KAJIAN STRUKTUR CERITA RAKYAT DI KABUPATEN CIANJUR

RUSWENDI PERMANA

Abstract


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan keberadaan cerita rakyat di Wilayah Kabupaten Cianjur. Cerita rakyat yang ada di Kabupaten Cianjur memiliki ragam jenis yang berbeda. Berdasarkan pada isi tersebut cerita rakyat itu ada yang tergolong mite, fabel, parabel, dan legenda. Keempat jenis ragam cerita ini masih cukup dikenal di dalam kehidupan masyarakat, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Dengan demikian jelaslah bahwa cerita rakyat, khususnya legenda merupakan materi yang dapat menciptakan berkembangnya cerita rakyat yang bercorak baru dan selaras dengan perkembangan zaman. Fungsi cerita rakyat khususnya legenda di Kabupaten Cianjur memiliki fungsi sebagai berikut: (1) Sebagai alat untuk mewariskan tata cara hidup, dat istiadat, dan kebiasaan, (2) Sebagai alat untuk mewariskan kepercayaan, (3) Sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan, baik pendidikan lahir maupun batin, (4) Sebagai cara untuk meyampaikan asal-usul terjadinya hal-hal yang mengandung sejarah, (5) Sebagai alat hiburan, mengisi waktu senggang. Penutur cerita rakyat cukup beragam, baik umur, jenis kelamin maupun pekerjaan. Dilihat dari jenis kelamin penutur pria lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita, umur penutur rata-rata berkisar dari 36-80 tahun. Adapun pekerjaan umumnya sebagai pendidik (guru). Para penutur umumnya orang-orang yang dianggap mengenal dengan baik daerahnya masing-masing dan dianggap cukup mampu untuk memberikan informasi tentang daerahnya. Para penutur ini umumnya bersuku Sunda.

 

The aim of this study was to describe the presence of folklore in Cianjur Regency. The folklore in Cianjur Regency has a variety of types. Based on the contents, the folklore covers myth, fable, parable, and legend. The four types are still well known in public life, whether children, adolescents and adults. Thus, it is clear that the folklore, in particular the legend, is the material that can create a new development of folklore characters and in tune with the times. The functions of folklore, in particular legend, in Cianjur cover (1) as a means to pass on the way of life, traditions, and customs; (2) as a means to pass on trust; (3) as a means to deliver inner and outer education; (4) as a way to present the origin of the things that contains history; and (5) as a means of entertainment, to fill spare time. The folklore tellers are quite diverse in age, gender, or occupation. Mostly, they are men. The average age of the tellers ranged from 36-80 years old. Generally, they are educators (teachers). The tellers are commonly the people who are considered to know well their regions and are considered capable enough to provide information about the area. The tellers are generally the Sundanese.


Keywords


kajian struktur, cerita rakyat, the structure study, folklore

Full Text:

PDF

References


Fokkema, D.W. dan Elrud Kunne-Ibsch. 1977. Theories of Literature in the Twentieth Century. Lonton: G. Hurst & Co.

Hawkes, Terence. 1978. Structuralism and Semiotics. London: Mathuen & Co Ltd.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v6i2.3170

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 RUSWENDI PERMANA



View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.