IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN UNTUK MENINGKATKAN AKSESIBILITAS PENDIDIKAN
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar-belakangi oleh implementasi kebijakan pengembangan SMK yang telah menyebabkan berkembang pesatnya jumlah SMK di Kabupaten Cianjur. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memotret dan menganalisis tentang bagaimana kebijakan tersebut difahami, diimplementasikan dan dikendalikan, baik pada tingkat kabupaten maupun pada tingkat sekolah, program spesifik seperti apa yang dipilih, nilai tambah apa yang diperoleh, peran serta masyarakat seperti apa yang menjadi pendukung, serta model pengembangan seperti apa yang diharapkan di masa mendatang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berupa studi kasus. Melalui penelitian tersebut telah ditemuan bahwa pada dasarnya para pelaksana kebijakan telah memiliki pemahaman yang baik terhadap kebijakan; kebijakan telah diimplementasikan dengan memberdayakan berbagai unsur kekuatan; SMK Kecil terpisah dari SMP dan USB SMK serta SMK sebagai rintisan wajar 12 tahun merupakan program spesifik yang dipilih; implementasi kebijakan telah mampu meningkatkan aksesibilitas pendidikan menengah; masyarakat memiliki peran yang sangat signifikan; dan kedepan diharapkan agar kebijakan diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan wilayah dan visi, misi serta tujuan pembangunan daerah. Keberhasilan implementasi kebijakan tersebut dinilai belum maksimal, karena belum mampu menyerap seluruh lulusan SLTP. Untuk itu, perlu ada upaya penyempurnaan terhadap implementasi kebijakan ke depan, diantaranya dengan menerapkan model SMK berbasis ekonomi masyarakat pedesaan.
Kata kunci: Implementasi, sekolah menengah kejuruan, aksesibilitas.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT
The back ground of this study was the implementation of vocational school development policy which has improved the number of vocational school in Cianjur. The aim of the study is to portray and to analyse about how the policy was understood, implemented and controlled, what specific program was elected, what were the outcomes, how the community supported the policy, and what kind of implementation which is desired in the future.The study approach was qualitative based on case study. The study has found that basically the implementators of the policy having good understanding toward the policy; the policy has been implemented by empowering many resources; the specific program were small vocational school separated from secondary school, new school unit of vocational school and vocational school as a pioneer of 12 years compulsory education; the policy has improved the accesibility of high school education; the community having significant role; and the stake holders hoping that in the future the policy will be implemented based on area needs and in accordance with county vision, missions and goals. Because there are still many secondary schools graduations can not continue their study, the policy implemetation must be improved . One among the kinds of improvement proposed is implementing the model of “rural society economy based vocational high school”.
Key words: Implementation, vocational high school, accesibility.Full Text:
PDFReferences
Abustam, H.M. Idrus. (2012). Pemerataan dan Keadilan Dalam Pendidikan. Fajar Online. (Online). Tersedia: http://www.fajar.co.id . (27 September 2012).
Anonim. (2010). Educational Equity Policy. Project: Asian American Public Policy by Students at the University of Maryland. (Online). Tersedia: http://www.umd.edu. (1 November 2012).
Anonim. (2010). Quality Management Systems. Departement of Trade and Industry – UK. (Online). Tersedia: http://www.iso.org. (5 Januari 2011).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2002). Kabupaten Cianjur dalam Angka. BPS-Cianjur.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2009). Kabupaten Cianjur dalam Angka. BPS-Cianjur.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2010). Kabupaten Cianjur dalam Angka. BPS-Cianjur.
Banghart, F.W. and Albert Trull. (1997). Educational Planning. The MacMillan Company. New York.
Becker, G. S. (1993). Human Capital. The University of Chicago Press. Chicago.
Becker, K. H. (2004). A Comparison of Students’ Achievement and Attitudes between Constructivist and Traditional Classroom Environment in Thailand Vocational Electronics. Journal of Vocational Education Research. Volume 29, Issue 2. (Online). Tersedia: acter.metapress.com. (10 Juni 2011).
Berg, B. L. (2007). Qualitative Research For The Social Sciences. Pearson. New Yok. USA.
Cohn, E. (1978). The Economic of Education. Ballinger Publishing Company. USA.
Dey, I. (2005). Qualitative Data Analysis. Routledge. London and New York.
Diamond, I. (2008). Education, Globalization and The Knowledge Economy. The Economic and Social Research Council. UK. (Online). Tersedia: http://www.esrc.ac.uk. (30 Juni 2010).
Direktorat Dikmenjur. (2003). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Imbal Swadaya SMK Kecil. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2005). Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djatmiko, I. W. (2011). Inkonsistensi Penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Online). Tersedia: http://staff.uny.ac.id. (5 Mei 2012).
Dunn, W. N. (2003). Public Policy Analysis. Prentice Hall. New Jersey. USA.
