Potret Keberadaan Kesenian Wayang Kulit di Bekasi: Wayang Kulit Akulturasi (Periode Tahun 1970-2015)

Dalila Kusuma Wardani, Didin Saripudin

Abstract


This article aims to describe the development of wayang kulit in Bekasi in 1970-2015. Broadly speaking, the main problem studied in this article is about "How is the existence of wayang kulit in Bekasi in the midst of the rapid pace of globalization in 1970-2015?". The author uses historical methods consisting of four steps: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Based on the results of research in its development, wayang kulit in Bekasi experienced dynamics in the span of 1970-2015. In the 1970s this art is in great demand by the public, it can be seen from the intensity of the performance is very dense. But entering 2015 the intensity of wayang kulit performances in Bekasi is decreasing. This indicates that the Betawi puppet was demoted by Betawi ethnic community it self and the society in general. Globalization is one of the factors that cause a decrease in public interest in traditional arts.

Keywords


Wayang Kulit, Bekasi, Globalization

Full Text:

PDF

References


Awalin, F. R. N. (2018). Sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat. Jurnal Kebudayaan, 13(1), 77-89. [Online]. Tersedia https://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id.

Daliman. (2018). Metode penelitian sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Endang, C. (1997). Wayang kulit bekasi sebagai wayang kulit akulturasi. Skripsi. Jurusan Teater. Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung

Heryadi, H. & Silvana, H. (2013). Komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultur (studi tentang adaptasi masyarakat migran sunda di desa imigrasi permu kecamatan kepahiang provinsi bengkulu. Jurnal Kajian Komunikasi,1(1),95-108. [Online]. Tersedia http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/6034/3145.

Gottschalk, L. (1983). Mengerti sejarah. Jakarta: Penerbit UI Press

Kayam, U. (1981). Seni, tradisi, masyarakat. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan

Kemdikbud. (2018). Wayang kulit betawi. [Online]. Tersedia https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=677.

Kusnawan, E. (2019). Sejarah bekasi: sejak peradaban buni ampe wayah gini. Bogor: Heriya Media

Laksono, A. D. (2018). Apa itu sejarah: pengertian, ruang lingkup, metode, dan penelitian. Kalimantan Barat: Derwati Press

Priatama, Y. E. (2018). Penyutradaraan film dokumenter “bayang-bayang perubahan” dengan gaya performatif. Skripsi. Program Studi Film dan Televisi. Institut Seni Indonesia, Yogyakarta

Soepandi, A. (1978). Pengetahuan padalangan jawa barat. Bandung: Lembaga Kesenian Bandung

Sopandi, A. (2009). Sejarah dan budaya kota bekasi: sebuah catatan perkembangan sejarah dan budaya masyarakat bekasi.Pemerintah Kota Bekasi: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Kepariwisataan

Walujo, K. (2007). Pagelaran wayang dan penyebaran informasi publik. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 9(1), 137-160. [Online]. Tersedia https://jmb.lipi.go.id.

Warmansyah, dkk. (1984). Buku petunjuk museum wayang. DKI Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Wawancara dengan Bapak Naman Sanjaya yang berusia 70 tahun selaku dalang pada kesenian wayang kulit di Bekasi pada 17 Desember 2020 di Sanggar Seni Tunas Jaya, Kec. Rawalumbu, Kel. Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi

Wawancara dengan Bapak Sukarlana Nemit Putra yang berusia 52 tahun selaku dalang kesenian wayang kulit di Bekasi, dan pimpinan Sanggar Mekar Jaya, Kota Bekasi pada 12 Desember 2020 di Sanggar Mekar Jaya (Jalan Mandor Demong no. 38 RT 01/05), Kec. Mustikajaya, Kel. Mustikasari, Kota Bekasi




DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v10i2.36780

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Dalila Kusuma Wardani