PROSES PENENTUAN ZONASI DALAM KONSEP ARSITEKTUR SIMBIOSIS PADA KASUS PERENCANAAN MARINE RESEARCH CENTRE DAN OCEANARIUM DI KUTA BALI TAHUN 2021

DHIANDRA RIZKI KUSUMA AGNI

Abstract


Abstract: Lack of prevention and information centers for the tsunami, especially in Bali, caused losses that were not only in terms of material but also immaterial. The need for an interactive learning and research-based information center to increase public knowledge and awareness about natural disasters, especially tsunamis, is urgently needed. The case study building to be as a research and information center and as a tourism destionation regarding marine life in the coastal areas of Bali in the form of an Oceanarium. Symbiotic architecture with it’s inclusivity concept used as a mutually beneficial and ecological analogy that combines contradictions or other diversity such as nature with technology, past and future. The analysis is carried out by separating the space based on categories and requirements of each space/ rooms and then adapt it with the theory of symbiotic architecture by Kisho Kurokawa. The results of the research are used as an evaluation for case studies in the design of Marine Research Centre and Oceanarium are a form of the symbiotic architecture approach in organism/ human interaction.

Keywords: Symbiosis Architecture, Sacred Zone, Intermediary Zone, Oceanarium, Marine Research Centre

 

Abstrak: Minimnya pusat informasi dan sarana penyuluhan mengenai tsunami khususnya di Bali menyebabkan kerugian yang tidak hanya dari segi materil namun juga immateril. Kebutuhan akan pusat informasi yang berbasis riset dan interactive-learning guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai bencana alam khususnya tsunami sangat diperlukan Bangunan kasus studi memiliki fungsi sebagai pusat riset dan informasi serta pariwisata mengenai kehidupan bawah laut di kawasan pesisir Bali dalam bentuk Oceanarium. Arsitektur simbiosis dengan sifat inklusifitasnya digunakan sebagai analogi biologis yang saling menguntungkan serta ekologis yang memadukan hal kontradiktif atau keragaman lain seperti alam dengan teknologi dan masa lalu dengan masa depan. Proses penelitian dilakukan dengan cara memisahkan ruang berdasarkan kategori dan syarat dari masing-masing ruang lalu diadaptasikan berdasarkan teori arsitektur simbiosis karya Kisho Kurokawa. Hasil dari penelitian dijadikan bahan evaluasi bagi kasus studi yaitu perancangan Marine Research Centre dan Oceanarium serta merupakan wujud pendekatan Arsitekur Simbiosis dalam tingkat interaksi organisme/ manusia.

Kata Kunci: Arsitektur Simbiosis, Sacred Zone, Intermediary Zone, Oceanarium, Marine Research Centre


Full Text:

PDF

References


Anditriplea. (2011). Terminologi dan Pengertian Seaworld. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Bintoro, Junanda Mulyo, Kusumaningdyah, dan Ofita Purwani. (2019). ”Laboratorium Komunitas Kreatif Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis”. Surakarta. Jurnal senTHong Juli 2019.

Budihardjo, Eko. (1986). Architectural Conservation in Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ching, Francis D.K. (2008). Arsitektur: Bentuk, Ruang, Dan Tatanan. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Glaser, B.G., & Strauss, A. L. (2017). Discovery of Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research. Taylor & Francis.

Heinz Frick, Ir. (1982). Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yayasan Kanisius. Yogyakarta.

Judiono, Diandra Aprilia, Didiek Suharjanto, dan Breeze Maringka. (2017). “Public Aquarium di Kota Malang Tema Arsitektur Bioclimatic”. Malang. PEGILON: Jurnal Arsitektur Vol 1, No. 1.

Kurokawa, Kisho. (1991). Intercultural Architecture: The Philosophy of Symbiosis, Academy Editions.

Kurokawa, Kisho. (2015). Kisho Kurokawa Architect & Associates, from https://www.kisho.co.jp/.

Meikalista, Adelia, Musyawaroh, dan Ana Hardiana. (2016). “Akuarium Biota Laut dengan Pendekatan Arsitektur Metafora di Taman Nasional Karimun Jawa”. Surakarta. ARSITEKTURA: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 14, No. 2.

National Institute of Building Sciences. (2021). Whole Building Design Guide Website. from https://www.wbdg.org/

Pangkey, Claudia, Octavianus H. A. Rogi, dan Frits O. P. Siregar. (2017). “Oceanarium di Manado “Estetika Kaca pada Bangunan Dengan Penerapan Arsitektur Feminisme””. Manado. Universitas Sam Ratulangi.

Parimin, A. P. (1986). Fundamental Study on Spatial Formation of Island Village Enviromental Hierarchy of Sacred-Profand Concept In Bali. Osaka University.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Rahmah, Adhelia Adjani, dan Wafirul Aqli. (2020). “Konsep Arsitektur Biomimetik Pada Bangunan Oseanarium”. Jakarta. ARTEKS: Jurnal Teknik Arsitektur 5 (2), 297-306.

Salim, Azizah Salim Syed dan Loo Jie Hsin. (2012). “Marine and Estuarine Ecology Research Centre – A. Morphous. Tuarine, Sustainable Tropical Environmental Design Exhibition. Malaysia. Universiti Putra Malaysia 2180-0685, Vol: 4, [198-199].

Sulistyo, Rahulhaq Albarqi Slamet, Kusumaningdyah Nurul Handayani, dan Ana Hardiana. (2019). “Penerapan Prinsip Arsitektur Simbiosis Pada Rumah Produksi Jamu Bersama di Sentra Industri Jamu Nguter Sukoharjo”. Surakarta. Jurnal senTHong Juli 2019, Vol. 2, No. 2.

Taroreh, Julio Bonaventura, Sangkertadi, dan Ingerid L. Moniaga. (2018). “Oceanarium di Manado “Arsitektur Ikonik””. Manado. Universitas Sam Ratulangi.

Tjokrodimuljo, Kardiyono. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit KMTS FT UGM.

Wurm, Jam. (2007). Glass Structures: Design and Construction of Self-supporting Skins. Birkhauser Verlag AG. Berlin, Jerman.

Xiangfei, Chen. (2012). Study on the Intermediary Space of the High-Rise Building.




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v5i1.37608

Refbacks



Copyright (c) 2022 DHIANDRA RIZKI KUSUMA AGNI

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.