KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI NEGERI TERLUKA KARYA SAUT SITUMORANG

Renny Mey Adiyanti, Ma’mur Saadie, Dheka Dwi Agustiningsih

Abstract


Permasalahan sosial tidak dapat kita dihindari. Permasalahan tersebut dapat berupa berbagai masalah di berbagai lini kehidupan, baik pendidikan, ekonomi, kejahatan, atau kesehatan. Permasalahan tersebut memunculkan kritik di masyarakat. Permasalahan mendasar lain adalah ketidaksesuaian antara harapan dan realitas cenderung memunculkan kritik di dalam masyarakat. Berbagai masalah di Indonesia dapat disampaikan melalui berbagai media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah karya sastra. Hal tersebut disebabkan karya sastra lahir dari keadaan sosial budaya sehingga menjadi cerminan keadaan sosial yang sebenarnya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengkaji kumpulan puisi Negeri Terluka karya Saut Situmorang yang mengandung unsur kritik sosial. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kritik sosial yang terkandung dalam kumpulan puisi Negeri Terluka karya Saut Situmorang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan puisi pada kumpulan puisi Negeri Terluka, yaitu (1) “potret Kota Medan”; (2) “banyak orang menebang hutan”; (3) “HARTO” (4) “aku adalah mayat”; (5) “PERINGATAN RAKYAT”; (6) “Negeri Terluka”; (7) “Matamu”; dan (8) “Apakah Kita Harus Diam Saja?!”. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Setelah dianalisis, kumpulan puisi Negeri Terluka karya Saut Situmorang ditemukan kritik sosial berupa kritik sosial masalah lingkungan hidup, masalah birokrasi, masalah kependudukan, masalah pelanggaran norma-norma masyarakat, masalah kejahatan, dan masalah kemiskinan.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.