Penerapan Strategi Radec berbasis Proyek Digital untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Menulis Pengalaman Historis Siswa

Winda Amelia Utami, Nana Supriatna

Abstract


This study was motivated by the low literacy skills of students in writing historical experiences during history learning in Class XI-G of SMAN 1 Cisarua. To address this issue, history learning was redesigned using a digital project-based RADEC (Read, Answer, Discuss, Explain, Create) strategy with the aim of improving students’ literacy in writing historical narratives. The research employed a Classroom Action Research (CAR) method using John Elliot’s design, consisting of three cycles: problem identification, general planning, four action steps, monitoring, and reflection. Data were analyzed based on four key literacy indicators: collecting information, processing information, interpreting information, and writing historical experiences. The findings demonstrate a consistent improvement in students’ literacy across cycles. In Cycle I, the average literacy score reached 76.3%. In Cycle II, the score increased to 88.8%. In Cycle III, all groups successfully met the indicators with a score of 100%. Despite several challenges encountered during implementation, these obstacles were resolved through effective collaboration between the researcher and the partner teacher. The results indicate that the digital project-based RADEC strategy is effective in enhancing students’ literacy in writing historical experiences. Consequently, this study contributes to the development of innovative learning models in history education that integrate digital media, project-based learning, and literacy-oriented pedagogy..

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penerapan proyek digital storytelling pada siswa kelas XI-11 SMAN 10 Garut. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, presentasi progres, produksi karya digital, dan refleksi. Digital storytelling digunakan sebagai strategi pedagogis berbasis proyek yang memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi imajinasi, menyusun storyboard, membagi peran, dan menghasilkan narasi visual yang kreatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreativitas siswa pada indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Pada Siklus I, siswa masih mengalami kesulitan dalam merancang konsep dan mengelola waktu. Namun, pada Siklus II mereka menunjukkan kemandirian, kolaborasi, dan kemampuan menyajikan produk digital secara lebih inovatif. Digital storytelling juga terbukti mengembangkan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan literasi digital siswa. Hambatan seperti keterbatasan teknis dan adaptasi awal terhadap proyek dapat diatasi melalui pendampingan dan kolaborasi dengan guru mitra. Seiring proses berlangsung, siswa menjadi lebih terbiasa dan kualitas produk meningkat. Secara teoretis, penelitian ini memperkuat konsep konstruktivisme, Project-Based Learning, serta teori kreativitas Guilford dan Csikszentmihalyi yang menekankan pentingnya otonomi dan ekspresi ide. Secara praktis, digital storytelling relevan dengan Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila karena mendorong pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, dan kontekstual. Dengan demikian, proyek digital storytelling layak direkomendasikan sebagai model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kreativitas dalam pendidikan sejarah.

Keywords


RADEC strategy; digital project-based learning; historical literacy; classroom action research; history education.

References


Chu, S. K. W., Chan, C. K., & Tiwari, A. F. Y. (2011). Using collaborative teaching and project-based learning to develop information literacy. Library & Information Science Research, 33(2), 132–143.

Creswell, J. W. (2018). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (6th ed.). Pearson.

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The “what” and “why” of goal pursuits: Human needs and the self-determination of behavior. Psychological Inquiry, 11(4), 227–268.

Gregori-Signes, C. (2014). Digital storytelling and multimodal literacy in education. Revista de Educación, 363, 1–18.

Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. (2017). Pentingnya penguasaan literasi bagi generasi muda dalam menghadapi MEA. The 1st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula, 640–647.

Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The action research planner: Doing critical participatory action research. Springer.

Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry. Sage.

Monte-Sano, C. (2010). Learning to open up history for students: Preservice teachers’ emerging pedagogical content knowledge. Journal of Teacher Education, 61(2), 223–236.

Mutiani, M., dkk. (2021). Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK): A discursions in learning innovation on social studies. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 135–142. https://doi.org/10.20527/iis.v2i2.3073

Nurpratiwi, A., Hamdu, G., & Sianturi, R. (2023). Literasi sains siswa sekolah dasar melalui model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain, and Create (RADEC). JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(8), 5956–5962. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i8.2670

OECD. (2023). PISA 2022 Results: Factsheets - Indonesia. Paris: Organization for Economic Cooperation and Development.

Permatasari, A. (2015). Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi. Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, 146–156.

Pohan, A. A., Abidin, Y., & Sastromiharjo, A. (2021). Model pembelajaran RADEC dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa. Seminar Internasional Riksa Bahasa XIV, 250–258.

Robin, B. (2016). The power of digital storytelling to support teaching and learning. Digital Education Review, 30, 17–29.

Saryono, D., dkk. (2017). Materi pendukung literasi baca tulis. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sopandi, W., dkk. (2021). Model pembelajaran RADEC: Teori dan implementasi di sekolah. Bandung: UPI Press.

Seixas, P., & Morton, T. (2013). The Big Six: Historical thinking concepts. Nelson Education.

Supriatna, N. (2022). Konstruksi pembelajaran sejarah kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Tanjung, S. (2022). Implementasi pembelajaran sejarah konstruktivistik untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dalam menulis pengalaman historis keluarga (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tanjung, S., & Supriatna, N. (2021). Literasi kreatif: Membangun keterampilan abad 21 melalui pembelajaran sejarah lokal Kesultanan Langkat. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 6(2), 101–109. https://doi.org/10.15294/harmony.v6i2.47999

Tanjung, S., Supriatna, N., & Darmawan, W. (2022). Meningkatkan keterampilan kolaborasi dalam menulis pengalaman historis keluarga melalui pembelajaran sejarah konstruktivistik. Yupa: Historical Studies Journal, 6(1), 63–75. https://doi.org/10.30872/yupa.v6i1.1071

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi pendidikan abad 21 sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1, 263–278.

Wiedarti, P., dkk. (2018). Desain induk gerakan literasi sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wineburg, S. (2001). Historical thinking and other unnatural acts. Temple University Press.




DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v14i2.83105

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Universitas Pendidikan Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.