SISTEM PENAMAAN MASYARAKAT MANGGARAI: STUDI KASUS DALAM PERSPEKTIF LINGUISTIK KEBUDAYAAN
Kletus Erom
Abstract
Artikel ini mendeskripsikan praktik budaya sistem penamaan masyarakat Manggarai (MM). MM tersebut mendiami tiga kabupaten yang terletak di ujung barat Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sistem penamaan MM tersebut adalah cara memberikan nama kepada seseorang dalam realisasi bahasa yang didasari oleh imajeri budaya MM. Aspek yang hendak dicari dalam system penamaan tersebut adalah simbol verbal dalam realisasi fitur linguistik nama Manggarai (NM) dan imajeri budaya MM yang mendasari eksistensinya. Teori linguistik kebudayaan (TLK) digunakan sebagai panduan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui pengamatan, pencatatan, dan wawancara silsilah NM dari dua klen yang bisa menjadi representasi system penamaan MM. Sebagai sebuah studi dalam perpektif TLK, ditemukan simbol verbal fitur-fitur NM dan imajeri budaya MM yang mendasari munculnya fitur-fitur NM tersebut. Berkaitan dengan simbol verbal, ditemukan tujuh fitur NM. (1) NM anak kandung tidak sama dengan NM orangtuanya. (2) NM anak laki-laki berasonansi vokal sama dengan NM ayah, kakek, dll. (3) NM anak perempuan berasonansi vokal sama dengan NM ibu, nenek, dll. (4) Namun tidak semua anak laki-laki memiliki NM yang berasonansi vokal sama dengan NM ayah, kakek, dll., demikian juga tidak semua anak perempuan memiliki NM yang berasonansi vokal sama dengan NM ibu, nenek, dll. (5) NM seorang anak bisa saja persis sama dengan NM kakeknya, buyutnya karena mereka sudah meninggal. (6) Secara tradisi, MM memiliki satu unit nama, yaitu NM yang terdiri atas satu atau dua suku kata tertutup maupun terbuka. Setelah kedatangan agama modern MM memiliki dua unit nama untuk satu orang. (7) Sudah terjadi dinamika dalam system penamaan MM dalam hal jenis dan jumlah unit NM.Semua fitur NM tersebut didasari oleh imajeri budaya MM tentang sebuah NM. Praktik budaya system penamaan tersebut merupakan kearifan lokal yang hendaknya direvitalisasi dan dilestarikan untuk kehidupan harmonis MM
Keywords
asonansi vokal; nama Manggarai; imajeri budaya; linguistik kebudayaan