FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA ATAP IMAH PANGGUNG SUNDA (Studi Perbandingan Atap Rumah di Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo)

Nuryanto Nuryanto

Abstract


Suhunan atau atap pada rumah memiliki posisi yang sangat vital bagi penghuni yang tinggal didalamnya. Atap rumah adalah sebuah keniscayaan, tidak terkecuali pada imah panggung masyarakat Sunda. Kondisi selama ini, masyarakat Sunda lebih memahami atap dari sisi fungsinya sebagai penutup dan pelindung rumah serta penghuni dari berbagai gangguan. Sedangkan dari sisi bentuk dan makna masih banyak yang tidak mengetahuinya. Mereka lebih mengenal atap pelana, perisai, dan dak beton dibandingkan jolopong, sontog, jangga wirangga, sulah nyanda, julang ngapak, tagog anjing, capit gunting/hurang, parahu kumureb, buka palayu, buka pongpok, dan badak heuay. Padahal hal ini sangat penting agar tidak kehilangan jati diri dan lepas dari lokalitas. Kondisi inilah yang melatarbelakangi dilakukannya kajian fungsi, bentuk, dan makna atap pada imah panggung Sunda berdasarkan perbandingan tiga kampung. Kajian ini bertujuan untuk menelusuri dan mengungkap makna (filosofi) dibalik bentuk dan fungsi atap pada imah panggung masyarakat Sunda. Lokasi kajian terdiri dari tiga kampung, yaitu: Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan studi kasus dan pendekatan tipomorfologi. Atap rumah pada kelima kampung tersebut dibandingkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya, terutama pada bentuk dan makna. Kajian ini menghasilkan empat rumusan penting, yaitu: (1) Atap rumah lebih ditekankan pada fungsi melindungi dibandingkan fungsi estetika; (2) Bentuk dan nama atap banyak diilhami dari perilaku manusia dan binatang; (3) Atap merupakan simbol kepala pada tubuh manusia sebagai representasi Buana Nyungcung atau Ambu Luhur; (4) Makna atap adalah “manusa ka Gustina”, artinya hubungan vertikal manusia kepada Tuhannya (dimensi vertikal), dan “manusa ka sasamana”, artinya hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya (dimensi horisontal). Kedua dimensi ini bersumber dari sistem religi masyarakatnya, baik yang memegang ajaran Sunda Wiwitan maupun yang sudah memeluk Islam.  

 

Kata Kunci: Fungsi; Bentuk, Makna, Atap, Imah Panggung  


Full Text:

PDF

References


Adimihardja, Kusnaka, dan Purnama, S. (2004). Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan (A. Holid Ed. Pertama ed.). Bandung, Jawa Barat-Indonesia: FORIS-Communication Publishing.

Adimihardja, K., dan Salura, P. (2004). Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan (A. Holid Ed. Cetakan Pertama ed. Vol. 1). Bandung, Jawa Barat-Indonesia: FORIS Publishing, Bandung.

Alfiah, A., dan Supriyani, E. (2016). Perubahan Bentuk Rumah Adat Tongkonan Tana Toraja berdasarkan Pendapat Teori Lesesau TEKNOSAINS: Media Informasi ins dan Teknologi, 10(2), 183-196.

Anonimous. (2019). Filosofi Pena (Filsafat). Retrieved from https://www.wattpad.com/708080979-filosofi-pena-filosofi-filsafat

Atmadja, A. T. (2013). Pergulatan Metodologi dan Penelitian Kualitatif dalam Ranah Ilmu Akuntansi. Jurnal Akuntansi Profesi, 3(2).

Cömert, N. Z. (2013). Testing an Integrated Methodology for Urban Typo-morphological Analysis on Famagusta and Ludlow. Eastern Mediterranean University (EMU),

Darsa, U. A. (2006). Gambaran kosmologi Sunda, kropak 420: silsilah Prabu Siliwangi, Mantera Aji Cakra, mantera Darmapamulih, ajaran Islam, kropak 421, jatiraga, kropak 422: Kiblat Buku Utama.