Edwards, M. C. (2004). Cognitive Learning, Student Achievement, and Instructional Approach in Secondary Agriculture Education: A Review of Literature with Implication for Future Research. Journal of Vocational Education Research. Volume, 29, Issue 1. (Online). Tersedia: acter.metapress.com. (10 Juni 2010).
EFA Global Monitoring Report. (2005). Understanding Quality Education. (Online). Tersedia: http://www.unesco.org. (20 agustus 2012)
Engkoswara dan Aan Komariah. (2010). Administrasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Fakhri, Z. (2010). Pendidikan Kejuruan di Indonesia. AcehFoRum. (Online). Tersedia: http://www.acehforum.or.id. (12 April 2010).
Family Involvement Partnership for Learning. (2012). How Communities Can Support Family Involvement in Education. Washington DC – USA. (Online). Tersedia: http://www.kidsource.com. (1 Desember 2012).
Fattah, N. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Fischer, F., G.J. Miller and M.S. Sidney. (2007). Handbook of Public Policy Analysis. CRC Press. New York.
Fowler, F.C. (2009). Policy Studies for Educational Leaders an Introduction (third edition). Pearson Education. Newyork – USA.
Goodman, D. (2012). What Are the Steps in the Public Policy Process? wiseGEEK. (Onlile). Tersedia: http://www.wisegeek.com. (1 Desember 2012).
Grey, B. (2012). Using Human Rights Standards to Assess Privatisation of Education in Africa. Right to Education Project. (Online). Tersedia: http://www.oxfamblogs.org. (1 Desember 2012).
Hahn, A. J. (2012). Oriented Public Policy Education. Department of Human Service Studies New York College of Human Ecology - Cornell University, Ithaca, New York. (Online). Tersedia: http://www.eric.ed.gov. (29 November 2012).
Haki Zetu. (2012). The Right to Education. Right to Education Project. (Online). Tersedia: www.amnesty.nl/spa. (10 Januari 2013).
Hasan, B. Pendidikan Kejuruan di Indonesia. (Online). Tersedia: http//file.upi.edu. (10 Januari 2013).
Henderson, J. G and K. R, Kesson. (2004). Curriculum Wisdom: Educational Decisions in Democratic Societies. PEARSON Merrill Prentice Hall. Ohio.
Hoxby, C. M. (2002). School Choice and School Productivity. Standford University: National Bureau of Economic Research (NBR). NBR Working Paper No. W8873. (Online). Tersedia: http://www.nber.org. (20 Juni 2010).
Hoy, W. K. and Cecil G. Miskel. (2008). Educational Administration. McGraw Hill. Singapore.
Ismaun. (2007). Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
James, I. (2010). A Framework for Developing Vocational Moral. Journal of Vocational Education and Training. Volume 62, Number 4. (Online). Tersedia:http://www.tanfonline.com. (29 Juni 2011).
Johnson, S.D., et all. (2004). Internet-Based Learning in Postsecondary Career and Tecnical Education. Journal of Vocational Education Research. Volume 29, Issue 2. (Online). Tersedia: acter.metapress.com (10 Juni 2010).
Karam, G. (2006). Vocational and technical education in Lebanon: Strategic issues and challenges. International Education Journal, 2006, 7(3), 259-272. (Online). Tersedia: http://iej.com.au. (6 Januari 2013).
Komariah, A. dan Cepi Triatna. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bumi Aksara. Bandung.
Kristianty, T. (2005). Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 04/Th. IV/Juli 2005. (Online). Tersedia: http://file.upi.edu. (10 Juni 2010).
Lahur, A. and Nurtjahja, O. (2002). ‘Twinning fever’ in national education system of Indonesia: Problems, approaches and impacts. HERSDA. (Online). Tersedia: http://www.hersda.org.au).
Leigh, A. and C, Ryan. (2010). “How Has School Productivity Changed in Australia?”. JEL. (H52,121,122). 1-47. (Online). Tersedia: http://www.parliament.wa.gov.au. (14 Desember 2010).
Levy. (2007). An Introduction to Policy Analysis. Public Policy Class Material. (Online). Tersedia: http://pdf-world.net. (15 Mei 2013).
Lewins, A., et all. (2010). What is Qualitative Data Analysis (QDA)?. (Online). Tersedia: http://onlineqda.hud.ac.uk. (15 Mei 2013).
Little, A. W. (2012). EDUCATION FOR ALL: Policy and Planning Lessons from Sri Lanka. DFID. (Online). Tersedia: http://www.ioe.ac.uk. (5 Oktober 2012).
Mack, N., et all. (2005). Qualitative Research Methods: A DATA COLLECTOR’S FIELD GUIDE. Family Health International – USAID. (Online). Tersedia: http://www.fhi.org. (5 Januari 2012).
