terakhir Kemenkes: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1

Goeleman, D. (2015). Emotional Intelligence Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia .

Handayani, A., Widiharto, C. A., & Mulia, D. (2010). Perilaku Seksual Remaja ditinjau dari Dukungan Sosial Orang Tua dan Konsep Diri. 2-18.

Hamid, M. A. (2007). EQ : Panduan Meningkatkan Kecerdasan Emosi. Kuala Lumpur: PTS Professional Publishing.

KPAI. (2015, November 13). KPAI . Retrieved from http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/ : http://www.kpai.go.id

Kusumaningrum, A., Trilonggani, H., & Nurhalinah. (2011). Hubungan fungsi Afektif Keluarga Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja. 1-15.

Mutia, E., & Kumolohadi, R. (2005). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kecenderungan kenakalan Remaja. 1-19.

Nur, F. I., & Ekasari, A. (2008). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecerdasan Emosional Pada Remaja. Jurnal Soul Vol 1 No 2, 15-31.

Nurita, D.S, M. (2011). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. 1-35.

Portillo, W. J. (2011). The Role Of emotional Intelligence in College Student's Succes. 1-116.

Sabiq, Z., & Djalali, M. A. (2012). Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spriritual dan Perilaku Prososial Santri Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan . Julnal Psikologi Vol 1 No 2, 53-65.

Tempo.conasional. (2015, Desember 31). Retrieved from tempo.cobandung: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/31/058732095/ratusan-remaja-bandung-lakukan-hubungan-seks-berisiko

Triyanto, E., Setiyani, R., & Wulansari, R. (2013). Pengaruh Dukungan Keluarga dalam Meningkatkan Perilaku Adaptif Remaja Pubertas. Volume 2 Nomor 1 April 2014, 1-9.

Yulianto, D. (2009). Hubungan Konsep Diri dan Kecerdasan Emosional Dengan Kenakalan Remaja. Nusantara Of Research, 76-82.

Yamlean, M., Armiyanti, Y., & Astuti, R. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga, Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Remaja di Kelurahan Kedungmundu Semarang. 1-15.

Yusuf, L. (2015). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




DOI: https://doi.org/10.17509/jpki.v4i1.12343

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia(JPKI) published by Indonesia University of Education. JPKI is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View My Stats

Office :
Nursing Department. FPOK UPI.
229, Dr. Setiabudhi Street. Bandung 40154
West Java , Indonesia
E-mail : jpki@upi.edu