The Philosophy of the Joglo House

Fatchul Andri Anto

Abstract


Abstract:  Traditional buildings in Indonesia have various forms and philosophies adopted, one of which is the Joglo House which is popular in the Central Java region, D.I. Yogyakarta and East Java.

Joglo houses in the past could be differentiated between ordinary people and nobles. The Joglo house of the nobility was adopted from the palace building which consists of several buildings, including: Pendopo, Pringgitan, Teras, Omah Njero, Senthong Kiwa, Senthong Tengah, Senthong Tengen and Gandhok. Each building or room has its own function. The Joglo house for ordinary people is simpler, namely combining Pendopo, Omah Njero and Senthong into one building. Meanwhile, Gandhok is usually separate. This is due to limited land and number of residents.

Structurally, the building for Joglo houses for nobles and the public has similarities in the use of the main structure in the middle of the building in the form of 4 (four) main columns called Soko Guru. The Soko Guru supports the main roof of the building. Apart from that, there is Soko Penunjung which is located around and symmetrical to Soko Guru.

Philosophically, the building form or structure of the Joglo building is divided into 3 main parts, namely the Umpak as the legs, Soko Guru or Soko Penanggaran as the body and the roof as the head.

Abstrak: Bangunan tradisional di Indonesia sangatlah bergam bentuk dan filosofi yang dianut, salah satunya adalah Rumah Joglo yang popular di wilayah Jawa  Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.

Rumah Joglo  pada masa dahulu dapat dibedakan antara masyarakat biasa dan kaum bangsawan. Rumah Joglo kaum bangsawan mengadopsi dari bangunan Keraton yang terdiri dari beberapa bangunan antara lain : Pendopo, Pringgitan, Teras, Omah Njero, Senthong Kiwa, Senthong Tengah, Senthong Tengen dan Gandhok. Yang setiap bangunan atau ruangan memiliki fungsi masing-masing. Pada rumah Joglo bagi masyarakat biasa lebih disederhana yaitu menggabungkan Pendopo, Omah Njero dan Senthong menjadi satu bangunan. Sedangkan Gandhok biasanya terpisah. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan lahan dan jumlah penghuni.

Secara Struktur bangunan untuk rumah Joglo bagi bangsawan dan masyarakat terdapat kesamaan penggunaan Struktur utama yang berada ditengah bangunan berupa 4(empat) buah kolom utama yang disebut Soko Guru. Soko Guru tersebut yang menopang atap utama bangunan. Selain dari itu terdapat Soko Penanggap yang berada mengitari dan simetris terhadap Soko Guru.

Secara filosofi bentuk bangunan atau struktur bangunan pada bangunan Joglo, dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu  Umpak sebagai kaki, Soko Guru atau Soko Penanggap sebagai badan dan atap sebagai kepala.

Kaki

Badan

Kepala

Gambar  1 Pembagian Rumah Joglo

 

Article History:

 

 

____________________

Keyword:

Joglo

 traditional building

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v8i1.77835

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Fatchul Andri Anto

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.