Nilai Filosofis dalam Kesenian Calung Tarawangsa di Desa Parung, Kabupaten Tasikmalaya

Nenden Sofyandini

Abstract


Kajian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat masyarakat untuk menonton atau mengapresiasi kesenian tradisional khususnya calung tarawangsa. Hal ini disebabkan di antaranya oleh kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi dari kesenian tersebut. Kajian ini ditujukan untuk mendeskripsikan keberadaan dan pelaksanaan kesenian calung tarawangsa dan nilai filsafat yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis dengan pendekatan kualitiatif. Hasilnya  ditemukan bahwa calung tarawangsa merupakan kesenian tradisional dari Kampung Cigelap, Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya. Kesenian ini mengandung nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Hal ini terlihat dari seluruh aspek yang terdapat dalam kesenian tersebut, di antaranya dalam sesajian (sasajen), pakaian pangsi, kampret dan iket untuk laki-laki serta kebaya untuk perempuan atau juru kawih. Selain itu, juga dalam waditra seperti calung renteng, tarawangsa, kacapi dan suling, serta dalam lirik lagu yang dinyanyikan, di antaranya lagu salancar sebagai  lagu pembuka, lagu ayun, lagu manuk hejo, lagu cipinangan (ngaleuseuhan), dan kawih mulang sebagai lagu penutup.


Keywords


bahan pembelajaran; calung tarawangsa; nilai filosofis

Full Text:

PDF

References


Brata, I. B. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti Saraswati:Media Publikasi Penelitian dan Penerapan Iptek, 5(1), 67-82.

Cathrin, S., Wikandaru, R., Indah, A. V., & Bursan, R. (2021). Nilai-nilai filosofis tradisi Begawi Cakak Pepadun Lampung. Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya., 22(2), 213-233.

Fasya, S., Wasta, A., & Ridwan Husen, W. (2020). Peran dan fungsi kesenian calung tarawangsa di Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Seni, 3(1), 2620-8598.

Islami, M. Z., & Putri, Y. R. (2020). Nilai-nilai filosofis dalam upacara adat Mongubingo pada masyarakat Suku Gorontalo. Jurnal Ilmu Budaya, 8(2), 186-197.

Mahuda, I. (2020). Eksplorasi etnomatematika pada motif batik Lebak dilihat dari sisi nilai filosofi dan konsep matematis. Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika, 1(1), 29-38.

Muslich, A. (2018). Nilai-nilai filosofis masyarakat Jawa dalam konteks pendidikan karakter di era milenial. Al-Asasiyya: Journal of Basic Education, 2(2), 65-78.

Nawali, A. K. (2018). Nilai-nilai pendidikan Islam dalam filosofi hidup “gusjigang” Sunan Kudus dan implikasinya terhadap kehidupan masyarakat di Desa Kauman, Kecamatan Kota Kudus. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 15(2), 99-113.

Nurbaeti, N., Mayasari, A., & Arifudin, O. (2022). Penerapan metode bercerita dalam meningkatkan literasi anak terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Tahsinia, 3(2), 98-106.

Ridwan, M., Suhar, A. M., Ulum, B., & Muhammad, F. (2021). Pentingnya penerapan literature review pada penelitian ilmiah. Jurnal Masohi, 2(1), 42-51.

Sholikhah, A. (2016). Statistik deskriptif dalam penelitian kualitatif. Komunika: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 10(2), 342-362.

Soraya, I. (2017). Personal branding Laudya Cynthia Bella melalui Instagram (studi deskriptif kualitatif pada akun Instagram@ Bandungmakuta). Jurnal Komunikasi, 8(2), 52-65.

Wibawa, S. S. (2013). Nilai filosofi Jawa dalam Serat Centhini. Litera, 12(2), 328-344.

Yuliani, W. (2018). Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling. Quanta, 2(2), 83-91.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v14i2.64923

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Lokabasa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.