PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAM SAYURAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) AL-HIDAYAH DALAM UPAYA PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (Dusun Negla Kidul Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat)

Yasbiati ., Taopik Rahman

Abstract


Negara Indonesia merupakan negara besar dengan beragam kekayaan hayati. Hal ini memberikan keuntungan yang besar bagi siapa saja yang ingin mengoptimalkan kekayaan alam di bidang tanaman, termasuk tanaman sayuran. Namun, pada kenyataannya kekayaan hayati yang melimpah di negara kita tersebut belum mampu menyelamatkan rakyat dari
himpitan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37%), jumlah yang tak sedikit bagi negara yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah ruah ini. Begitu juga dengan kondisi kemiskinan yang terjadi di Dusun Negala Kidul, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Dari permasalahan tersebut, tim pengabdian melakukan langkah solutif dengan merintis dan mengembangkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Al-Hidayah bidang tanaman sayuran. Adapun target luaran dari pengabdian ini adalah : 1) Terbentuknya pendidikan dan pelatihan bercocok tanam sebagai upaya meningkatkan kemampuan anggota kelompok wanita tani. 2) Terbentuknya strategi pemasaran yang efektif dalam pengembangan usaha hasil produk kelompok wanita tani. 3) Terbangunnya networking atau jaringan dengan pihak lain dalam kerjasama bisnis dan pemasaran. 4) Meningkatnya pemahaman dan keterampilan usaha di bidang pertanian. 5) Terbentuknya sarana prasarana pendukung kegiatan kelompok wanita tani. 6) Terselenggaranya kerjasama yang baik antara kelompok wanita tani dengan Departemen Pertanian. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini lebih mengarah pada pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pelatihan yang berorientasi kepada kemampuan secara praktis disamping kegiatan pendampingan yang berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat mendorong kreatifitas masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani untuk mengembangkan keterampilan bercocok tanam. Adapun pola model pelatihan yang digunakan adalah model sistem pelatihan dari Treadway Pakker (Ernesto, dalam Rohaniyah, 2005:36). Adapun pengembangan KWT ini lebih bersifat stimulan bagi masyarakat. Keberlangsungan untuk jangka panjang terkait program ini memerlukan kerjasama berbagai
pihak baik pemerintah desa, pengurus KWT maupun masyarakat desa tersebut.


Keywords


KelompokWanitaTani, BercocokTanam Sayuran, Ekonomi Kerakyatan

References


DEPTAN. 2008. Pedoman Umum Pemberdayaandan Pengembangan Usaha Agribisnis Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3). Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Targeting, dan Positioning). Jakarta: PT Gramedia.

LPPM UPI (2011). Program Pengembangan Dosen dan Kapasitas Institusi di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia 2011-1015. Bandung: UPI.

Rakhmat, Cece. (2011). Pengembangan Posdaya Sarijadimaju Bidang Kewirausahaan, Peternakan Bebek dan Keterampilan Tata Usaha. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sunarjono, Hendro. (2014). Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soeleman, Soeparman dan Donor Rahayu. (2014). Halaman Organik. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Wahidin. (2008). Makalah AD/ART atau Membuat AD/ART Organisasi, Manajemen Organisasi: [online]. Tersedia: http://Panduan Membuat AD/ART Organisasi.htm [1 Maret 2015].




DOI: https://doi.org/10.17509/abmas.v16i1.38803

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


p-ISSN 1412-1891 > e-ISSN 2798-1436

Jurnal Abmas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia.

View My Stats