PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

Lili Somantri

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji ketelitian citra Quickbird dalam memperoleh parameter-parameter potensi kebakaran daerah perkotaan untuk menentukan tingkat kerentanan kebakaran permukiman, 2) mengestimasi potensi kebakaran berdasarkan parameter yang diperoleh dari citra Quickbird, 3) memetakan zonasi tingkat kerentanan kebakaran permukiman dengan bantuan Sistem Informasi Geografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu interpretasi visual citra penginderaan jauh. Data penginderaan jauh yang digunakan, yaitu citra Quickbird. Uji interpretasi citra Quickbird dilakukan dengan menggunakan metode Short, sedangkan pengolahan dan analisis data menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan cara pengharkatan (scoring), pembobotan, dan overlay sehingga menghasilkan zonasi kerentanan kebakaran permukiman. Data primer yang digunakan adalah Citra Quickbird Kota Bandung Bagian Barat, hasil survei lapangan, dan data sekunder dari instansi terkait. Variabel untuk zonasi kerentanan kebakaran permukiman dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu, variabel potensi kebakaran dan variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran. Variabel potensi kebakaran terdiri atas kepadatan bangunan rumah mukim, pola bangunan rumah mukim, jenis atap bangunan rumah mukim, lokasi sumber air, lokasi permukiman dari jalan utama, lebar jalan masuk, kualitas jalan, kualitas bahan bangunan, dan pelanggan listrik. Adapun variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran, yaitu fasilitas air hydrant, fasilitas alat pemadam kebakaran ringan (APAR), alat pemadam kebakaran berat (APAB), dan tandon air. Hasil uji ketelitian interpretasi untuk kepadatan bangunan rumah mukim, yaitu sebesar 92,3%. Pola bangunan rumah, yaitu sebesar 96,15%, jenis atap bangunan rumah mukim, yaitu 100%, lebar jalan masuk permukiman, yaitu 100%, dan kualitas jalan, yaitu 92,3%. Hasil pemetaan kerentanan kebakaran di daerah penelitian dibagi atas tiga kelas, yaitu rentan, agak rentan, dan tidak rentan. Di daerah penelitian 46,7% atau seluas 1343,2 Ha termasuk kategori rentan, 30,4% atau seluas 871,7 Ha termasuk kategori tidak rentan, dan 22,9% atau seluas 660,1 Ha termasuk kategori agak rentan.

 

Kata Kunci : Citra Quickbird, Sistem Informasi Geografis, Kerentanan Kebakaran permukiman.


References


Digital Globe. (2007). QuickBird Imagery Products (Product Guide). DigitalGlobe, Inc., Longmont.

Ditjen Cipta Karya. (1980). Pedoman Pelaksanaan Perintisan Perbaikan Lingkungan Permukiman Kota. Jakarta: Laporan. Ditjen Cipta Karya.

Gunawan, T. (2005). Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tersedia di http//: www.rsgisforum.net.htm diakses tanggal 4 maret 2008

Naibaho, J.V. (2004). Identifikasi Jaringan Jalan Pada Data Satelit Quickbird Dengan Teknik Filtering (Studi Kasus Bandung). Bandung: Jurusan Teknik Geodesi FTSP-ITB.

Suharyadi. (2000). Pemodelan Zonasi Kerentanan Kebakaran dengan Memanfaatkan Ortho-foto Dijital (Kasus di Sebagian Kecamatan Gondomanan Yogyakarta). Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Suharyadi. (2001). Penginderaan Jauh untuk Studi Kota. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v11i1.1656

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v11i1.1656.g1116

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Lili Somantri



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.