Djono, D., Utomo, T. P., dan Subiyantoro, S. (2012). Nilai Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa. Jurnal Humaniora, 24(3), 269-278.

Dwijendra, N. K. A. (2009). Arsitektur Rumah Tradisional Bali (Pertama ed. Vol. 1). Denpasar, Bali: Udayana University Press, Denpasar-Bali.

Ekadjati, E. S. (1995). Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah) (Edisi Pertama ed.). Jakarta: Pustaka Jaya, Jakarta.

Inwood, M., dan Honderich, T. (1995). The Oxford companion to philosophy.

Munandar, A. A. (2012). Bangunan Suci Sunda Kuna (Edisi Pertama ed.). Jakarta: Wedatama Widya Sastra, Jakarta.;.

Needham, R. (1979). Symbolic Classification (First Edition ed.). California, U.S.: Goodyears Publishing Co., California.

Nuryanto. (2006). Kontinuitas dan Perubahan: Pola Kampung dan Rumah dari Kasepuhan Ciptarasa ke Ciptagelar di Sukabumi Selatan, Jawa Barat. (Tesis Magister). Arsitektur SAPPK Institut Teknologi Bandung (ITB), Tidak dipublikasikan.

Nuryanto. (2019a). Arsitektur Tradisional Sunda: Pengantar Arsitektur Kampung dan Rumah Panggung (Anwar Ed. Edisi Pertama ed. Vol. 1). Depok, Jawa Barat: PT. RajaGrafindo Persada, Depok.

Nuryanto. (2019b). Arsitektur Tradisional Sunda: Pengantar Arsitektur Kampung dan Rumah Panggung (Anwar Ed. Edisi Pertama ed. Vol. 1). Depok, Jawa Barat-Indonesia: PT. RajaGrafindo Persada, Depok.

Poerwadarminta, W. J. S. (Ed.) (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, Jakarta.

Roosandriantini, J., Santoso, A. N., dan Ambarwati, C. N. (2019). Tipologi Bentuk Atap pada Arsitektur Jawa. JURNAL ARSITEKTUR, 9(2), 7-12.

Rury, N. (2016). Pengaruh Material Dan Bentuk Atap Rumah Tinggal terhadap Suhu di Dalam Ruang. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti, 15(1).

Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif (Edisi Pertama ed.). Jakarta: Grasindo.

Sinaga, K. R. (2018). Jabu Batak Toba (Studi Arsitektur Tradisional dan Etno Disain).

Sir, M. M., Wunas, S., Parung, H., dan Patanduk, J. (2018). Tektonika Arsitektur Tongkonan Toraja (Tinjauan Sistem Struktur, Konstruksi dan Tektonika pada Bagian Sallu Banua, Kalle Banua dan Rattiang Banuatongkonan). Paper presented at the Prosiding SENTRA (Seminar Teknologi dan Rekayasa).

Sriwardani, N., dan Savitri, S. (2019). Rumah Adat Kampung Pulo Cangkuang Kabupaten Garut sebagai Konsep Hunian Masa Kini. Panggung, 29(3).

Tunggadewi, S. R. L. (2004). Gagasan Pengaturan Tempat pada Komunitas Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Disertasi, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Bandung, Institut Teknologi Bandung, Indonesia, hlm, 1(90), 179.

Umar, M. Z., Faslih, A., Halim, H., dan Nangi, J. (2019). Pengadaptasian Bentuk Atap Rumah Tradisional Buton pada Bangunan Kantor Pemerintah di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara Paper presented at the Seminar Nasional Teknologi Terapan Berbasis Kearifan Lokal.

Waterson, R. (2012). Living house: an anthropology of architecture in South-East Asia: Tuttle Publishing.

Yoedodibroto, R. (1988). Desa Tradisional Kanekes Banten. Retrieved from Bandung:

Zeisel, J. (1981). Inquiry by Design: Tools for Environment-Behaviour Research (I. Altman dan D. Stokols Eds. First Edition ed.). California: Cambridge University Press, California




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v4i1.27718

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Nuryanto Nuryanto

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.