KONDISI TERUMBU KARANG PADA WISATA BAHARI DI PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU

Irawati Devi, Cakra Rahardjo, Salsabila Putri Fahriza

Abstract


Terumbu karang adalah sumber daya laut yang memiliki peran penting salah satunya
menyediakan tempat yang aman untuk pemijahan ikan karang. Keindahan yang luar biasa
juga dimiliki oleh terumbu karang. Terumbu karang dapat ditemukan berlimpah di laut
dangkal Indonesia. Kepulauan Seribu adalah rumah bagi salah satu dari mereka. Terumbu
karang Kepulauan Seribu yang terletak di utara DKI Jakarta memiliki tingkat kekayaan dan
sebaran yang tinggi, yaitu 35.878 ind/ha. Keindahan terumbu karang dijadikan komponen
pada sektor pariwisata bawah laut. Untuk itu perlu adanya daya dukung kawasan pada objek
wisata salah satunya di Pulau pari karena daya dukung kawasan adalah salah satu faktor yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan pengembangan suatu objek wisata. Hal utama sebagai
dasar adanya daya dukung tersebut adalah harus mengetahui kondisi terumbu karang di suatu
kawasan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di
pulau pari. Adanya perubahan luasan terumbu karang di Pulau Pari dalam kurun waktu
2015-2019 yaitu bertambah seluas 254,66 ha atau dalam kurun 5 tahun terjadi penambahan
sebanyak 44,47% atau 8,89% per tahun.


Keywords


Pulau Pari; Terumbu Karang; Wisata.

References


Atjo, A.A., (2010). Sebaran dan Keanekaragaman Ikan Karang Pada Kondisi dan Variasi

Habitat Terumbu Karang Pulau Barrang Lompo di Perairan Pulau Barrang Lompo.

(Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan.Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan.Universitas Hasanuddin). Makassar.

Bennett, N.J., & Dearden, P. (2014). Why local people do not support conservation:

Community perceptions of marine protected area livelihood impacts, governance and

management in Thailand. Marine Policy, 44, 107-116.

Burke, L. Reytar, K. Spalding, M. dan Perry, A. 2012. Menengok Kembali Terumbu Karang

yang Terancam di Segitiga Terumbu Karang. World Resources Institute. 1(1): 24-32

Corvianawatie, C., & Abrar, M. 2018. Kesesuaian Kondisi Oseanografi dalam Mendukung

Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pulau Pari. Jurnal Kelautan Nasional,

(3):155-161

CRTIC Coremap II-LIPI. (2009). Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat (Creel) di

Kabupaten Bintan. 31 hal.

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta

(ID) : Gramedia Pustaka Utama.

Estradivari, Setyawan E, Yusri S. 2009. Terumbu Karang Jakarta: Pengamatan Jangka

Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Yayasan TERANGI .

Faishal. (2015). Pengaruh Kawasan Pariwisata Terhadap Kesehatan Karang di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu. (Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Institut Pertanian

Bogor).

Giyanto et al. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. COREMAP-CTI Pusat

penelitian Oseanografi-LIPI Jakarta.

Kelurahan Pulau Pari. 2012. Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Pari Kecamatan

Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta: Kelurahan Pulau Pari.

Kepmen LH. (2004). Lampiran Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan No. 51 Tahun

tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Jakarta.

Kordi, K. M. G. H. (2010). Ekosistem terumbu karang. Rineka Cipta.

Lamb JB, Willis BL. 2011. Using Coral Disease Prevalence to Assess the Effects of

Concentrating Tourism Activities on Offshore Reefs in a Tropical Marine Park. In

Conservation Biology.

Lloret, J., Marín, A., Marín-Guirao, L., & Carreño, M. F. (2006). An alternative approach for

managing scuba diving in small marine protected areas. Aquatic Conservation: Marine

and Freshwater Ecosystems, 16(6), 579–591.

Mardesyawati, A., & Timotius, S. (2010). Pembelajaran pengelolaan terumbu karang

Kepulauan Seribu 2002–2009: Melalui pendekatan pengelolaan perikanan ornamental,

pendidikan & pelatihan, dan ekowisata berbasis masyarakat. Yayasan Terumbu Karang

Indonesia.

Mukhtar. (2013). Metode praktis penelitian deskriptif kualitatif. GP Press.

Mulyana, Y. (2006). Pedoman pelaksanaan transplantasi karang. Direktorat Jenderal

Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan.

Mutiara. (2019). Partisipasi masyarakat dan wisatawan dalam upaya rehabilitasi terumbu

karang Pulau Pramuka dan Pulau Pari di Kepulauan Seribu (Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia).

Neksidin, dkk. (2021). Keberlanjutan pengelolaan wisata bahari di Pulau Pari, Kabupaten

Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 284–291.

Oscar, Kusnoputranto, H., & Junita, I. (2020). Analisis wisata selam berkelanjutan (studi

kasus: Daya dukung lingkungan terumbu karang untuk wisata selam di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu). Jurnal Riset Jakarta, 29–40.

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1994 Tentang Pengusahaan

Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional. Taman Hutan Raya, dan Taman

Wisata Alam.

Riska, Sadarun, B., & Yasir Haya, L. O. M. (n.d.). Kelimpahan Drupella pada perairan

terumbu karang di Pulau Belan-Belan Besar Selat Tiworo Kabupaten Muna, Sulawesi

Tenggara. Jurnal Mina Laut Indonesia, 2(6), 69–80.

Samadi. 2015. Model Penanganan Kerusakan Terumbu Karang di Kepulauan Seribu DKI

Jakarta. SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi. 34-40.

Supriharyono. (2007). Pengelolaan ekosistem terumbu karang. Djambatan.

Syarifuddin, A. A. (2011). Studi kelangsungan hidup dan pertumbuhan karang Acropora

formosa (Veron & Terrence, 1979) menggunakan teknologi Biorock di Pulau Barrang

Lompo Kota Makassar (Skripsi, Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas

Hasanuddin).

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Uyarra, C.M., Watkinson, A.R., & Côté, I.M. .2009. Managing Dive Tourism for the

Sustainable Use of Coral Reefs : Validating Diver Perceptions of Attractive Site Features.

Yonas et al. 2018. Pemetaan Sebaran Terumbu Karang Menggunakan Citra Satelit Spot-6 di

Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu. Journal of Maquares, 279-287.

Yulianda, F. (2007). Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumber daya pesisir

berbasis konservasi. FPIK IP.

Wong, P. P. (1991). Coastal tourism in Southeast Asia. ICLARM Education Series, 13, 40 p.

Manila.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Pendidikan Perikanan Kelautan (Journal of Fisheries and Maritime Studies) is published by UPI.