Development Potency of Indonesian Cardamom Essential Oil as Export Diversification in Sukabumi Regency [Potensi Pengembangan Minyak Atsiri Kapulaga Indonesia sebagai Diversifikasi Ekspor Kabupaten Sukabumi]

Lela Lailatul Khumaisah, Aris Juliansyah, Cici Suardi

Abstract


Saat ini, perkembangan minyak atsiri di dunia semakin pesat dikarenakan manfaatnya yang sangat beragam, di antaranya sebagai bahan parfum, kosmetik, obat, dan aromaterapi. Kapulaga (Elletaria cardamomum) merupakan salah satu hasil pertanian Kabupaten Sukabumi yang masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga daya jual atau nilai ekonomisnya masih rendah. Tanaman asli Indonesia ini masih belum banyak dikembangkan secara komersial oleh masyarakat dan menurut Dewan Atsiri Indonesia, berpotensi dikembangkan di masa mendatang. Di sisi lain, para petani kapulaga di Sukabumi termasuk mitra pengabdian kami baru hanya dapat menghasilkan buah kapulaga (bahan baku/mentah) saja dan belum mampu memproduksi minyak atsiri dari kapulaga. Jumlah produksi dari sekitar 700 pohon kapulaga menghasilkan 2 – 3 kuintal buah dengan harga jual berkisar Rp6.000,00 per kg, sedangkan minyak atsiri kapulaga (cardamon oil) dipatok seharga US 175 atau sekitar Rp 2.300.000,00 pada tahun 2017. Oleh karena itu, pengolahan lebih lanjut bahan mentah untuk menghasilkan minyak atsiri yang harganya jauh lebih mahal perlu dilakukan. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pendampingan mitra dalam menghasilkan cardomon oil yang dilanjutkan dengan pengujian kualitas minyak yang dihasilkan melalui uji Standar Nasional Indonesia (SNI). Potensi pengembangan minyak atsiri kapulaga ini begitu menjanjikan, mengingat manfaat dari cardamon oil sangat beragam di antaranya sebagai antioksidan, antikarminatif, antitusif, analgetik mengingat kualitas yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI. Adanya produk minyak kapulaga ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis buah kapulaga yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan para petani serta harapannya akan menjadi salah satu komoditas ekspor Kabupaten Sukabumi pada masa mendatang.

Nowadays, the development of essential oils in the world is increasing rapidly due to their various benefits. It includes as an ingredient in perfumes, cosmetics, medicines, and aromatherapy. Cardamom (Elletaria cardamomum) is one of the agricultural products of Sukabumi which has not undergone further processing. Thus, its economic value is still low. This native plant from Indonesia is still not widely developed commercially. According to the Indonesian Atsiri Council, cardamom has the potential to be developed in the future. On the other hand, cardamom farmers in Sukabumi, including our service partners, can only produce cardamom fruit (raw material) and have not been able to produce cardamom essential oil. The total production of 700 cardamom trees produces 2 – 3 quintals of fruit with a selling price of around Rp. 6,000.00 per kg, while cardamon oil is at US 175 or around Rp. 2,300,000.00 in 2017. Therefore, further processing of raw materials to produce essential oils which are much more expensive needs to be carried out. The method used in this service activity is counselling and mentoring partners in producing cardamom oil followed by testing the quality of the oil produced through the Indonesian National Standard (SNI) test. The potential for developing cardamom essential oil is very promising, considering that the benefits of cardamom oil are very diverse, including as an antioxidant, anti-carminative, antitussive, and analgesic considering that the quality produced is by SNI. The existence of cardamom oil products is expected to increase the economic value of cardamom fruit which will have an impact on increasing the income of farmers and it is hoped that it will become one of the export commodities of Sukabumi in the future.


Keywords


Kapulaga (Elletaria cardamom), cardamon oil, uji SNI, sineol, Sukabumi

Full Text:

PDF

References


Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah: Ketaren, S. Jakarta: UI Press.

Market Brief. 2011. HS 0908 Biji Pala dan Kapulaga. ITPC Osaka.

Ma’mun. 2006. Karakteristik Beberapa Minyak Atsiri Famili Zingiberaceae dalam Perdagangan. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. XVII, 2. Halaman 91 – 99.

Mursito, B. 2004. Tampil Percaya Diri Dengan Ramuan Tradisional. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prasasty, I., Suranto dan Ratna Setyaningsih. 2003. Aktivitas Anticendawan Biji dan Buah Kapulaga Lokal (Amomum cardamomum Willd.) terhadap Botrytis cinerea Pers. asal Buah Anggur (Vitis sp.) Biosamart. Volume 5, Nomor 1. Halaman: 61 – 64. ISSN: 1411-321X.

RPJMD Kabupaten Sukabumi, 2015.

Situs Resmi Kabupaten Sukabumi. 2014. Sumberdaya Alam: Pertanian. Tersedia: http://sukabumikab.go.id/home/potensi_det.php?id=3&q=Pertanian. [Online] 14 April 2016.

Sumangat, Djajeng dan Edy Mulyono. Tanpa tahun. Pengaruh lama Penyulingan dan Kondisi bahan pada Proses Penyulingan terhadap Randemen dan Karakteristik Mutu Minyak Kapolaga Lokal (Amornum cardamomum) dan Kapulaga Sabrang (Elletaria cardamomum). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembongon lndustri Berbosis Pertanian. Halaman 731 – 743.

Trubus. 2009. Minyak Atsiri. Redaksi Trubus. Volume 7.

Wikipedia. 2016. Desa Mekarsari Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Mekarsari,_Nyalindung,_Sukabumi. [Online] 14 April 2016.

Winarsi, Hery. 2014. Antioksidan Daun Kapulaga: Aplikasinya di Bidang Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta: Graha Ilmu. ISBN: 978-602-262-370-0.




DOI: https://doi.org/10.17509/jpi.v1i2.52435

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.