PENGEMBANGAN MEDIA INTERPRETASI NON-PERSONAL UNTUK MENDUKUNG WISATA EDUKASI PADA AREA AVES DI KEBUN BINATANG BANDUNG
Abstract
Kota Bandung memiliki satu Kebun Binatang yaitu Kebun Binatang Bandung. Kebun Binatang Bandung ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan. Namun pada tahun 2016 mengalami penurunan. Salah satu faktor penurunan jumlah kunjungan disebabkan karena fasilitas pelayanan yang kurang maksimal diantaranya adalah kondisi kebersihan, kurangnya petunjuk arah, dan kurangnya peta dan informasi satwa. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun media interpretasi non-personal yang mendukung wisata edukasi pada area aves di Kebun Binatang Bandung dengan tahapan penelitian menggunakan teori Wells (2009) mengenai Interpretation and Education Planning sebagai teori utama. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan yang mengunjungi Kebun Binatang Bandung. Sedangkan sampel yang diambil menggunakan rumus Slovin sebanyak 100 responden. Dalam pengembangan media interpretasi non-personal mengacu pada persepsi wisatawan dan permintaan wisatawan yang dinilai berdasarkan empat sifat interpretasi menurut Ham (1992) yaitu enjoyable, relevant, organized dan thematic. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman, aktifitas dalam analisis data terbagi menjadi tiga, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa media interpretasi non-personal di Kebun Binatang Bandung yaitu papan interpretasi tidak menarik dan belum memenuhi empat sifat interpretasi menurut Ham (1992). Oleh karena ini dibuatlah papan interpretasi yang menarik dan sudah memenuhi empat sifat interpretasi.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Ballantyne and Moscardo (2008) Interpretation and Attraction in Alan Fyall, Brian Garrod, Anna Leask an Stephen Wanhill (ed), Managing Visitor Attraction 2nd ed. Oxford: Butterword-Heinemann
Ham, Sam (1992) Environmental Interpretation: Practical Guide for People with Big Ideas & Small Budgets. Colorado: North American Perss. International Council of Museum (2007)
Hasanah, Nurul. (2015) Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa Wisata di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Program Studi Manajemen Resort dan Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Higginbottom, (2004) The Role of Interpretation in Wildlife Tourism. [Online]: jcu.edu.au [diakses 15 April 2017]
J.R Brent, Ritchie. (2003). Aspect of Tourism 10: Managing Educational Tourism. [Online] Tersedia di: http://samples.sainsburysebooks.co.uk/aspect-of-tourism/2003. University of Queensland, Australia: Channel View Publication [diakses 10 Januari 2017]
Keputusan Menteri Kehutanan No. 479/ Kpts-II/1998 mengenai Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar
Nandi, Ishani (2017) Ensiklopedia Dunia Satwa Burung. Jakarta Penerbit Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Nitisusastro, Mulyadi (2012) Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung Penerbit Alfabeta
Nn, (2015). Kebun Binatang Bandung. [Online]. Tersedia di: http://www.tripadvisor.co.id [diakses 1 Januari 2017]
Nn. (Nd). Sejarah Kebun Binatang Bandung. [Online]. Tersedia di: elib.unikom.ac.id [diakses 16 Mei 2017]
Nn, (2012). Wahana Rekreasi Kebun Binatang Bandung. [Online]. Tersedia di: http://www.allaboutbandung.com/2012/05/wahana-rekreasi-kebun-binatang-bandung.html [diakses 1 Januari 2017]
Nn. (Nd). Zoological Association Of America. [Online]. Tersedia di: zaa.org [diakses 13 April 2017]
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut- II/2006 mengenai Lembaga konservasi
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.31/Menhut-II/2012 Pasal 9 mengenai Kriteria Kebun Binatang
Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 mengenai Wisatawan
Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 3 mengenai Pariwisata
Pratiwi, Diceu Hanna. (2015). Pengaruh Interpretasi Terhadap Kepuasan Wisatawan Berkunjung di Museum Nasional Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan. Program Studi Manajemen Resort dan Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Ramadhita, Risha. (2013). Strategi Pengembangan Fasilitas Guna Meningkatkan Minat Wisatawan di Obyek Wisata Talaga Herang Kabupaten Majalengka. Program Studi Manajemen Resort dan Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Rodger, D. (1998). Educational Tourism and Forest Conservation: Diversification for Child Education. Journal Vol.64 No.4
Rouli Borusere, Esther (2013) Sistem Informasi Satwa Berbasis Web di Kebun Binatang Bandung. [Online]. Tersedia di: elib.unikom.ac.id [diakses 15 Desember 2016]
Sharpe, G.W. (1982) Interpreting The Environment New York: John Wiley and Sons Inc
Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Penerbit Alfabeta
Suwantoro, Gamal (2004) Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta Penerbit Andi
Veverka, John. A. (1998) Interpretative Master Planning. California: Acorn Naturalist
Wells, Marcella.D dan Vernon Lovejoy (2009) Creating More Meaningful Visitor Experience: Planning for Interpretation and Education. Colorado. U.S. Department of the Interior Bureau of Reclamation.
DOI: https://doi.org/10.17509/jurel.v15i1.11436
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Manajemen Resort & Leisure berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International.