PROSES TUMBUH KEMBANG PERMUKIMAN PERDESAAN MUARA SUNGAI DI PESISIR BARAT ACEH DAN ADAPTASI BERKELANJUTANNYA Kasus: Gampong Geulanggang Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya
Abstract
Keywords: Growth and Development, Sustainable Adaptation, Rural Settlements, River Estuaries, Aceh West Coast
Abstrak: Penelitian terkait tentang proses tumbuh kembang kawasan permukiman perdesaan, dengan studi kasus pada kawasan gampong Geulanggang Batee, yang berlokasi di muara sungai pesisir Barat Aceh serta rentan terhadap bahaya alam. Perkembangan bagian kawasan permukiman tersebut tidak sama yang dapat ditelusuri sejak masa kerajaan Aceh hingga abad 21. Tujuan kajian untuk menjelaskan sebab perbedaan perkembangan kawasannya dan pola adaptasi berkelanjutan dalam masyarakatnya. Kajian ini penting dilakukan untuk mengetahui potensi keberlanjutan suatu permukiman perdesaan yang rentan bencana. Pendekatan penelitian secara kualitatif fenomenologi interpretative pada studi kasus. Data fisik di peroleh dari citra satelit melihat potensi lokasi dan perubahan penggunaan lahan kawasan. Data non fisik diperoleh dengan wawancara tokoh masyarakat tentang dinamika perubahan yang terjadi. Data di analisa dengan sistem dinamis, melihat sebab akibat perubahan. Hasil penelitian terkait dua hal: a) bagian kawasan yang mundur perkembangannya karena ancaman bencana alam, melakukan pola adaptasi dengan menjauh bencana, perbaikan kawasan rawan bencana dengan rekayasa teknik lahan dan modifikasi sumber kehidupan untuk dapat bertahan: b) bagian kawasan yang maju perkembangannya sebagai tempat bermukim baru masyarakat tersebut, melakukan modernisasi pertanian, tampak telah menerapkan konsep smart village, memiliki aksesibilitas tinggi ke jalan utama kawasan. Kesimpulan penelitian bahwa perkembangan suatu kawasan perdesaan dapat bersinergis dengan kondisi geografis, menjawab tuntutan kehidupan modern dengan mentransformasi nilai-nilai pengetahuan yang sejalan dengan nilai setempat.
Kata Kunci: tumbuh Kembang, Adaptasi Berkelanjutan, Permukiman Perdesaan Muara Sungai, Pesisir Barat Aceh
Full Text:
PDFReferences
Brandon,P.S., dan Lombardi,P. (2005) Evaluating Sustainable Development in The Built Environment. Blackwell Science
Calthorpe, P., Fulton, W. (2001) The Regional City: Planning For The End of Sprawl. Island Press, Washington
Doxiadis,C.A (1968) Ekistics: An Introduction to The Science of Human Settlements. Oxford University Press, New York
Hasbullah (2011) Diaspora Orang Pidie di Aceh Barat Daya (1760-1942). SUWA Jurnal Sejarah dan Nilai Tradisional, nomor 13, tahun 2011,ISSN: 1411-6847. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai tradisional Banda Aceh
Hasbullah (2012). Jejak Sejarah Ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya: Toponim Kota Blangpidie. Bulletin Haba, Kapita Selekta Sejarah dan Budaya di Aceh dan Sumatera Utara, Nomor 65 Th.XII, Edisi Oktober-Desember 2012. Hal.11-17. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh
Hornby,W.F., Jones,M. (1991) An Introduction Settlement Geography. Cambridge University Press.
Muhadjir, Noeng (2011). Metodologi Penelitian ed VI. Rake Sarasin,Yogyakarta
Pickett, S.T.A., Cadenasso,M.L.,Grove,J.M. (2004) Resilient cities: meaning, models, and metaphor for intergrating the ecological, socio-economi, and planning realms. Landscape and Urban Planning 69 (2004) 369-384
Pike,A.,Dawley,S.,Tomaney,J. (2010) Resilience, adaptation and adaptability. Cambridge Journal of Regions, Economic and Society, 1-12
Rapoport, Amos (1983). Environmental Quality, Metropolitan Areas and Tradisional Settlements. Jurnal HABITAT INTL., Vol.7. No.3/4.pp.37-63,1983. Pergamon Press Ltd. England.
Reid, Anthony (2012) Menuju Sejarah Sumatera: Antara Indonesia dan Dunia. Yayasan Obor Indonesia dan KITLV, Jakarta
Schulz, Christian Norberg (1984) Genius Loci, Toward A Phenomenology of Architecture. Rizolli, New York
Smith,K., dan Petley,D.N. (2009) Environment Hazards: Asseng Risk and Reducing Disaster (Fifth ed). Routledge, London
Sudirman (2013). Awal Mula Penduduk dan Nama Manggeng. Bulletin Haba, Toponimi Aceh dan Sumatera Utara, Nomor 68 Th.XIII, Edisi Juli-Agustus 2013. Hal. 16-20. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh
Wulandari,E. (2017) Ekologi Kota Rawan Bencana Geofisik Pesisir Barat Sumatera, di Kota Banda Aceh dan Padang. Disertasi, Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang
Wulandari,E., A Fahmi, A.,Evalina Z., dan Myna,A. (2020) The Effect of morphology of post-tsunami coastal physiography on sustainability system of relocation settlement. Case Study: Gampong Saney, Lhoong sub-district, Aceh Besar regency. IOP Conf.Series: Earth and Environmental Science 452 (2020) 012117 doi: 10.1088/1755-1315/452/1/012117
Wulandari, E., Soetomo,S.,Syahbana,J.A., Manaf,A. (2017) The Ecology Character of Banda Aceh City in The 17th Century. Journal of Islamic Architecture 4(3) June 2017
Yunus, Hari Sabari (2010). Metoda Penelitian Wilayah Kontemporer. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Zakaria,Z. (2004) Stabilisasi dan Rancang Bangun Lereng Terpadu, salah satu usulan untuk penanganan masalah longsor. Dalam buku: Permasalahan, kebijakan dan Penanggulangan Bencana Longsor di Indonesia. Editor: Naryanto,Heru Sri dkk diterbitkan oleh: P3-TPSLK BPPT dan HSF.ISBN: 979-8801-22-9
………Kecamatan Lembah Sabil Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat Daya. Katalog BPS:1102001.1112011. No. Publikasi:1112.1908
………Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2017-2022
………Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013-2033
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v3i3.27873
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Elysa Wulandari Wulandari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.