Strategi Konservasi Guna Mempertahankan Identitas Arsitektur Pura Situs di Desa Sibang (Pengurangan Resiko Sosial, Ekonomi, dan Arsitektural)

Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri, I Putu Adi Widiantara

Abstract


Abstract: Pura is one of Balinese architectural works that serves as a place of worship for Hindus. Pura as one of the local wisdom of the Balinese people is often associated with the identity of a region and cultural heritage. Pura is considered as one of the real proofs of the history of history from the past until now. The rolling of time and time, and the absence of adequate historical documentation regarding temples in Bali caused changes and developments that often did not match the standard. Many factors can be said to be the cause of changes or developments in a temple, including: (1) lack of documentation; (2) understanding of local people who are still minimal in the process of building a temple; (3) the absence of rules, awig-awig, or guidelines regarding the process of building a temple; (4) the people's desire to carry out practical and inexpensive temple renovation processes; and (5) people's insensitivity to the identity of their territory. Sites that have historical value are instead replaced with new or current models that are not necessarily based on original literature from previous ancestral orders. Seeing this phenomenon, researchers believe that there needs to be a preservation effort, namely a conservation strategy so that changes and developments can be overcome and controlled according to their portion. This research was carried out in an exploratory manner with qualitative data analysis, which explores data in depth through in-depth interviews.

                                     Keywords : Pura, Site, Conservation, Identity

Abstrak: Pura merupakan salah satu karya arsitektur Bali yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu. Pura sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Bali seringkali dikaitkan dengan identitas suatu wilayah dan warisan budaya. Pura dianggap sebagai salah satu bukti nyata perjalanan sejarah dari masa lampau hingga sekarang. Bergulirnya waktu dan jaman, serta tidak adanya dokumentasi sejarah yang memadai mengenai pura-pura di Bali menyebabkan terjadinya perubahan dan perkembangan yang seringkali tidak sesuai pakemnya. Banyak faktor yang dapat dikatakan sebagai penyebab dalam perubahan ataupun perkembangan sebuah pura, antara lain : (1) tidak adanya dokumentasi; (2) pemahaman masyarakat setempat yang masih minim terhadap proses pembangunan sebuah pura; (3) tidak adanya aturan, awig-awig, ataupun guidelines mengenai proses pembangunan sebuah pura; (4) keinginan masyarakat untuk melakukan proses renovasi pura dengan praktis dan murah; dan (5) ketidakpekaan masyarakat akan identitas wilayahnya. Situs-situs yang memiliki nilai historis malah diganti dengan model kebaruan atau kekinian yang belum tentu berdasarkan sastra asli dari tatanan leluhur sebelumnya. Melihat fenomena tersebut, peneliti meyakini perlu adanya sebuah upaya pelestarian yaitu strategi konservasi sehingga perubahan dan perkembangan dapat diatasi dan dikendalikan sesuai dengan porsinya. Penelitian ini dilakukan secara eksploratif dengan analisis data kualitatif, dimana menggali data sedalam-dalamnya melalui wawancara mendalam (in depth interview).

Kata Kunci: Pura, Situs, Konservasi, Identitas

Full Text:

PDF

References


Budihardjo, E. (1991). Architectural Conservation in Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nyoman Darta, I Gusti. (2013). Times, Rites, and Festivals in Bali. Inodnesia: BAB Publishing Indonesia

Nuryanti, Windu. (2009). The Role of Heritage Tourism in Community Planning and Development. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Putri, Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri. (2016). Perkembangan Arsitektur pada Palebahan di Puri Agung Peliatan Ubud, Gianyar. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rahyuda, Irma. (2012). Wisata Puri sebagai Daya Tarik dan Tujuan Wisata Budaya di Bali, Denpasar : Tesis Kajia Pariwisata Udayana.

Runa, I. W. (2016). Konservasi Bangunan Bersejarah (Studi Kasus Bangunan Peribadatan di Pulau Bali). Undagi : Universitas Warmadewa

Salain, N. R. (2011). Pengelolaan Konservasi pada Puri Agung Ubud, Gianyar sebagai Obyek Wisata Budaya. Bali: Universitas Udayana.

Surina, I. W. (2014). Pura Puseh, Pura Desa Batuan dalam Perkembangan Kepariwisataan Bali di Batuan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Santiaji Pendidikan. Volume 4, Nomor 1, 1-11.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Republik Indonesia. (2010). Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Jakarta: Percetakkan Negara




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v2i1.15063

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Arsitektur ZONASI

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.