KESENIAN WAYANG KALENG SEBAGAI BENTUK KRITIK SOSIAL

Cindy Imelda Citra Dewi

Abstract


Permasalahan penelitian ini berangkat dari adanya kegelisahan seorang seniman yang melihat limbah berserakan dimana-mana. Melihat adanya fenomena tersebut maka ia menuangkan gagasannya untuk memanfaatkan limbah kaleng menjadi karya seni wayang kaleng. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adanya proses terbentuknya wayang kaleng dan fungsi serta kedudukan kesenian wayang kaleng dalam seni helaran. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif analisis yang dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesenian wayang kaleng merupakan sebuah karya inovasi seorang kreator seni yaitu bapa Ade Suarsa. Hal ini membuat limbah menjadi suatu yang bernilai dengan pembawaan cerita wayang yang dikombinasi dengan adanya gerak tari yang berisi kritik sosial masyarakat tentang bencana alam. Wayang kaleng adalah suatu media kesenian dari Sanggar EDAS yang memanfaatkan limbah untuk menyampaikan pesan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, fungsi dari kesenian wayang kaleng dalam sebuah seni helaran berfungsi sebagai sarana hiburan, sarana integrasi sosial, sarana pendidikan, dan sarana kritik sosial yang menjadi pengingat masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan serta mengandung nilai-nilai sosial dalam masyarakat seperti nilai kebersamaan. Penelitian ini direkomendasikan untuk instansi terkait agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan pada kesenian khususnya di Jawa Barat.


Keywords


Wayang Kaleng ; Seni Helaran ;Kritik Sosial

References


Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951– 952., 2013–2015.

Darmoko, D. (2004). Seni Gerak dalam Pertunjukan Wayang Tinjauan Estetika. Makara Human Behavior Studies in Asia, 8(2), 83–89.

Dewi, A. S. (2020). MAKNA GERAK DAN FUNGSI TARI TAJUN TANDANG DALAM UPACARA BATATUNGKAL DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMATAN SELATAN. Imaji, 18(1), 16– 24.

Hadi, Y. S. (2017). Koreografi: Bentuk-Teknik- Isi. Dwi-Quantum.

Hadiatiningrum, A., Haerudin, D., Tari, D. P., Jakarta, U. N., Timur, K. J., Etnika, S., Sora, D., & Bogor, K. (2021). TARI WAYANG KALENG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA. 1(2), 1–8.

Hadiyati, E. (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(1). https://doi.org/10.9744/jmk.13.1.8-16

Heradista, D., Permanasari, A. T., & Lestari, D. J.(2020). Makna Gerak Tari pada Kesenian Rampak Bedug di Sanggar Seni Harum Sari Pandeglang Banten. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 595–605.

Ii, B. A. B., & Peran, A. (2015). Organization and management. Handbook of Educational Ideas and Practices, 377–518. https://doi.org/10.4324/9781315717463-14

Jeklin, A. (2016). No Title No Title No Title. July, 1–23.

Mirdamiwati, S. M. (2014). Peran Sanggar Seni Kaloka Terhadap Perkembangan Tari Selendang Pemalang di Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Jurnal Seni Tari, 3(1), 1–11.

Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa (Vol. 1, Issue 1). http://e- journal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://j urnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/vie wFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10. 1016/j.sbspro.2015.04.758%0Awww.iosrjou rnals.org

Patel. (2019). No Title No Title No Title. 9–25. Rohendi, H. (2016). Fungsi Pertunjukan Seni Reak di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi.

Pendidikan Dan Kajian Seni, 1(1), 54–65. Tasyadhila, P., Kasmahidayat, Y., & Sunaryo, A. (2022). Nilai spiritual pada tari kiamat.

(1), 208–217.

Theory, T. H. E., Open, O. F., & Systems, Q.

(2002). No Title. Oxford University Press,

Tresia, Y. (2021). Fungsi dan Perkembangan

Seni Pertunjukan Kuda Renggong di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.1-95.




DOI: https://doi.org/10.17509/ringkang.v2i2.50193

Refbacks

  • There are currently no refbacks.