KONSEP INTEGRASI STASIUN LRT BEKASI TIMUR DENGAN KAWASAN MIXED-USE LRT CITY BEKASI TIMUR

Indira Nur Anissa, Agus Saladin, Nuzuliar Rahmah

Abstract


Kawasan mixed-use yang berada diluar Jakarta (kota satelit) dapat menjadi alternatif bagi penduduk DKI untuk menetap atau melakukan kegiatan sehingga kepadatan kota Jakarta dapat menurun. Kawasan dengan berbagai fungsi didalamnya seperti hunian, perkantoran dan perdagangan dapat  berlangsung dengan  baik apabila antar bangunannya dapat terintegrasi dengan baik dan dapat memberikan mobillitas dan aksesibilitas yang baik bagi pengguna kawasan untuk menuju pusat kota Jakarta. Tujuan dari dibuatnya penulisan ini untuk mengetahui serta menganalisa konsep integrasi antara kawasan mixed-use LRT City Bekasi Timur dengan stasiun LRT Bekasi Timur. Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan perancangan dengan mengembangkan suatu situasi dengan kreatifitas dan menghasilkan suatu penyelesaian berupa karya perancangan.

Berdasarlan hasil analisis, konsep integrasi antara stasiun LRT Bekasi Timur dengan kawasan Mixed-use LRT City adalah melalui jembatann penghubung, karena mempertimbangkan letak stasiun yang berada 20 meter dari permukaan tanah. Jembatan menghubungkan stasiun dengan bangunan sekitar khususnya pada area komersial dan area perkantoran, yaitu bangunan Lifestyle mall, Kantor dan park n ride. Jembatan penghubung didesain ramah bagi penyandang disabilitas dan melindungi pengguna dari panas dan hujan karena tertutup pada bagian atas tetapi tetap dapat melihat kesekitar kawasan pada bagian kanan kirinya.

Full Text:

PDF

References


Alfari, Shabrina. (2017). Kawasan MixUsed. Arsitag Website. fromhttps://www.arsitag.com/article/kawasan-mix-usedBagaskara, Dandi Faizal, Agus Saladin, Moh Ali Topan, Mahasiswa Program, Studi Arsitektur, Universitas Trisakti, Dosen Jurusan Arsitektur, and Universitas Trisakti. 2019. “THE APPLICATION OF FUTURISTIC IMAGERY IN THE DESIGN OF CONVENTION AND EXHIBITION BUILDINGS IN SURAKARTA.” Seminar Intelektual Muda1–4.BPS, DKI. 2019. “Badan Pusat Statistik DKI Jakarta.” (1):6–8.Ching, Francis D. K. 2003. Arsitektur Bentuk, Ruang Dan Tatanan.Fadhilah, Muthiah, Enny Supriyati Sardiyarso, Julindiani Iskandar, and Maria Immaculata. 2018. “KOMPARASI KONSEP INTEGRASI FUNGSI PADA BANGUNAN MIXED-USE.” Seminar Nasional Cendekiawan Ke 4 Tahun 2018515–20.Murray, Alan T. 2001. “Strategic Analysis of Public Transport Coverage.” Socio-Economic Planning Sciences35(3):175–88.Neumann. A, Nagel. K. 2011, A paratransit-inspired evolutionary process for public transit network design, Annual Meeting Preprint-Ähnliche Artikel–Alle 4 Versionen, Berlin.Procos, Dimitri. 1976. Mixed Land Use from Revival Too Innovation. Dowdin Hutchinson & Ross. Inc. Pennsylvania.Rosada, Rintisdayati Anindita, Agus Budi Purnomo, andNuzuliar Rahma. 2017. “Integrasi Antar-Moda Pada Stasiun Universitas Indonesia Di Depok Inter-Modal Integration At Universityof Indonesia RailwayStation in Depok.” Seminar Nasional Cendekiawan Ke 3 Tahun 2017173–82.Tiara, Okita Sisy, Ikaputra, and Dyah Titisari Widyastuti. 2017. “Konektivitas Intermoda Pada Pengembangan Stasiun Manggarai Yang Berbasis Transit Oriented Development.” 89–100.Tondobala, Linda. 2015. “Pengembangan Struktur Ruang: Mereduksi Mobilitas Perkotaan”. Media Matrasain. 12 (2). 73-79.ULI. 1985. Office Development Hand Book.The Urban Land Institude.Wibisono, Bambang Hari. 2010. Superblock: Solusi Atau Masalah Baru Bagi Perkembangan Perkotaan Di Indonesia




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v3i3.27050

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Indira Nur Anissa

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.