TRADISI NYAWÉR PANGANTÉN SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASAN BUDAYA SUNDA DI SMA

Andri Tri Sulistian

Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap kearifan budaya lokal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tradisi nyawér pangantén yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan adat Sunda. Berdasar pada latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan struktur dan fungsi tradisi nyawér pangantén, 2) mendeskripsikan nilai etnopedagogik yang terdapat dalam tradisi nyawér pangantén, dan 3) mendeskripsikan tradisi nyawér pangantén bisa menjadi alternatif bahan ajar bahasan budaya Sunda di SMA. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dalam penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari telaah pustaka dan perekaman serta pendokumentasian. Penelitian ini dikaji dengan kajian struktur tradisi lisan, etnopedagogik, serta hasil bahasannya digunakan menjadi bahan ajar di SMA. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tradisi nyawér pangantén mempunyai aspék teks, ko-teks, dan konteks yang sangat penting. Selain itu, dalam tradisi nyawér pangantén juga terdapat moral manusia kepada Tuhan, kepada pribadinya, kepada manusia lainnya, kepada alam, terhadap waktu, dan dalam mencapai kepuasan lahir dan batin. Serta hasil analisis dalam pembahasan tradisi nyawér pangantén dapat digunakan sebagai bahan ajar bahasan budaya Sunda di SMA.

Abstract

This research was motivated by the low level of knowledge and concern of the community towards local wisdom culture existed in everyday life. One of them is nyawer pangantén tradition, which commonly held during Sundanese traditional wedding ceremony. Based on the above background, this study aimed to 1) describe the structure and function of traditional pangantén custum, 2) describe the ethnopedagogic values contained in the traditional pangantén custom, and 3) describe the traditional pangantén custom as an alternative teaching material for Sundanese culture in Senior high school. The method used was descriptive in qualitative research. Sources of data in this study included primary and secondary data. Primary data obtained from interviews and observations. While secondary data was obtained from literature review, recordings and documentation. This research was performed by a study of the structure of oral traditions, ethno-pedagogic, and the results of the discussion used as teaching materials in high school. From the results of data analysis, it can be concluded that nyawer pangantén tradition has a very important aspect of text, co-text, and context. In addition, nyawer panganten tradition contained human morality to God, to themselves, to other humans, to the nature, to time, and in achieving satisfaction outwardly and inwardly. Furthermore, the results of the analysis revealed that nyawer pangantén tradition can be used as a teaching material for discussing Sundanese culture in Senior High School.


Keywords


tradisi nyawer panganten; struktur; etnopedagogik; bahan ajar; nyawer panganten tradition; structure; ethno-pedagogic; teaching materials

Full Text:

PDF

References


Albaiti. (2015). Kajian Kearifan Lokal Kelompok Budaya Dani Lembah Baliem Wamena Papua. Jurnal Pendidikan Nusantara Indonesia, 1 (1)

Alwasilah, C.A., Suryadi K., & Karyono, T. (2009). Etnopedagogik. Bandung: Kiblat

Al-Quran dan Hadits [Online]. Diakses dari https://apwa.wordpress.com/perpustakaan/dalil-nikah/

Disdik Provinsi Jawa Barat. (2013). Kurikulum Tingkat Daerah Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis Kurikulum 2013. Bandung: Disdik Provinsi Jawa Barat

Irwanto, D. (2012). Kendala dan Alternatif Penggunaan Tradisi Lisan dalam Penulisan Sejarah Lokal di Sumatera Selatan. Jurnal Forum Sosial, 2 (5)

Iskandarwassid. (2003). Kamus Istilah Sastra. Bandung: Geger Sunten

Hadish, Y. K., spk. (1986). Puisi Sawer Bahasa Sunda. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Haerudin, D. (2013). Panganteur Telaah Buku Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI

Hidayat, M. F. (2016). Peranan Tradisi Lisan dalam Upaya Pelestarian Lingkungan; Studi Ekologi Budaya Goa Ngerong Rengel Tuban. Prosiding Seminar Nasional Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP daengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhamadiyah Malang

Muchtar, Uton dan Ki Umbara. (1987). Modana. Bandung: PT Mangle Panglipur

Lubis, H.N dkk. (2011). Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: Yayasan Masarakat Sejarawan Indonesia

Rekha, R.D. (2014). Tradisi Babarit Désa di Kecamatan Palasah Kabupatén Majaléngka (Ulikan Struktural-Sémiotik). Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sibarani, R. (2015). Pendekatan Antropolinguisstik terhadap Kajian Tradisi Lisan. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1 (1)

Sudaryat, Y. (2015). Wawasan Kasundaan. Bandung: JPBD UPI Bandung

Takari, M. (2013). Tradisi Lisan di Alam Melayu: Arah dan Pewarisannya. Pascasarjana Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Yohana, N. (2015). Kaidah Interaksi Komunikasi Tradisi Lisan Basiacuang dalam Adat Perkawinan Melayu Kampar Riau. Jurnal Penelitian Komunikasi, 1 (18)




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v9i1.15613

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 LOKABASA



View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.