SIGNIFIKANSI KULTURAL SITUS PENJARA BANCEUY DALAM KONTEKS URBAN DESIGN KOTA BANDUNG

Gilang Pratomo

Abstract


Signifikansi kultural dalam arsitektur cagar budaya menghadapi tantangan kompleks di tengah pembangunan urban yang dinamis. Penelitian ini menganalisis bagaimana elemen urban design mempengaruhi pelestarian signifikansi kultural Situs Penjara Banceuy di Kota Bandung melalui integrasi pendekatan konservasi Orbasli dan Feilden dengan teori urban design Shirvani. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dan studi kasus, penelitian menggali signifikansi kultural situs dari dimensi nilai emosional, kultural, dan fungsional, kemudian menganalisis interaksinya dengan delapan elemen urban design dalam radius 300 meter. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Situs Penjara Banceuy memiliki signifikansi kultural sebagai simbol resistensi antikolonial dan collective memory tentang trauma kolonialisme, meskipun kondisi fisiknya hanya menyisakan sel nomor 5 dan menara jaga akibat pembongkaran tahun 1983. Analisis elemen urban design menunjukkan preservation dan signage sebagai faktor penentu utama visibilitas simbol perjuangan, sementara building form and massing serta open space berfungsi sebagai kerangka kontekstual untuk internalisasi memori. Circulation dan pedestrian ways berperan sebagai medium refleksi, sedangkan land use dan activity support memfasilitasi keberlanjutan kawasan. Penelitian menemukan bahwa pelestarian signifikansi kultural memerlukan pendekatan integratif melalui rekonstruksi parsial benteng, optimalisasi konektivitas visual dengan Alun-alun, regulasi signage yang ketat, dan pengembangan heritage trail. Kontribusi penelitian mencakup kerangka metodologis untuk evaluasi signifikansi kultural dalam konteks urban dan rekomendasi strategi pelestarian yang mengintegrasikan realitas pembangunan ekonomi perkotaan dengan konservasi cagar budaya.

Keywords


Signifikansi Kultural, Konservasi, Elemen Urban Design, Situs Penjara Banceuy

Full Text:

PDF

References


Abdurahiman, S., Kasthurba, A. K., & Nuzhat, A. (2024). Assessing the socio-cultural impact of urban revitalisation using Relative Positive Impact Index (RPII). Built Heritage, 8(1). https://doi.org/10.1186/s43238-024-00118-3

Adams, C. (1966). BUNG KARNO PENJAMBUNG LIDAH RAKJAT : INDONESIA BIOGRAPHY AS TOLD TO CINDY ADAMS (S. Hadi, Trans.). Gunung Agung.

Ashadi. (2016). Peradaban dan Arsitektur KLASIK YUNANI-ROMAWI. Arsitektur UMJpress. https://www.researchgate.net/publication/314305998

Foucault, M. (1995). Dicipline and Punish, The Birth of the Prison (A. Sheridan, Trans.; Second Edition).

Francini, C., & Rozochkina, T. (2024). Cultural Heritage and Urban Development: Embracing the Historic Urban Landscape Approach. In Research for Development: Vol. Part F3352 (pp. 105–113). Springer Science and Business Media Deutschland GmbH. https://doi.org/10.1007/978-3-031-54816-1_7

ICOMOS, A. (2013). The Burra Charter : the Australia ICOMOS charter for places of cultural significance 2013. Australia ICOMOS Incorporated.

K. Denzin, N., & S. Lincoln Yvonna. (2018). The SAGE Handbook of Qualitative Research (Fifth Edition). SAGE Publications, Inc.

M Feilden, B. (2003). Conservation of Historic Buildings (Third). Architectural Press.

Nurwulandari, R., & Kurniawan, K. R. (2020). “Europa in de Tropen”, The Colonial Tourism and Urban Culture in Bandung. Journal of Architectural Design and Urbanism, 2(2), 15–23. https://doi.org/10.14710/jadu.v2i2.7147

Orbasli, A. (2008). Architectural Conservation: Principles and Practice. Wiley-Blackwell.

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NO 7 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA , Pub. L. No. 7/2018, Pemerintah Kota Bandung (2018).

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR: 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA BANDUNG TAHUN 2015-2035, Pemerintah Kota Bandung (2015).

Porteous, J. D. (2003). Environmental Aesthetics: Ideas, Politics and Planning. Routledge.

Rony Gunawan, S., Nindyo, S., Ikaputra, & Bakti, S. (2013). COLONIAL AND TRADITIONAL URBAN SPACE IN JAVA: A MORPHOLOGICAL STUDY OF TEN CITIES. Journal of Architecture and Built Environment, 40, 77–88. https://doi.org/10.9744/dimensi.40.1.77-88

Rukayah, R. S., Pribadi, S. B., & Etenia, A. (2021). Alun-Alun Lama dan Wilhelmina Plein Ruang Terbuka kota di Pusat Pemerintahan Lokal dan Kolonial di Semarang. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 6(2), 80–89. https://doi.org/10.14710/jscl.v6i2.37479

Said, E. W. . (1979). Orientalism. Pantheon Books.

Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold Company.

Smith, L. (2022). Heritage, the power of the past, and the politics of (mis)recognition. Journal for the Theory of Social Behaviour, 52(4), 623–642. https://doi.org/10.1111/jtsb.12353

Tamimi, N., Fatimah, I. S., & Hadi, A. A. (2020). TIPOLOGI ARSITEKTUR KOLONIAL DI INDONESIA. Vitruvian Jurnal Arsitektur Bangunan Dan Lingkungan, 10(1), 45. https://doi.org/10.22441/vitruvian.2020.v10i1.006

UNESCO. (2009). World Heritage and Buffer Zones : Patrimoine mondial et zones tampons. www.kosinscy.pl

UNESCO. (2011). Recommendation on the Historic Urban Landscape.

Wang, S., Zhang, J., Wang, F., & Dong, Y. (2023). How to achieve a balance between functional improvement and heritage conservation? A case study on the renewal of old Beijing city. Sustainable Cities and Society, 98. https://doi.org/10.1016/j.scs.2023.104790




DOI: https://doi.org/10.17509/jare.v7i2.87162

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Journal of Architectural Research and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.