SASTRA “BACAAN LIAR” HARAPAN MENUJU KEMERDEKAAN

Agus Sulton

Abstract


Abstrak

Penelitian ini berupaya untuk merangkai sumber informasi terkait sastra yang dianggap sebagai « bacaan liar ». Pada waktu pemerintahan kolonial, media karya sastra sangat efektif sebagai wadah perjuangan bentuk agitator dan protes kepada pemerintah sekaligus suplemen untuk memahami diri dan nasibnya sehingga harapan untuk keluar dari kolonialisme pemerintahan Belanda lekas terwujud. Pandangan ideologi komunis digunakan pijakan mentransmisikan stabilitas nilai-nilai politik, sosial, dan ekonomi dengan cara vergadering dari gerakan-gerakan radikal revolusioner Bumiputera.

Kata kunci: Bacaan liar, ideologi komunis, sastra perjuangan,revolusioner Bumiputera.

 

Abstract

This study seeks to assemble relevant literature resources that are considered ‘wild readings’. At the time of colonial rule, the literary media was very effective as a vehicle for struggle and protest to the government in addition to serving as a supplement to understand themselves in hopes that Dutch colonialism would soon be over. The communist ideology was used as a framework to transmit stability of political, social, and economic values by way vergadering of radical revolutionary movements of Bumiputera.

Keywords: Communist ideology, literary struggle, revolution of Bumiputera, wild reading

Full Text:

PDF

References


Anderson, B. (1983). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. London: Verso.

Cahyono, E. (2003). Jaman Bergerak di Hindia Belanda: Mosaik Bacaan Kaoem Pergerakan Tempo Doeloe. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Damono, S.D.(2002). Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Gie, S.H. (1999). Di Bawah Lentera Merah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Kartodikromo, M.M. (2002). Pergaulan Orang Buangan di Boven Digoel. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

. (1919). Student Hidjo. Semarang: N.V. Boekhandel en Drunkkerij Masman & Stoindk.

Pringgodigdo, A.K.(1950). Sedjarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.

Razif. (2005). Bacaan Liar Budaya dan Politik pada Zaman Pergerakan. Jakarta: Edi Cahyono Experience.

Salim, I.F.M.C. (1977). Lima Belas Tahun di Digul: Kamp Konsentrasi di Nieuw Guinea. Jakarta: Bulan Bintang.

Sarwadi. (2004). Sejarah Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gema Media.

Shiraishi, T. (2005). Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926 (terj. Hilmar Farid). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

.(2001). Hantu Digoel: Politik Pengamanan Politik Zaman Kolonial. Yogyakarta: LKIS.

Soemantri. (1924). Rasa Mardika (Hikayat Soedjanmo). Semarang: Druk-kerij VSTP.

Sumarjo, Y. (1979). Masyarakat dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: C.V. Nur Cahaya.

. (2004). Kesusastraan Melayu Rendah Masa Awal. Yogyakarta: Galang Press.

Wasono,S.(2007). Rasa Merdika: Sebagai Propaganda Dan Perlawanan, makalah untuk Seminar Internasional Kesastraan yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, pada 19—20 November 2007 di Hotel Acacia, Jakarta.

Teeuw, A. (1980). Sastra Baru Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.

Toer, P.A.(2003). Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia. Jakarta: Lentera Dipantara.

Wasono, S. (2007). Sastra Propaganda. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Yuliati, D.(2000). Semaoen: Pers Bumiputra dan Radikalisasi Sarekat Islam Semarang. Semarang: Bendera.




DOI: https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2.1242

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Jurnal Bahasa & Sastra



    p-ISSN 1412-0712  |  e-ISSN 2527-8312

Lisensi Creative Commons

JPBS is published by:

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (Faculty of Language and Literature Education), Universitas Pendidikan Indonesia,

in cooperation with

TEFLIN, and APPBIPA

View My Stats