Pengaruh Kolapsnya Kurs Baht Thailand Terhadap Krisis Mata Uang di Asia 1997
Abstract
Jatuhnya Baht Thailand ini disebabkan oleh ulah para
spekulan. Selain itu, depresiasi Baht Thailand juga dipicu
oleh penurunan tingkat suku bunga di Amerika Serikat
dan Eropa yang membuat terjadinya peningkatan arus
kapital yang masuk ke Asia antara tahun 1990 – 1996..
Jatuhnya nilai Baht Thailand pada tahun 1997 menjadi
awal dari momentum krisis finansial di negara-negara
Asia. Pada mulanya krisis ini hanya dianggap sebagai
krisis mata uang. Namun, lama kelamaan diikuti dengan
krisis keuangan pada lembaga-lembaga non-bank yang
harus ditutup karena mengalami kebangkrutan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
terjadinya krisis mata uang Asia yang disebabkan oleh
anjloknya kurs Baht Thailand dan untuk mengetahui
kebijakan pemerintah dalam menangani anjloknya kurs
Baht Thailand. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
penelitian studi kepustakaan. Dari penelitian ini
ditemukan bahwa kebijakan-kebijakan dari
pemerintahan Thailand dan bantuan IMF mampu untuk
mengatasi masalah krisis dengan cara menerapkan
kebijakan Austterity
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astriyani, W., & Rinardi, H. (2022). Hubungan Letter of Intent (LoI) international monetary
fund dan perkembangan ekonomi khususnya sektor perbankan Indonesia (1997-
. Historiografi, 2(2), 118-127.
Aziza, A. N., Fathana, A., & Yulianto, A. F. (2019). Analisis peran imf terhadap fenomena
inflasi tahun 1997-1998 di negara thailand. Nation State Journal of International
Studies, 2(1), 25–34. https://doi.org/10.24076/nsjis.2019v2i1.143
Berg, A. (1999). The asia crisis: causes, policy responses and outcomes. In IMF Working
Papers (Vol. 99, Issue 138, p. 1). https://doi.org/10.5089/9781451855968.001
Firmansya, M.W. & Nuzula, N. F. (2017). Pengaruh rasio inflasi dan suku bunga indonesia
relatif terhadap amerika serikat pada nilai tukar rupiah (implementasi purchasing
power parity international fisher effect). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 47 No. 2.
Helmi, H. (2011). Aplikasi Peramalan Kurs Valuta Asing Rupiah per Dollar Amerika Serikat
dengan Menggunakan Metode Box-Jenkins (ARIMA). TINGKAP, 7(1).
Hidayah, E. N., Zainuri, & Hanim, A. (2018). Pengujian efek fisher internasional: studi kasus
indonesia dan china. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Volume V (1): 26-30.
Iriansyah, H. S. (2020). Krisis asia, kapitalisme dan negara kesejahteraan (tinjauan analisis
kapitalisme korea selatan). Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma Negara, 12(1),
–60. https://doi.org/10.37640/jip.v12i1.277
Jansen, K. (2001). Thailand, financial crisis and monetary policy. Journal of the Asia Pacific
Economy. 6(1) 2001: 124-152. DOI: 10.1080/1354786002002456 7
Joyce, J. P. (2000). The Asian Crisis and the IMF: New Problems, Old Solutions?. The Journal
of the Korean Economy, 1(1).
Kaloka, Y. N., Tegar, P., & Eldy, M. (2019). Strategi Korea Selatan dalam Pemulihan Krisis
Moneter Tahun 1997 Melalui IMF. Nation State: Journal of International Studies, 2(1),
-56.
Khoirati, S. D. (1999). Jepang dan ketahanan ekonomi regional asia pasca krisis. In Jepang
Dan Ketahanan Ekonomi Regional Asia Pasca Krisis (Vol. 4, Issue 2, pp. 53–71).
Mahmudy, M. (2003). Setahun krisis asia : beberapa pelajaran yang dapat diambil dari krisis
tersebut. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 1(2), 185–201.
https://doi.org/10.21098/bemp.v1i2.170
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Annisa Dwi Kurnia