Tata Ruang Kosmologis Masyarakat Adat Kampung Naga berbasis Naskah Sunda Kuno

Elis Suryani Nani Sumarlina, Rangga Saptya Mohamad Permana, Undang Ahmad Darsa

Abstract


Cosmologically, humans are seen as the microcosm of the universe whose entire life must always carry out all the torments or teachings of the Sanghyang Darma. That is the ideal human who can reach eternal heaven or nirvana according to the Sanghyang Raga Dewata (SRD) manuscript, one of the lontar manuscripts and the ancient Sundanese language of the sixteenth century AD. The cosmological concept of spatial Sundanese society, based on several Sundanese manuscripts of the XVI century AD, is triad, triune or triumvirate. Sundanese people have a view of parallels between the macrocosm and the microcosm, between the universe and the human world. This order seeks to find the meaning of the world according to its existence. This paper presents the cosmological layout of the Kampung Naga indigenous people, based on the Ancient Sundanese XVI century AD, which is examined through descriptive analysis research methods, and philological and cultural studies methods. The cosmological concept of the Kampung Naga community is closely related to the concept known as Tri Tangtu Di Bumi, which includes ‘tata wilayah', 'tata wayah', and 'tata lampah', all of which are interconnected with one another, according to their customs and traditions.

 

Abstrak

Secara kosmologis, manusia dipandang sebagai mikrokosmosnya jagat raya, seluruh kehidupannya harus selalu menjalankan segala siksa atau ajaran Sanghyang Darma.  Itulah manusia ideal yang kelak dapat mencapai surga abadi atau nirwana menurut naskah Sanghyang Raga Dewata (SRD), salah satu naskah lontar beraksara dan berbahasa Sunda kuno abad ke-16 Masehi. Konsep tata ruang masyarakat Sunda secara kosmologis, berdasarkan beberapa naskah Sunda abad  ke-16 Masehi, bersifat tiga serangkai, tritunggal atau triumvirate. Masyarakat Sunda memiliki pandangan tentang kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos, antara jagat raya dan dunia manusia. Dalam tatanan ini, berupaya mencari makna dunia menurut eksistensinya. Tulisan ini menyajikan kosmologis tata ruang masyarakat adat Kampung Naga, berbasis naskah Sunda Kuno abad ke-16 Masehi, yang dikaji melalui metode penelitian deskriptif analisis, dan kajian filologi dan budaya. Konsep kosmologis masyarakat Kampung Naga seperti itu, berkaitan erat dengan konsep yang dikenal dengan sebutan Tri Tangtu di Bumi, yang meliputi ‘tata wilayah’, ‘tata wayah’,  dan‘tata lampah’, yang ketiganya saling berhubungan satu sama lain, sesuai dengan adat dan tradisi mereka.


Keywords


Cosmological space; Kampung Naga; Tri Tangtu Di Bumi

Full Text:

PDF

References


Danasasmita, Saleh dkk. (1987). Sewaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung. Bandung: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi).

Darsa, Undang Ahmad. (1998). Sanghyang Hayu: Kajian Filologis Naskah Bahasa Jawa Kuno di Sunda pada Abad XVI. (Tesis Magister Humaniora). Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Hermawan, I. (2014). Bangunan Tradisional Kampung Naga: Bentuk Kearifan Warisan Leluhur Masyarakat Sunda. Sosio Didaktika, 1(2).

Heryana, A. (2010) Tritangtu di Bumi di Kampung Naga: Melacak Artefak Sistem Pemerintahan (Sunda). Patanjala, 2(3).

Palmer, R.E. (1969). Hermeneutics. Illinois: Northwestern University Press.

Riany, S dkk. (2014). Kajian Aspek Kosmologi-Simbolisme pada Arsitektur Rumah Tinggal Vernakular di Kampung Naga. Reka Karsa, 4(2).

Suganda, H. (2006) Kampung Naga Mempertahankan Tradisi. Bandung: Kiblat.

Suherman, A. (2019). Literacy Tradition of Sundanese Society - Indonesia: An annotation of the 16th Century Ancient Manuscript. International Journal for Innovation Education and Research, 7(3), 262-271. https://doi.org/10.31686/ijier.Vol7.Iss3.1377.

Suryani NS, Elis. (2009). Kearifan Lokal Budaya Sunda yang Tercermin dalam Naskah dan Prasasti. Tasikmalaya: Laporan Penelitian.

Suryani NS, Elis., dkk. (2009). Laporan Penelitian Kedudukan Lahan Penambangan Batu Kampung Selareuma Pasir Reungit Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dalam Konstelasi Kabuyutan Sumedanglarang. Sumedang.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v11i1.25163

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 LOKABASA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.