Neo Vernacular Architectural Philosophy on the Facade of the Bank Sulutgo Building in Gorontalo

Abstract

Pengaruh kolonialisme terhadap arsitektur di Indonesia, dengan fokus pada konsep arsitektur neo vernakular yang diimplementasikan pada fasad Gedung Bank Sulutgo di Gorontalo. Sejak kedatangan bangsa Eropa, khususnya Belanda, arsitektur Indonesia mengalami transformasi yang mewakili perpaduan antara budaya lokal dan pengaruh asing. Arsitektur kolonial tidak hanya menunjukkan adaptasi terhadap kondisi lokal, tetapi juga menciptakan dialog antara tradisi dan modernitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner, termasuk analisis sejarah, studi kasus, dan observasi lapangan, untuk memahami karakteristik dan konteks budaya bangunan tersebut. Transformasi bentuk menunjukkan bahwa desain gedung ini mengintegrasikan elemen-elemen tradisional dengan modernitas, menciptakan identitas yang kuat dan relevan dengan konteks lokal. Selain berfungsi sebagai pusat layanan keuangan, Gedung Bank Sulutgo juga mencerminkan komitmen terhadap pelestarian budaya dan lingkungan, serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya dalam pembangunan.

Menekankan pentingnya kerjasama antara arsitek, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan ruang publik yang tidak hanya berfungsi, tetapi juga kaya akan makna dan identitas. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai dalam arsitektur, diharapkan muncul upaya pelestarian yang lebih efektif. Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang arsitektur neo vernakular, tetapi juga berkontribusi pada diskusi yang lebih luas mengenai pelestarian budaya dan keberlanjutan dalam konteks pembangunan di Indonesia. Arsitektur neo vernakular di Gedung Bank Sulutgo menjadi simbol sinergi antara inovasi dan tradisi, yang dapat menginspirasi generasi mendatang untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka.

Kata kunci : Arsitektur Neo Vernakular, Transformasi Bentuk, Filosofi Bentuk