Mahdiansyah. Kajian Hubungan Dunia Pendidikan dengan Dunia Kerja. SIPP – Pusitjak - Balitbang Kemendiknas. (Online). Tersedia: http://sippendidikan.org. (11 Januari 2013).
Mahdiansyah. Kajian Pelaksanaan Pemenuhan Hak atas Pendidikan di Indonesia. SIPP – Pusitjak - Balitbang Kemendiknas. (Online). Tersedia: http://sippendidikan.org. (11 Januari 2013).
Massey, V. (2011). Developing a Quality Management System. London Laboratory Service Group. (Online). Tersedia: http://www.google.co.id (5 Januari 2011).
McGraw, B. (2004). “Quality Education: Is the sky the limit?”. OECD Observer. No. 242, March 2004. (Online). Tersedia: http://www.oecd.org. (5 Januari 2011).
Mc. Millan, J. H. and Sally Schumacher. (1997). Research in Education a Conceptual Introduction. Longman. New York and London.
Meirawan, D. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan. IPB Press. Bogor.
Millah, S. (2009). Efektifitas Implementasi Kebijakan Akselerasi Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun bagi Anak dari Keluarga Miskin. UPI. Bandung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur. (2007). Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Pendidikan Kabupaten Cianjur. PT. Gelar Buana Persada. Bandung.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (SNP).
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pembiayaan Pendidikan.
Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Rothstein, J.M. (2003). “Good Principal or Good Peers? Parental valuation of School Characteristics, Tiebout Equilibrium, and the Incentive Effects of Competition among Jurisdiction”. Princeton University Education Research Section. (October, 2003) (1-54). (Online). Tersedia: http://www.tandfonline.com. (10 Juni 2010).
Redmann, D. H. And Joe W. Kotrlik. (2004). Analysis of Technology Integration in the Teaching-Learning Process in Selected Career and Technical Education Programs. Journal of Vocational Education Research. (Online). Tersedia: acter.metapress.com. (10 Juni 2010).
Roller, M.R. (2011). Qualitative Research Design: Selected Articles from Research Design Review. (Online). Tersedia: www.rollerresearch.com. (5 Januari 2012).
Ruhland, S.K. (2004). Perceptions of Traditionally and Alternatively Certified Career and Technical. Journal of Vocational Education Research. Volume 28, Issue 3. (Online). Tersedia: acter.metapress.com (10 Juni 2010).
Sallis, E. (2002). Total Quality Management in Education. Kogan Page. London – UK.
Salusu, J. (2008). Pengambilan Keputusan Stratejik. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Satori, D dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Siswantari. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan. SIPP – Pusitjak - Balitbang Kemendiknas. (Online). Tersedia: http://sippendidikan.org. (11 Januari 2013).
Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Supriadi, D. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia. Direktorat Dikmenjur – Depdiknas. Jakrta.
Suryadi, A. Dan Dasim Budimansyah. (2009). Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional: Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan Publik. Aksara Press. Bandung.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Suparlan. (2005). Antara Mutu dan Pemerataan Pendidikan. PPPG Matematika. Jogjakarta.
Susilo, M.E. (2012). Pentingnya Pemerataan Pendidikan. (Online). Tersedia: edukasi.kompasiana.com. (14 Oktober 2012).
Suyono, H. (2002). Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan. (Online). Tersedia: www.damandiri.or.id. (14 Oktober 2012).
Syahza, A. (2011). Model Pengembangan Wajib Belajar 12 Tahun (Wajar 12 Tahun) di Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Riau. (Online). Tersedia: mizaneducation.blogspot.com. (12 Desember 2011).
Thomas, D.R. (2003). A General Inductive Approach for Qualitative Data Analysis. School of Population Health University of Auckland - New Zealand. (online). Tersedia: http://www.frankumstein.com. (15 Mei 2013).
Tilaar, H.A.R dan Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Tilak, J. (2002). Vocational Education and Training in Asia. National Institute of Educational Planning and Administration. New Delhi-India. (Online). Tersedia: http://www.norrag.org. (5 Mei 2011).
Undang-undang Dasar tahun 1945. (2003). BP. Dharma Bhakti. Jakarta.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BP. Dharma Bhakti. Jakarta.
Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005-2025.
UNICEF. (2000). Defining Quality in Education. United Nation Plaza, H-7. New York. (Online). Tersedia: http://www.unicef.org. (10 Juni 2011).
Wirda, Y. Analisis kebijakan pendidikan: Pemerataan dan perluasan akses pendidikan. SIPP – Puslitjak - Balitbang Kemendiknas. (Online). Tersedia: http://sippendidikan.org. (11 Januari 2013).
Zinser, R. (2004). New Role to Meet Industy Needs: A Look at the Advanced Technological. Journal of Vocational Education Research. Volume 29,
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v23i1.5584
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Administrasi Pendidikan
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007
Jurnal Administrasi Pendidikan is issued by Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats