PENYIMPANGAN TITIK PUSAT OPTIK LENSA (OC) DENGAN JARAK PUPIL PEMAKAI KACAMATA (PD)
Abstract
Untuk kenyamanan penglihatan pengguna kacamata, maka diperlukan pemeriksaan penglihatan dan pelaksanaan prosedur dispensing kacamata yang baik dan benar. Pengukuran kesesuaian frame kacamata dengan wajah pemakai merupakan hal yang sangat penting, salah satunya adalah kesesuaian titik pusat optik/optical centre (OC) lensa dengan pupil distance (PD) pemakai. Penyimpangan OC lensa dengan PD pemakai dapat menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan seperti asthenopia, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan OC lensa dengan PD pemakai pada kacamata di optik serta menyelidiki penyebab jika terjadi kejadian penyimpangan OC lensa dengan PD pemakai. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif cross sectional dengan melibatkan 100 buah sampel kacamata di Optik Z Tasikmalaya. Data OC lensa diperoleh dari hasil pengukuran lensometer, dan data PD pemakai diperoleh dari lembar ordering. Data-data tersebut direkam dalam lembar observasi dan kemudian dianalisis. Hasil penelitian pada periode April – Juni 2018 diketahui bahwa terdapat 49 buah kacamata (49 %) yang memiliki kesesuaian antara titik OC lensa dengan PD pemakai, dan terdapat 51 buah kacamata (51%) yang mengalami penyimpangan titik OC lensa dengan PD pemakai. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingginya persentase penyimpangan titik OC lensa dengan PD pemakai disebabkan oleh kurangnya perhatian petugas optik pada pentingnya proses dispensing seperti tidak dilakukannya pengukuran jarak pupil, pengukuran pada maklon, pembuatan lay out dan pengukuran titik OC lensa.
To provide the best vision for spectacle wearers, optometry or practitioners had to carry out visual examination and dispensing procedure thoroughly. Ensuring proper frame of spectacle with the wearer’s facial shape was important parts of dispensing process; one of which is the suitability of lens optical center with the wearers’ pupil distace. Displacement of lens optical center and the wearers’ pupil distance would cause visual discomforts such as asthenopia, blur vision, and headache. This research was aimed to find out the precision of lens optical center and the wearers’ pupil distance of spectacle sold by an optic, and also to investigate the reasons of lens optical center displacement. This research was conducted using descriptive cross sectional methodology, and involved 100 spectacles at Z Optic in Tasikmalaya. The data of lens optical center was obtained from lensometer measurement, while the data of pupil distance was obtained from the optic’s ordering forms. These data were noted in an observation form. The result of data analysis indicates that in the period April-June 2018, there were 49 spectacles (49%) who had precision of lens optical center and pupil distance, and there were 51 spectacles (51%) who had the displacement. Based on the observation, it was found out that high percentage of displacement of lens optical center and the wearer’s pupil distance was caused by optometry or pratitioner’s lack of attention to the importance of dispensing processes; for examples, not taking measurement of pupil distance, makloon measurement, lay out making, and lens optical center measurement.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Benjamin, W. J. (1998). Borish’s Clinical Refraction. United States of America: Philadelphia.
Butler, M., Jowell, M., & Clarke-Fall, P. (2016). Analysis of readymade readers and near–inter-pupillary distance for presbyopic patients in optometric practice in Cape Town, South Africa. African Vision and Eye Health.
Elliott, D. (2013). Clinical Prosedures in Primary Eye Care. UK: Saunders Ltd.
Fitriah, L. K. (2008). Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Dioptri. Malang: Tidak Diterbitkan. Diambil kembali dari http://etheses.uin-malang.ac.id/4548/1/03540011.pdf
Giancoli, D. (2005). Physics: Principles with Applications (Sixth ed.). USA: Pearson Education Inc.
Humas. (2017, May 17). BPJS Kesehatan Dorong Peningkatan Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit. Diambil kembali dari BPJS Kesehatan: http://bpjs-kesehatan.go.id/Bpjs/index.php/post/read/2017/458/BPJS-Kesehatan-Encourages-Improvement-of-Service-Quality-in-Hospitals
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 41 Tahun 2015. Diambil kembali dari http://www.iropin.org/legalitas/PMK%20No.%2041%20ttg%20Standar%20Pelayanan%20Refraksi%20Optisi%20Optometri.pdf
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun. Diambil kembali dari http://iropin.org/peraturan/PMK-1-2016-Penyelenggaraan-Optikal.pdf
Moodley, V., Kadwa, F., Nxumalo, B., Penceliah, S., Ramkalam, B., & Zama, A. (2011). Induced Prismatic Effects Due to Poorly Fitting Spectacle Frame. The South African Optometrist, 70(4), 168-174. Diambil kembali dari https://avehjournal.org/index.php/aveh/article/viewFile/115/83
Saminan. (2013). Efek Penyimpangan Refraksi Cahaya dalam Mata terhadap Rabun Dekat atau Jauh. Idea Nursing Journal, 26-26. Diambil kembali dari http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/1561
Sitepu, B. (2008). Hubungan Ukuran Pupil dengan Miopia Derajat Sedang. Medan: Tidak diterbitkan. Diambil kembali dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6387/Bobby%20Ramses%20Erguna%20Sitepu.pdf?seque>6Byg&B gYuj"
Spoerer, P. (1987). How to Make Spectacles at Low Cost. Geneva: World Health Organization
DOI: https://doi.org/10.17509/wafi.v3i2.13505
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Wahana Fisika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Wahana Fisika e-ISSN : 2549-1989 (SK no. 0005.25491989/JI.3.1/SK.ISSN/2017.02 ) published by Physics Program , Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.Setiabudhi 229 Bandung. The journal is indexed by DOAJ (Directory of Open Access Journal) SINTA and Google Scholar. Contact: Here
Lisensi : Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.