PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI SENTRA KRAMIK PLERED (Studi Kasus)

TATANG TATANG

Abstract


Penelitian ini didasari oleh fenomena kontak bahasa yang terjadi di Sentra Kramik Plered Jawa Barat. Plered adalah salah satu daerah Sunda di Jawa Barat yang mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bagaimanapun, fenomena kontak bahasa antara masyarakat Plered dengan para pelancong (peminat kramik) baik dari dalam negeri maupun luar negeri, akan menimbulkan fenomena multilingualisme; campur kode atau alih kode. Bagaimana masyarakat Plered mempertahankan bahasa daerah Sunda sebagai bahasa daerahnya, fenomena ini menjadi menarik untuk dikaji. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan para pengrajin keramik dan observasi langsung terhadap transaksi jual beli di Sentra Kramik Plered. Dari hasil pengolahan data, disimpulkan bahwa upaya pemertahanan bahasa Sunda dilakukan melalui penamaan produk keramik (95% berbahsa Sunda, 5 % bahasa Asing), dalam percakapan sehari-hari antar orang dewasa dan antar anak-anak, dalam kegiatan formal kepala desa, dalam acara keagamaan, dalam transaksi jual beli yang penjualnya adalah orang dewasa. Bahasa Sunda kurang digunakan dalam peristilahan bahan baku, proses, dan alat pembuatan keramik, dalam penamaan toko, dalam pergaulan antar remaja, dan dalam transaksi jual beli yang penjualnya anak remaja.
Kata kunci: 


The present research is motivated by the language contact phenomena at the ceramic center, Plered, West Java. Plered is one of Sundanese speaking areas in West Java in which Sundanese is used as a daily language by the majority of the people. The language contact phenomena between people of Plered and domestic and international visitors (ceramic enthusiasts) give rise to multilingualism phenomena; code mixing or code switching. How people of Plered maintain Sundanese as their local language is the focal interest of this research. To meet that end, interviews with ceramic makers and direct observation of transaction at the ceramic center were deployed. Results indicate that Sundanese language maintenance is undertaken through the naming of ceramic products (95% in Sundanese and 5 % in foreign language), in daily communications between adults and children, on formal occasions of the chief of the village, religious activities, and business transaction whose vendors are adults. Sundanese is less used in the naming of raw materials, process and ceramic-making tools, ceramic stores, interactions among teenagers and business transaction whose vendors are teenagers.


Keywords


kontak bahasa, campur kode, alih kode, pemertahanan, bahasa daerah, language contact, code mixing, maintenance, local language

Full Text:

PDF

References


Fasold, R. (1984). The Sociolinguistics of Society (Introduction to Sociolinguistics). Oxford Basil Blackwell Publisher Ltd.

Jernudd, B.H., 1973, Towards A Theory of Language Planning. Honolulu: The University Press of Hawaii.

Rubin, Joan & Bjorn H. Jernudd.1973, Can Language Be Planned, Honolulu: The University Press of Hawaii.

wikipedia.org/wiki/Plered, Posting tanggal 12 Juni 2009.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v4i2.3145

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 TATANG TATANG



View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.