Implementation of the Pentahelix Model Collaboration in Identifying the Tourism Potential of the Puncak Kabun Area, Agam Regency

Siska Mandalia, Pepy Afrilian, Ari Saputra, Wiranda Wulandari

Abstract


ABSTRACT

The main problem is how collaboration is carried out by each stakeholder in identifying tourism potential in the Puncak Kabun area of Agam Regency. The purpose of this study is to determine whether stakeholders collaborate or not, in identifying tourism potential in the Puncak Kabun area. This study is field researchto obtain data on the problems studied. The data collection technique used is Snowball. Data processing was carried out in a qualitative and descriptive manner, to ensure the validity of the data, the researcher conducted member checks to find out how far the data obtained were in accordance with what was provided by the data provider. From the conducted field research there are seven components of collaboration that must be met by stakeholders, namely: Shared Understanding or Common Goals, Administration, Trust, Commitment, Mutuality, Communication, and Collaborative environment. However, in the Puncak Kabun area, the seven components of collaboration that must be carried out by stakeholders in identifying tourism potential that have not been implemented properly. Puncak Kabun area is an unofficial area and the business activities in it are still privately owned.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerjasama atau tidaknya stakeholder dalam mengidentifikasi potensi wisata di kawasan Puncak Kabun. Ini adalah penelitian lapangan untuk mendapatkan data tentang masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Snowball. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Untuk memastikan keabsahan data, peneliti melakukan member check untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh penyedia data. Dari penelitian yang peneliti lakukan di lapangan, tujuh komponen kerjasama yang harus dipenuhi oleh para pemangku kepentingan, yaitu: pemahaman bersama/ tujuan bersama, Administrasi, Kepercayaan, Komitmen, Kebersamaan, Komunikasi, dan Lingkungan kolaboratif. Namun di kawasan Puncak Kabun, tujuh komponen kolaborasi yang harus dilakukan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi potensi wisata belum terlaksana dengan baik. Pasalnya, kawasan Puncak Kabun merupakan kawasan tidak resmi, dan kegiatan bisnis di dalamnya masih dimiliki oleh swasta.


Keywords


Collaboration; Stakeholders; Identification of Tourism Potential; Puncak Kabun

Full Text:

PDF

References


Amalyah, R., dkk. (2016). Peran stakeholder pariwisata dalam pengembangan Pulau Samalona sebagai destinasi wisata bahari. Jurnal Administrasi Bisnis, 37(1), 158–163.

Carrol, A. B. (1991). The pyramid of corporate social responsibility: Toward the moral management of organizational stakeholders. Business Horizon, 34(4), 39-48.

Susana, I., Alvi, N. N., & Persada, C. (2017). Perwujudan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat lokal di Pulau Pahawang, Pesawaran, Provinsi Lampung. Tataloka, 19(2), 117-128.

Devy, H. A., & Soemanto, R. B. (2017). Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata alam sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi kasus objek wisata Air Terjun Jumog di kawasan wisata Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar). DILEMA, 32(1), 34-44.

Maturbongs, E. E., & Lekatompessy, R. L. (2020). Kolaborasi pentahelix dalam pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal di Kabupaten Merauke. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 3(1), 55-63.

Cahyo, E. D., & Nuryanti, W. (2018). Peran stakeholder pemerintah dan swasta dalam perkembangan destinasi wisata di Kabupaten Pulau Morotai. Gadjah Mada Journal Of Tourism Studies, 1(2), 64-78.

Fairuza, M. (2019). Kolaborasi antar stakeholder dalam pembangunan inklusif pada sektor pariwisata. Kebijakan dan Manajemen Publik, 5(3), 1-13.

Indrianeu, T., Fadjarajani, S., & Singkawijaya, E. B. (2021). Analisis potensi pariwisata di Kabupaten Cianjur. Jurnal Geografi Dan Pengajarannya , 19(1), 73–90.

Halibas, A. S., Sibayan, R. O., & Maata, R. L. R. (2017). The penta helix model of innovation in Oman: An HEI perspective. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management, 12, 159-172.

Khotimah, K. W. (2017). Strategi pengembangan potensi destinasi pariwisata budaya (Studi kasus pada kawasan situs Trowulan sebagai pariwisata budaya unggulan di Kabupaten Mojokerto). Administrasi Bisnis, 42(1), 56-65.

Muis, A. (2016). Peran dinas pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan (Studi pengembangan ekowisata di Kabupaten Penajam Paser Utara). Administrasi Negara, 4(2), 3988-4001.

Paristha, N. P. T., Arida, I. N. S., & Bhaskara, G. I. (2022). Peran stakeholder dalam pengembangan Desa Wisata Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Jumpa, 8(2), 625-648.

Utomo, D. K. S., Gusadi, M. H., Rahmi, U. A., Ramadhan, G., & Pratiwi, W. D. (2024). Identifying 4a’s Component (Attraction, Accessibility Amenity, And Ancillary) In Sade Tourism Village. Jurnal DIALEKTIKA: Jurnal Ilmu Sosial, 22(1), 105-118.

Yulianda, H., & Sari, A. R. (2022). Faktor yang mempengaruhi minat kunjung ulang wisatawan (repeater guest) pada objek wisata Banto Royo. Journal of Tourism Sciences, Technology and Industry, 1(2), 1-12.




DOI: https://doi.org/10.17509/jithor.v6i1.51437

Refbacks



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

eISSN : 2654-4687

pISSN : 2654-3893

This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Visit My Stat