Ekofeminisme: Perempuan, Alam, Perlawanan atas Kuasa Patriarki dan Pembangunan Dunia (Wangari Maathai dan Green Belt Movement 1990-2004)
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Arivia, G. (2006). Feminisme: Sebuah Kata Hati. Jakarta: Penerbit Kompas.
Astuti, T. (2012). Ekofeminisme dan Peran Perempuan Dalam Lingkungan. Indonesian Journal of Conservation, Vol. 1. No. 1, 49 – 60.
Bigeon, J. (2016). Gender Equality And Political Processes In Kenya. Nairobi: Strathmore University Press.
Delap, K. Q. (2013). From Root to Tree: Wangari Maathai's Green Belt Movement The Grassroots Approach to Addressing Human Rights Violations. Environmental. Claims Journal. 25(2), 144-153. DOI:10.1080/10406026.2013.782251.
Dewi, S. (2015). Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia Dengan Alam. Tangerang: Marjin Kiri.
Fitri, A.I. & Akbar, I. (2017). Gerakan Sosial Perempuan Ekofeminisme di Pegunungan Kendeng Provinsi Jawa Tengah Melawan Pembangunan Tambang Semen. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 3 No. 1. Hlm. 83 – 102.
Gottschlak, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Perss.
Hermes, J. (2007). “Media Representations of Social Culture: Gender” dalam Media Studies: Key Issues and Debates, ed. Eoin Deveroux. London: SAGE Publications : 191-210.
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Tim Kreatif Jurusan.
Keraf, A.S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas.
Kharisma, A,H. (2017). Menuju Pembangunan Global Yang Demokratir: Kritik Wangari Maathai Terhadap Wacana Pembangunan Global. Indonesian Journal od International relathions, Vol.1 No, 2. Hlm. 70 – 89.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Maathai, W. (2010). The Challenge for Africa. New York: Anchor Book.
Meidina, I. (2012). Gerakan Sabuk Hijau. Jakarta: Marjin Kiri.
Pratiwi, Dkk. (T.T). Peranan The Green Belt Movement Dalam Upaya Konservasi Hutan di Kenya Tahun 2007-2014. Jurnal Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. 1- 9.
Priyadi, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Reiter, R. R.(1975). Toward an Anthropology of Women: Introdution. New York: Monthly Review Press.
Scott, K. (2013). Peace Profil: Wangari Maathai and The Green Belt Movement. Peace Review: A journal of Social Justice. Vol. 25. No. 2, hlm 299-306. Doi: 10.1080/10402659.2013.785773.
Rismawati, S,D, dkk. (2017). Geliat Ecofeminisme Pedesaan dalam Pelestarian Lingkungan (Studi Kasus Di Desa Curug Muncar Pekalongan). Palastren. Vol.10, No.1 hlm. 1-24.
Shiva, V. (1998). Bebas dari Pembangunan: Perempuan, Ekologi, dan Perjuangan Hidup di India. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Taylor, B. (2013). Kenya’s Green Belt Movement Contributions, Conflict, Contradictions, and Complications in A Prominent Environmental Non-Governmental Organization (ENGO). Civil Society In The Age Of Monitory Democracy. Hlm .180 – 207. Oxford and New York: Berghahn Books.
Tong, Rosemary Putnam. (2006). Feminist Thought: A More Comprehensive Introduction. Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Aquaini Priyatna Prabasmara. Bandung: Jalasutra
Zega, D, C & Putri ,S.(2014). Relasi Alam dan Perempuan dalam Pemikiran Ekofeminisme Vandana Shiva. Jurnal Filsafat.
DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v8i2.22156
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Risal Maulana