Nama Sebagai Sebuah Kesadaran Identitas Manusia Sunda: Kajian Budaya

Retty Isnendes

Abstract


A person's self name refers to the language used by his parents in attaching identity to his child. Language is one of the elements of culture which is very dominant and the opening of a culture. The identity of one's ethnic group will be seen from the ethnic language or region used and one of them, which is attached to oneself as an individual trait. The identity of the name as a Sundanese human characteristic also reflects the region of space and time awareness in addressing itself as part of a tribe in a global vortex. Maintaining self-name by carrying out Sundanese culture in the midst of the temptation of global cultural gatherings is difficult if parents do not have awareness about national identity. The names that are attached to the child become an indication in measuring his consciousness as a Sundanese. In this article the question concerning the names of students of the Sundanese Language Education Department is raised in the culture studies.

Abstrak

Nama diri seseorang berkenaan dengan bahasa yang dipakai orang tuanya dalam melekatkan identitas pada diri anaknya. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang sangat dominan dan pembuka satu kebudayaan. Identitas suku bangsa seseorang akan terlihat dari bahasa etnis atau daerah yang dipakainya dan salah satunya, yang dilekatkan pada diri sebagai ciri individu. Identitas nama sebagai ciri manusia Sunda juga mencerminkan wilayah kesadaran ruang dan waktu dalam menyikapi dirinya sebagai bagian dari sebuah suku bangsa dalam pusaran global. Mempertahankan nama diri dengan mengusung budaya Sunda di tengah godaan pertemuan budaya global merupakan hal berat bila orang tua tidak punya kesadaran mengenai jati diri bangsa. Nama-nama yang dilekatkannya pada anak menjadi indikasi tersendiri dalam mengukur kesadarannya sebagai manusia Sunda. Dalam artikel ini diketengahkan persoalan mengenai: nama diri mahasiswa di Departemen Pendidikan Bahasa Sunda dalam kajian budaya.

 


Keywords


kajian budaya; kesadaran identitas; manusia Sunda; nama.

Full Text:

PDF

References


Darpan, 2004. “Sarah jeung Sela” dalam majalah Sunda Cupumanik. Bandung: Yayasan Kabudayaan Rancage.

Ekadjati, E.S. (1995). Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Isnendes, R. (2010). “Si Kabayan: Ulikan Sosial-Kultural” dalam Kajian Sastra: Aplikasi Teori dan Kritik pada Karya Sastra Sunda dan Indonesia. Bandung: Daluang.

Jendra, M.I.I. (2012). “Nama-nama Diri Bermarkah: Studi Antroponimi Nama-nama Mahasiswa Etnis Bali di Denpasar”. Disertasi Doktor. Denpasar: PPs-UNUD.

Kosasih, D. (2010). “Kosmologi Nama Diri (Antroponim) Masyarakat Sunda” (makalah) diunggah 20 Desember 203 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/196307261990011-DEDE_KOSASIH/PDF/Makalah/Kosmologi_Nama_Diri.pdf

Kosasih, D. (2004). “Whats in A Name?” artikel pada majalah Sunda Mangle No. 1993 dan 1994. Bandung: PT Mangle Panglipur.

Moestapa. H.H. (1913). Bab Adat Oerang Priangan djeung Oerang soenda Lian ti Eta. Batawi: Kandjeng Gupernemen.

Moleong, L.J. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Retnowati, D. (2006) “Mitos Nama Perempuan dalam Bahasa Jawa Kuna” dalam Jurnal Kejawen: Jurnal Kebudayaan Jawa Vol.1 No.2 Tahun 2006. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UNY. (diunggah 20 Desember 2013 dari http://books.google.co.id/books?id=k5cn1iEadxgC&pg=PA95&lpg=PA95&dq=penamaan+diri+Desti+Retnowati&s)

Rais, J. (2006). “Arti Penting Penamaan Unsur Geografi Definisi, Kriteria, dan Peranan PBB dalam Toponimi (diunggah 20 Desember 2013 dari http://geodesy.gd.itb.ac.id/wedyanto/wp-content/uploads/2006/12/arti-penting-penamaan-unsur-geografi.pdf)

Romdonah Awaliah, Y. 2011. ”Ngaran Urang Sunda di Paguron Luhur” (Skripsi). Bandung: JPBD FPBS UPI.

Rosidi, A. (1985). Manusia Sunda. Jakarta: Inti Idayu Press.

Rosidi, A. (1996). Pancakaki. Bandung: Girimukti Pasaka.

Rosidi, A. (2003). Manusia Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Saini, K.M. (1999). “Pelik-pelik Kebudayaan Sunda” dalam Jurnal Budaya Dangiang. Bandung: Komunitas Dangiang-PPSS-Yayasan Kebudayaan Rancage & PT Dunia Pustaka.

Sugiri, E. (2003). “Perspektif Budaya Perubahan nama Diri bagi Keturunan Tionghoa di wilayah Pemerintah Kota Surabaya” pada Jurnal BAHASA DAN SENI, Tahun 31, Nomor 1, Februari 2003 (diunggal 20 Desember 2013 dari http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Perspektif-Budaya-Perubahan-Nama-Diri-Bagi-WNI-Keturunan-Tionghoa-di-Wilayah-Pemerintah-Kota-Surabaya-Eddy-Sugiri.pdf.)

Widodo, S.T. (2002). Sistem Nama Diri Masyarakat Jawa. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

www.wikipedia.com




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v11i2.29146

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 LOKABASA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.