TARI RANDAU KABUPATEN BELITUNG

April Kharisma Ronyta, Tati Narawati

Abstract


Tari Randau adalah tarian yang terdapat pada upacara Maras Taun yang berasal dari kata Berandau artinya mencampurkan beras dan singkong atau beras dan kacang hijau ataupun beras dan jagung agar terlihat banyak dan cukup untuk dimakan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan bentuk, fungsi dan simbol yang terdapat pada Tari Randau. Teori Etnokoreologi menjadi payung penelitian yang dipadukan dengan teori koreografi, rias dan busana, fungsi dan simbol. Metode yang digunakan adalah Kualitatif deskriptif analisis dengan pendekatan etnokoreologi dengan langkah : (1) Struktur tari (2) Deskripsi (3) Kategorisasi (4) Analisis (5) Sintesa teks dan konteks (6) Memaknai. Struktur koreografi tari ini didominasi oleh desain gerak asimetris dengan penggunaan ruang, tenaga dan waktu yang sedang. Tari Randau memiliki ciri kategori gerak pure movement pada gerak ngenjut bahu, kategori gerak locomotion yang terdapat pada gerak Lumpat Kijang, kategori gerak gesture terdapat pada motif gerak ngais. Rias yang digunakan dalam Tari Randau adalah rias corrective, sedangkan busana yang digunakan adalah Baju Kurong Melayu, celana panjang dan rok songket. Musik iringan pada tari ini menggunakan dambus dan gendang melayu serta akordion dan tamborin. Fungsi Tari Randau ini termasuk kedalam pseudo ritual karena penari tidak terpilih khusus dan tidak melalui upacara penyucian. Simbol yang terkandung dalam Tari Randau terdapat pada kesalan, lepat, bedak tepung, warna busana, serta properti Mentudong. Dengan melihat bentuk, fungsi serta simbol yang ada, Tari Randau menjadi representasi budaya dan tradisi masyarakat Belitung yang mengedepankan kebersamaan, rasa syukur, dan sebagai pelindung sumber kehidupan untuk keberlangsungan hidup serta mempertahankan fungsi dan arti simbol yang mendalam.

Keywords


Tari Randau, Bentuk, Fungsi, Simbol, Etnokoreologi

References


Adelina, A. (2015). Tari Sepen di Sanggar Dian Praja. Universitas Pendidikan Indonesia.

Adhitya, F. (2016). Pelestarian Tradisi Upacara Adat Maras Taunterhadap Nilai-Nilai Karakter Bangsa pada Masyarakat Desa Sukamandi Kecamatan Damar Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. http://repository.unpas.ac.id/13099/

Amirulloh, T. M., & Badaruddin, S. (2024). AESTHETICS OF MAKEUP AND COSTUME DESIGN IN THE DANCE" CISONDARI": UNVEILING LOCAL CULTURAL IDENTITY. Journal of Dance and Dance Education Studies, 4(2), 63-81.

Azman,M., Badaruddin,S., & Suhariyoko. (2023). Tata Rias dan Busasna Pengantin Kota Lubuklinggau. CV. Litera Kata

Badaruddin, S. (2019). STUDI KOMPARATIF TARI SILAMPARI GAYA MUSI RAWAS DAN GAYA LUBUKLINGGAU DI SUMATERA SELATAN (Doctoral dissertation, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia).

Badaruddin, S. (2022). SILAMPARI Sebuah Identitas dan Jati diri. Pustaka Aksara.

Badaruddin, S., & Masunah, J. (2019, February). The Style of Silampari Dance of Lubuklinggau as a Greeting Dance in South Sumatera Indonesia. In International Conference on Arts and Design Education (ICADE 2018) (pp. 65-69). Atlantis Press.

Badaruddin, S. (2016). Makna Simbolis Tari Piring Empat Puluh di Kelurahan Selangit Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).

Badaruddin, S., Alsri, D., & Suherman, M. A. L. (2024). Upacara Ritual Muang Jong Masyarakat Pesisir Suku Sawang di Pulau Belitung. Jurnal Sendratasik, 13(3), 65-78.

Hadi, S. Y. (2005). Seni dalam Ritual Agama.

Hadi, S. Y. (2007). Kajian Tari : Teks dan Konteks. Pustaka.

Hidayat, R. (2005). Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis bagi Guru Seni Tari. Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Islam, P. N. (2016). Simbol properti Tari Sodor pada ritual Karo di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan.

Meri, L. (1986). Elemen - Elemen Dasar Komposisi Tari (Terjemahan Soedarsono).

Milles, H. (1992). Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press. https://eprints.uny.ac.id/18100/5/BAB III 09.10.033 Aji p.pdf

Narawati, T. (2003). Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa (1st ed.). P4ST UPI.

https://books.google.com/books/about/Wajah_tari_Sunda_dari_masa_ke_masa.html?id=vxuCAAAAMAAJ

Narawati, T. (2013). Etnokoreologi : Pengkajian Tari Etnis & Kegunaannya dalam Pendidikan Seni. Proceeding of the International Seminar on Languange and Arts, 69–73. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/isla/article/view/4005

Putri, D. D. (2019). Kajian Etnokoreologi Tari Campak Laut di Desa Sijuk Kabupaten Belitung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rosala, D. (1999). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Humaniora Utama Press.

Sedyawati, E., Parani, Y., Murgianto, S., Soedarsono, S., Rohkyatmo, A., Suharto, B., S. (1986). Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Gadjah Mada University Press.

Yunaldi, A. (2016). Ekspresi Goresan Garis dan Warna dalam Karya Seni Lukis. Besaung: Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 1, 46–51.




DOI: https://doi.org/10.17509/ringkang.v5i1.80811

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




E-ISSN 2776-4788 | P-ISSN 2797-9105

Address:

Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Seni Dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia. Gedung FPSD - Jl. Dr. Setiabudi No.229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154, Bandung, Provinsi Jawa Barat. (022)200-9198. 

Creative Commons License

Ringkang is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 

  

 

Tools for Author