STUDI TUTUPAN LAMUN DAN KONDISI EKOSISTEMNYA DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO

Ilyas Hasmin Husain, Dewi Wahyuni K. Baderan, Marini Susanti Hamidun

Abstract


Abastrak

Ekosistem padang lamun memiliki peran penting dalam ekologi kawasan pesisir, karena menjadi habitat berbagai biota laut termasuk menjadi tempat mencari makan (feeding ground) bagi penyu hijau, dugong, ikan, echinodermata dan gastropoda. Perubahan iklim (climate change), padang lamun menjadi salah satu ekosistem yang terkena dampak paling nyata. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi ekosistem lamun dipesisir Kecamatan Dumbo raya Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kombinasi jalur berpetak. Pada masing-masing lokasi pengamatan dibuat 3 garis transek tegak lurus garis pantai. Jarak antar garis transek sejauh 50-100 m hingga batas tubir (intertidal area).hasil penelitian menunjukan pada lokasi penelitian ditemukan 3 jenis lamun yaitu jenis Thalassia hemprichii dari famili Hydrocaritaceae dan jenis Cymodoceae rotundata dari famili Potamogetonaceae dan Enhalus sp ketiga jenis lamun ini ditemukan di semua stasiun penelitian, hal ini dikarenakan tipe substrat cocok untuk pertumbuhan ketiga jenis lamun ini. Prosentase penutupan lamun paling tinggi terdapat pada pesisir leato selatan jika dibanding pantai leato utara. Hal ini diperkirakan karena pantai leato selatan memiliki penutupan lamun yang paling luas di kawasan pantai ini. Kondisi pantai yang tenang tanpa banyak gangguan ekosistem, menyebabkan tutupan lamun di kawasan ini nampak masih cukup baik.kesimpulan penelitian ini adalah Porsentase di kedua titik lokasi penelitian berada pada rentang antara 27,8% (miskin) sampai 68,5% (kaya). Prosentase penutupan lamun di leato selatan lebih baik dari dua lokasi di leato utara. Informasi penelitian ini bertujuan memperbanyak referensi terhadap kondisi lamun di Provinsi Gorontalo untuk menjaga kelestarian ekosistem lamun.

Kata kunci ; Tutupan Lamun, Kondisi Ekosistem, Kabupaten Dumbo Raya, Gorontalo


Keywords


artikel 1

References


DAFTAR PUSTAKA

Azkab MH. 2006. Ada apa dengan lamun. Majalah Semi Polpuler Oseana 31(3):45-55

Bortone, S.A. 2000. Seagrasses: monitoring, ecology, physiology and management. CRC Press. Boca Raton, Florida. 318p.

Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Instititut Pertanian Bogor.

Daud ruslan. 2012. ''Pola Penyebaran Lamun Di Kawasan Pesisir Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontaloā€¯. Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Gorontalo.

Danovaro, R.C., C. Gambi & S. mirto. 2002. Meiofaunal Production and energy Transfer Efficienvcy in a Seagrass Posidonia oceanica Bed in the Wsetern Mediteranian. mar Ecol. Prog. ser. 234:95-104

Dahuri, R., 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. PT . Pradnya Paramita. Jakarta.

Hutomo, H. (2009). Padang Lamun Indonesia: Salah Satu Ekosistem Laut Dangkal yang belum banyak dikenal. Jurnal Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Kordi K. M. G.H. (2011). Ekosistem Lamun (seagrass): Fungsi, Potensi, dan Pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kiswara W. 1999. Perkembangan Penelitian Ekosistem Padang Lamun di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Tentang Oseanografi Dalam Rangka Penghargaan kepada Prof. Dr. Apriliani Soegiarto, M.Sc, Puslitbang Oseanografi LIPI Jakarta 1999.

Lanyon, J., 1986. Seagrass of the Great Barrier Reef. Great Barrier Reef Marine Park Authority Special Publication Series (3), 54 hal.

M. Sahami, dkk 2014 Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 2, Nomor 3.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut, suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia. Jakarta. 459 hlm.

Stapel, J. 1997. Nutrient dynamics in Indonesian seagrass beds: factors determining conservation and loss of nitrogen and phosphorus. Disertation, Radboud University Nijmegen. 127p.

S. English, C. Wilkinson, and V. Baker. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. 2nd Edition. Townsville.

Sahami, F.M. 2014. Struktur Komunitas Bivalvia di Wilayah Estuari Sungai Donan dan Sungai Spuregel Cilacap. Tesis (Tidak dipublikasikan). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tangke, Umar. 2010. Ekosistem Padang Lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi). Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate), Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010).

Thomlinson, P.B. 1974. Vegetative morphology and meristem dependence - the Foundation of Productivity in seagrass. Aquaculture 4: 107-130.

Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji, and M.K. Moosa. 1997. The ecology of Indonesian seas. Part two. The Ecology of Indonesia Series, 752p.

Wood, E. J. F. , W.E. Odum and J. C. Zieman. (1969), Influence of the seagrasses on the productivity of coastal lagoons, laguna Costeras. Un Simposio Mem. Simp. Intern. U.N.A.M. - UNESCO, Mexico,D.F., Nov., 1967. pp 495 - 502.

Walker, D.I., G. Pergent, and S. Fazi. 2001.Seagrass decomposition. In: Short, F.T et al. (eds.). Global seagrass research methods. Amsterdam. Netherlands. 313-324pp.

Waycott, M., McMahon K, J. Mellors, A. Calladine, dan D. Kleine. 2004. A Guid to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook University,Townsville-Queensland-Australia.




DOI: https://doi.org/10.17509/ijom.v3i1.38858

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of Maritime

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Indexed by:

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

p-ISSN: 2722-1946 , e-ISSN: 2722-4260