Komunikasi Antara Peserta Didik Non-Disabilitas dan Peserta Didik Penyandang Autisme di Sekolah Inklusi

Seli Septiana Pratiwi

Abstract


Artikel ini mencoba menggambarkan komunikasi dua arah antar peserta didik sebagai bagian dari interaksi sosial yang terjadi di sekolah inklusi. Pendidik dominan mengarahkan peserta didik untuk menciptakan kualitas komunikasi yang baik. Kontrol terhadap komunikasi dipengaruhi oleh aturan-aturan yang dibuat pendidik. Komunikasi antar peserta didik dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Analisis data fokus pada komunikasi peserta didik atas arahan dan aturan yang diberlakukan oleh pendidik. Menafsirkan komunikasi yang dilakukan antar peserta didik memerlukan proses yang mendalam tentang komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal berupa ucapan, tulisan, dan bacaan, sedangkan komunikasi non-verbal berupa gestur dan simbol yang dilakukan antar peserta didik. Aturan diberlakukan untuk peserta didik non-disabilitas dan peserta didik penyandang autis untuk menciptakan komunikasi yang baik diantara peserta didik. Data dikumpulkan selama berada di lingkungan sekolah inklusi. Dengan demikian, hal ini menarik bagi penulis untuk mempelajari komunikasi yang dilakukan peserta didik selama berada di sekolah inklusi.


Full Text:

Untitled

References


Hariko, R. (2017). Landasan Filosofis Keterampilan Komunikasi Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 2(2), 41–49. https://doi.org/10.17977/um001v2i22017p041

Hidayah, A. N., & Prasetyo, T. (2019). PROSES KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANTARA GURU DAN SISWA DENGAN ADHD LEARNING COMMUNICATION PROCESS AMOUNG TEACHER AND. Retrieved from https://unida.ac.id/ojs/skripsifkip/article/view/1664/1338

Komariah, S., & Asyahidda, F. N. (2019). Counter Enculturation: A Revitalization Strategy to Strengthen Local Wisdom in Fast Changing Age, 178(ICoIE 2018), 282–286. https://doi.org/10.2991/icoie-18.2019.63

Nahar, I. N. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 3. https://doi.org/10.1111/j.1365-2141.1992.tb08137.x

Nugraheni, S. A. (2012). Menguak Belantara Autisme, 20(1), 9–17. Retrieved from journal.ugm.ac.id

Prawitasari, J. E. (2016). Mengenal Emosi Melalui Komunikasi Non Verbal. Buletin Psikologi, 3(1), 27–43. Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/13384/9598

Rizky, U. F. (2014). Identifikasi Kebutuhan Siswa Penyandang Disabilitas Pasca Sekolah Menengah Atas. Indonesian Journal Od Disability Studies, 1(1), 52–59.

Rustan, E., & Subhan, S. (2018). Komunikasi Verbal Anak Pesisir Usia 7-8 Tahun Pada Transaksi Penjualan Produk Kebudayaan Dengan Turis Mancanegara. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 12(1), 12–28. https://doi.org/10.21009//jpud.121.02

Skjorten, M. D. (2017). Menuju Inklusi dan Pengayaan.

Taufina. (2016). Makna Komunikasi Verbal Dan Unsur Nonverbalnya Dalam Tuturan Konstatif Di Kelas I Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 24(2), 99–110.




DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v9i1.19568

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 SOSIETAS

Creative Commons License

This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License