Uncovering the Philosophy of Kawung Batik: Harmony of Culture and Modernity in the Terminal Architecture Design of Yogyakarta International Airport (YIA)

Indadzil Arsyi Makiin, Sri Handayani

Abstract


Abstract: Kawung batik is one of the cultural heritages of Java, rich in philosophical meanings such as harmony, balance, and spiritual equilibrium. This makes the Kawung motif a representation of local wisdom in the modern architectural design of Yogyakarta International Airport (YIA). The motif is applied not only as a visual ornament but also interpreted as a cultural narrative embedded within the functional context of the airport. This study aims to explore how the philosophy of Kawung batik is implemented in architectural design, and how it reflects the integration between local tradition and modern architecture. The research uses a qualitative descriptive method with a hermeneutic approach as an analytical technique to interpret the symbolic meanings of the Kawung motif, consciously and contextually reflecting Javanese philosophy. The findings reveal that Kawung batik not only reinforces local identity but also creates an inclusive and sustainable public space. The symbolic application is interwoven with Javanese cosmological concepts such as Sepasar, Mancapat, Sedulur Papat Lima Pancer, and the Mataram governance structure—all of which are translated into architectural elements. The conclusion affirms that architecture is not merely a physical construction, but a medium for conveying deep cultural and spiritual values, while also achieving harmony between function, form, and meaning in modern architecture.

Keywords: Kawung Batik, Javanese Philosophy, YIA Airport, Hermeneutics

Abstrak: Batik Kawung merupakan salah satu warisan budaya Jawa yang sarat akan makna filosofisnya, seperti keselarasan, keseimbangan, dan harmoni spiritual. Hal tersebut menjadikan motif Batik Kawung diangkat sebagai representasi kearifan lokal dalam desain arsitektur modern Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA). Motif ini tidak hanya diterapkan dalam bentuk ornamen visual saja, namun dimaknai sebagai narasi budaya yang menyatu dengan konteks fungsional bandara juga. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana filosofi Batik Kawung diimplementasikan dalam desain arsitektural, serta bagaimana penerapannya mencerminkan integrasi antara tradisi lokal dan arsitektur modern. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutika sebagai teknik analisis, untuk menginterpretasikan makna simbolis dari motif Batik Kawung yang merefleksikan filosofi Jawa secara sadar dan kontekstual. Temuan menunjukkan bahwa Batik Kawung tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga menciptakan ruang publik yang inklusif dan berkelanjutan. Penerapan simbolisme ini berpadu dengan konsep-konsep kosmologi Jawa seperti Sepasar, Mancapat, Sedulur Papat Lima Pancer, hingga struktur pemerintahan Mataram, yang semuanya diterjemahkan dalam elemen arsitektur. Simpulan dari penelitian ini, arsitektur diposisikan bukan sekadar sebagai konstruksi fisik, melainkan sebagai medium komunikasi nilai-nilai budaya dan spiritualitas yang mendalam, sekaligus menghadirkan harmoni antara fungsi, bentuk, dan makna dalam arsitektur modern.

Kata Kunci: Batik Kawung, Filsafat Jawa, Bandara YIA, Hermeneutika


Full Text:

PDF

References


Maulana, A. (2019). Kearifan Lokal Yogyakarta: Sebuah Kajian Filosofis dan Implementasinya dalam

Kehidupan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yenny, Dektisa Hagijanto, A., & Dian Arini Maer, B. (2014). Analisis Penerapan Sparkling Surabaya sebagai City Branding di Bandara Internasional Juanda.

Dwiasta R, A. Y. (2014). Pemanfaatan Tema Arsitektur Tradisional Lokal Terhadap Transformasi Bentuk Dan Fungsi Arsitektur Di Perkotaan Dalam Konteks Kekinian. Jurnal Forum Bangunan, 12(1).

Indarmaji. (1983). Seni kerajinan batik. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

Condronegoro, M. S. (1995). Busana adat Keraton Yogyakarta: Makna dan fungsi dalam berbagai upacara. Yayasan Pustaka Nusantara.

Sukarno. (1987). Ragam hias tradisional. Makalah Lembaga Javanologi, Yogyakarta.

Yahya, A. (1971). Seni lukis batik sebagai sarana peningkatan apresiasi seni lukis kontemporer. Fakultas Keguruan Ilmu Seni, IKIP Yogyakarta.

Koeswadji, K. (1981). Mengenal seni batik di Yogyakarta. Proyek Pengembangan Permuseuman, Yogyakarta.

Siswomihardjo, O. (2011). Pola batik klasik: Pesan tersembunyi yang dilupakan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Susanto, S. (1980). Seni kerajinan batik Indonesia. Departemen Perindustrian RI, Jakarta.

Kushardjanti, N. (2008). Makna filosofis motif dan pola batik klasik/tradisional. Seminar Nasional Kebangkitan Batik Indonesia, Yogyakarta.

Ariq Pangarsa, N., & Agustin, D. (2020). Aplikasi dan eksplorasi motif ragam hias batik kawung serta batik parang sebagai upaya pelestarian batik dalam perancangan interior.

Hermandra, H. (2022). Motif Kawung Pada Batik Tradisional Yogyakarta: Kajian Semantik Inkuisitif. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 11(2), 378. https://doi.org/10.26499/rnh.v11i2.5219

Mulyatama, D., & Novrizal, D. (2022). Makna motif batik kawung sebagai ide dalam perancangan interior el hotel royale bandung. In Prodi Desain Interior (Vol. 1, Issue 1). https://rozisenirupa.id/

Parmono, K. (2013). Nilai Kearifan Lokal dalam Batik Kawung.

Sarwono. (2005). Motif Kawung sebagai Simbolisme Busana Para Abdi dalam Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.17509/jodie.v5i2.84034

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Indadzil Arsyi Makiin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.