Representasi Kritik Sosial dalam Film Sri Asih

Adellia Oktaviani, Yostiani Noor Asmi Harini, Rai Bagus Triadi

Abstract


Kritik sosial dapat direpresentasikan melalui film, salah satunya pada film Sri Asih. Representasi kritik sosial dalam film Sri Asih dilihat berdasarkan aspek denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam bentuk kritik sosial yang direpresentasikan yaitu masalah kemiskinan, masalah kejahatan, masalah disorganisasi keluarga, masalah kependudukan, masalah pelanggaran terhadap norma-norma di masyarakat, dan masalah birokrasi. Dari keenam bentuk-bentuk tersebut, kritik sosial yang paling dominan adalah masalah kemiskinan. Adapun faktor penyebab terjadinya kritik sosial dalam film tersebut ada dua macam, yaitu karena ketimpangan ekonomi dalam masyarakat dan keberpihakan kebijakan aparatur negara.


Keywords


Film, Kritik Sosial, Representasi, Sri Asih

Full Text:

PDF

References


Azzura, F. de. (2019). “Perkembangan Komik Strip Di Era Media Sosial Tahun 2005-2015”. SERUPA: Jurnal Pendidikan Seni Rupa S1. 8(1), 62–71. https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/serupa/article/view/14853

Diego, D. (2016). “Feminisme dalam Cover Komik Sri Asih Sebagai Komik Klasik Pertama Indonesia”. Tingkap. XII (2), 136–146.

Drastawan, I. N. A. (2021). “Kedudukan Norma Agama, Kesusilaan, dan Kesopanan dengan Norma Hukum Pada Tata Masyarakat”. Jurnal Komunitas Yustisia Penddikan Ganesha, 4(3), 928–939.

Evy Tri Widyahening, C., & Eko Wardhani, N. (2016). “Literary Works and Character Education”. International Journal of Language. 4(1), 176–180. https://doi.org/10.15640/ijll.v4n1a20

Faqih, A. (2010). Kependudukan: Teori, Fakta dan Masalah. Deepublish.

Heryanti, D., & Harini, Y. N. A. (2018). “Representasi Pendidikan Pada Film Jembatan Pensil”. FON: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 13(2), 42–51. https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v13i2.1541

Istianto, B. (2011). Demokratisasi Birokrasi Filipina. STIAMI Jakarta dengan Mitra Wacana Media.

Kurnia, L. (2021). Sri Asih: A Heroine Between Cosmopolitan and Tradition. Proceedings of the International University Symposium on Humanities and Arts 2020 (INUSHARTS 2020), 593 (Advances in Social Science, Education and Humanities Research), 172–177.

Priyatna, A. (2020). Indonesian Female Superheroes: Forging the Feminine in the Masculine World. The 4th Colalite: International Conference Superhero in the Age of Transnationalsm, 1–8.

Salsabil, R. (2019). Superhero Perempuan dalam Komik di Indonesia: Kajian Feminis Marxis [Institut Seni Indonesia Yogyakarta]. https://doi.org/10.1522/14486922

Saptanto, D. D., & Dewi, M. K. (2020). “Gundala and Gatotkaca in the concept of modern Indonesian superheroes: Comparative analysis of the Indonesian and American superheroes”. EduLite: Journal of English Education, Literature and Culture, 5(1), 136–147. https://doi.org/10.30659/e.5.1.136-147

Setyanto, D. W., Soewarlan, S., & Tinarbuko, S. (2022). “”Menakar Kualifikasi Pemeran Jagoan Perempuan Pada Film Laga Indonesia. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia. 8(01), 109–124. https://doi.org/10.33633/andharupa.v8i01.5795

Sobur, A. (2017). Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Soekanto, S. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada.

Tyagi, D. K., & Murfianti, F. (2021). “Analisis Visual Karakter Sri Asih Celestialgoddess dengan Teori Manga Matrix”. SanggitaRupa. 1(2), 39–47.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Karya ini dilisensikan di bawah  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.