WAWACAN SIMBAR KANCANA NGADEG RAJA KANA NASKAH CARITA TEATER GAOK (Kajian Struktural dan Transformasi)

Muhammad Naoval

Abstract


Sekarang ini wawacan sudah kurang dikenal lagi oleh masyarakat, karena kurangnya media informasi yang bisa memperkenalkan sastra lama kepada masyarakat. Selain itu orang yang bisa membaca dan yang mempunyai buku wawacanpun terbatas, karena tidak semua masyarakat mempunyai wawacan. Padahal banyak nilai-nilai dan filsafat hidup manusia yang terkandung didalamnya. Tujuan penelitian ini yaitu agar dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam wawacan, juga agar eksistensi sastra dalam bentuk tulisan tetap ada untuk diwariskan ke generasi yang akan datang. Adapun analisis yang dilakukan meliputi: (1) struktur naratif Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja, (2) struktur naskah cerita teater gaok, dan (3) transformasi struktur Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja pada naskah cerita teater gaok. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif, dan teknik yang digunakan adalah studi pustaka. Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai struktur, tema yang terdapat dalam Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja adalah tema perjuangan. Pelakunya yaitu protagonis dan antagonis. Alurnya adalah alur maju. Latar tempat yang ditemukan yaitu di Kerajaan Talaga, Gunung Bitung, dan hutan. Sudut pandang dalam Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja adalah pengarang jadi orang ketiga tidak terbatas, artinya pengarang bisa menjadi semua karakter dan menempatkan dirinya sebagai orang ketiga. Struktur naskah cerita teater gaok, tidak beda jauh dengan struktur naratif, dalam Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja. Dari seluruh analisis struktur naratif, baik wawacan maupun naskah cerita teater gaok terdapat perbedaan, terutama pada alur cerita. Setelah dianalisis, Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja kana Naskah Carita Teater Gaok bisa jadi media untuk melestarikan sejarah dan budaya lokal, oleh karena itu masyarakat akan lebih mengenal tentang sejarah lokal sebagai warisan budaya. 


ABSTRACT

Nowadays, wawacan is no longer known by the public due to the lack of media and information that could introduce old literature to the public. In addition, despite many values and philosophy of human life contained, neither all people can read nor have books of wawacan. The purpose of this study is to be aware of the values contained in wawacan, as well as for the existence of literature in written form remains to be passed on to the future generations. The analysis performed include: (1) the narrative structure Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja, (2) the structure of gaok theater script, and (3) the transformation of the structure of Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja in gaok theater script. To achieve these objectives, this study used a qualitative approach, descriptive method, and the techniques used are literature studies. Based on the results of research on the structure, themes contained in Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja is the theme of the struggle. Players are protagonist and antagonist with chlorogonical plot used as its plot setting. Background places are found to be in the Kingdom Talaga, Gunung Bitung, and forests. To explain further, viewpoints used in Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja is the author becomes the unlimited third person. It means that the author can be all the characters and putting himself in the third person. Moreover, the structure of gaok theater script are not much different from the narrative structure in Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja. Analysis on narrative structures of wawacan and gaok theater script shows that there is a difference between them, especially in the storyline. Therefore, Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja into gaok theatre script could be a means of preserving local history and culture so that the public will get to know about the local history as a cultural heritage. 


Keywords


Wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja, narrative structures, transformation

References


Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Christomy, T. (2003). Wawacan Sama’un: Edisi Teks dan Analisis Struktur. Jakarta: Djambatan & Yayasan Naskah Nusantara (Yanassa).

Iskandarwassid. (2003). Kamus Istilah Sastra. Bandung: Geger Sunten.

Koentjaraningrat. (1985). Kabudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ratna. Nyoman Kutha. (2013). Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosidi, A. (2011). Wawacan. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Rusyana, Yus. (1978). Panyungsi Sastra: Pangajaran Sastra Sunda pikeun Murid Sakola Lanjutan. Bandung: Gunung Larang.

Strauss, L. (2001). Strukturalisme. Yogyakarta: Galang Printika.

Sulasman & Gumilar, S. (2013). Teori-teori Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia.

Sumardjo, J. (2011). Sunda Pola Rasionalitas Budaya. Bandung: Kelir.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v7i2.9168

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 LOKABASA



View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.