PERBANDINGAN PERIBAHASA SUNDA DAN INDONESIA (Kajian Semantik Formal dan Etnopedagogik)

UMI KULSUM

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perbandingan peribahasa Sunda‐Indonesia secara semantik formal dan etnopedagogik dalam peribahasa yang memiliki makna sama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan analisis data dilakukan dengan analisis unsur langsung dan hermeneutik. Temuan penelitian ini menghasilkan empat deskripsi hasil penelitian, yaitu: (1) peribahasa Sunda memiliki pola-pola struktur kalimat, setiap pola memiliki sub-pola yang dibedakan berdasarkan kelas kata, jenis kata, kategori makna, dan sifat atau dari kata-kata yang membangun peribahasa sehingga ditemukan makna peribahasanya; (2) peribahasa Indonesia memiliki pola-pola struktur kalimat, setiap pola memiliki sub-pola yang dibedakan berdasarkan kelas kata, jenis kata, kategori makna, dan sifat-sifat dari kata-kata yang membangun peribahasa sehingga ditemukan makna peribahasanya; (3) 183 peribahasa Sunda dan Indonesia memiliki makna yang sama, dibangun oleh kata-kata yang sama dan kata-kata yang berbeda, dan dua diantaranya dibangun oleh kata-kata yang sama tapi memiliki makna yang berbeda; dan (4) peribahasa Sunda dan Indonesia yang memiliki makna yang sama memiliki nilai etnopedagogik berdasarkan moral kemanusiaan yang harus dimiliki oleh manusia yang masagi yang memiliki karakter trisilas dan pancarawayan.

 

This study was aimed to identify and to describe the comparison of Sundanese and Indonesian proverbs that have same meaning in the perspective of formal semantics and etnopedagogy. This research used a descriptive method. The data was collected by library research techniques and the data analysis was done with the direct elemental analysis and hermeneutics. , The findings of this study resulted in four descriptions of research results. First, Sundanese proverbs have sentence structure patterns that differentiated by the class of words, the types of words, the category of meaning, and the nature or of words founding the meaning. Second, Indonesian proverbs have sentence structure patterns that differentiated by the class of words, the types of words, the category of meaning, and the nature or of words founding the meaning. Third, 183 Sundanese and Indonesian proverbs have the same meaning that are built by the same and the different words, while two of them built by the same words with different meanings. Fourth, the Sundanese and Indonesian proverb that have the same meaning contain ethnopedagogical values based on moral values of humanity that must be possessed by masagi (lit. complete) human beings who have the characters of trisilas and pancarawayan.


Keywords


peribahasa, peribahasa Sunda, peribahasa Indonesia, perbandingan, semantik formal, dan etnopedagogik, Proverbs, Sundanese Proverbs, Indonesian Proverbs, Comparison, Formal Semantics, and Ethnopedagogy.

References


Alwasilah, Chaedar. (2009). Étnopédagogi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Kartadinata, S. (2010). Étnopédagogi: Sebuah Resureksi Ilmu Pendidikan (Pedagogik). Makalah disajikan pada seminar 2010. PGSD UPI, Bandung, 17 Mei 2010.

Sudaryat, Yayat. (2007). Ulikan Sémantik Sunda. Bandung: Geger Sunten.

Sudaryat, Yayat. (2015). Wawasan KaSundaan. Bandung: FPBS UPI.

Suryalaga, H.R. Hidayat. (2009). KaSundaan: Rawayan Jati. Bandung: Yayasan Nur Hidayah.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v6i2.3172

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 UMI KULSUM



View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.