Abstract
Tujuan proses pendidikan bagi anak tunagrahita hakikatnya mengacu pada tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya melalui wujud memiliki pengetahuan dan keterampilan. Meninjau kondisi tunagrahita dengan berbagai hambatan yang dimiliki maka ditetapkan bahwa persentase capian pembelajaran dalam kurikulum pada jenjang pendidikan menengah dan atas terdiri dari 40% – 50% aspek akademik dan 60% - 50% aspek keterampilan vokasional. Oleh karena itu program vokasional menjadi penting dilakukan di sekolah yang memberi layanan pendidikan bagi tunagrahita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) gambaran tentang jenis-jenis keterampilan vokasional yang dilakukan oleh sekolah, 2) dasar pemilihan jenis keterampilan vokasional, 3) hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan program keterampilan vokasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah SLB C di kota bandung sebayak 23 sekolah. Hasilnya menunjukan bahwa jenis-jenis keterampilan vokasional yang dilakukan oleh sekolah bervariasi, Jumlah keterampilan terbanyak yang dilakukan oleh sekolah adalah keterampilan kriya 49% , tataboga 19%, tatabusana 12%, pertanian 7 %, jasa 5%, oalahraga 1%, komputer 1%, seni 1% dan fotografi 1%. Dasar pemilihan jenis voakasional adalah (13%) kesepakatan pihak sekolah, (39%) disesuaikan dengan kondisi anak tunagrahita, (26%) menunjang kemandirian anak tunagrahita dan (22%) penyesuian dengan lingkungan kerja atau aktivitas di tempat anak bersekolah. Hambatan yang sering ditemukan dalam pelaksanaan keterampilan vokasional adalah pada aspek pembelajaran (78%), aspek sarana dan prasarana (13%), aspek sumber daya manusia (5%) dan aspek pemasaran hasil produk (4%).
Keywords
Program vokasional , Tunagrahita
References
Amin, Moh. (1995). Pendidikan Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Alimin, Z dan Rochyadi, E (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual. Anak Tunagrahita. Jakarta : Direktorat Pendidikan
Depdiknas (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas
Furqon. (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Hallahan, D.P., Kauffman, J.M. & Pullen, P.C. (2009). Exceptional Learners An Introduction to Special Education.New York: Pearson.
Heffron, Tom. (2004). A Wisconsin Postsecondary Guide to Disability Documentation. Journal. The Journal For Vocational Special Needs Education. Volume 27, number 1. Pg. 1-48.
Mudjito, (2011). Implementasi Pendidikan Ketrampilan berbasis Kemandirian bagi Anak Berkebutuhan Khusus Jenjang Pendidikan Dasar. Dapat diakses pada http://www.pkplk.com/2011/10/implementasi-pendidikan-ketrampilan.html
Susetyo, Budi (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung. Refika Aditama
Riyani, I, dkk (2016). Keterampilan Vokasional Pembuatan Telor Asin Bagi anak Tunagrahita Ringan SMALB di SLB C YPLB Kota Bandung. Bandung : Jurnal Jassi Anakku. Volume 17 No.1 Juni 2016