PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING

Yati Anggraeni, Turmudi ,-

Abstract


Abstrak: Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching (eksperimen) dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional (kontrol). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII di Cianjur pada tahun ajaran 2011/2012 dan dengan subjek penelitian adalah satu SMP yang mewakili sekolah level sedang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling serta menggunakan metode kuasi eksperimen desain pretest-posttest kelompok tanpa acak. Temuan penelitian adalah: (1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan; dan (2) terdapat interaksi yang signifikan antara pembelajaran dengan kategori kemampuan awal matematis siswa terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis tetapi tidak terdapat interaksi yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunuikasi matematis.

 

Abstract: This study examines the improvement of mathematical reasoning ability and communication between students who have learned using a model of reciprocal teaching (experimental group) and the students who received conventional teaching approach (control group). The population in this study were all students in the junior secondary school, grade VII in  Cianjur, in the academic year of 2011/2012 and the subject of study is a junior secondary class who represents the school level using purposive sampling technique and quasi-experimental pretest-posttest design without any random group. The study findings showed: (1) there are differences in communication enhancement and mathematical reasoning abilities of students between the experimental and control group as a whole, and (2) there is a significant interaction between learning category with early mathematical ability of students to the improvement of mathematical reasoning abilities but there is no interaction significantly to improvement of students’ mathematical communication ability.


Keywords


teciprocal teaching, penalaran matematis, komunikasi matematis

Full Text:

PDF

References


Asikin, M. (2002). “Menumbuhkan Kemampuan Komunikasi Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik”. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya (Prosiding Konferensi Nasional Matematika XI). 7, (Edisi Khusus), (492-496).

Biggs, J. B., & Collin, K. F. (1982). Evaluating the Quality of Learning the SOLO taxsonomy. New York, NY: Academic Press.

Brenner, M. E. (1998). Development of Mathematical Communication in Problem Solving Groups by Language Minoroty Student. Bilingual Research Journal, 22-2,3, & 4 Spring, Summer, & Fall 1998.

Clark, K. K. (2005). Strategies for Building Mathematical Communication in the Middle School Classroom: Modeled in Professional Development, Implemented in the Classroom. CIME (Current Issues in Middle Level Education) (2005) 11,(2), 1-12.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

________. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah . Jakarta: Depdiknas.

Jacob, C. (2003). Pemecahan Masalah Penalaran Logis, Berpikir Kritis dan Pengkomunikasian. Bandung: Tidak diterbitkan.

Juariah. (2008). Upaya Meningkatkan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa melalui Pendekatan Proses. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak dipubliskan.

National Council of Teachers of Mathematic (NCTM). (2000). Principle and Standards for School Mathematics. NCTM.

Palinscar, A. (1986). Strategies for Reading Comprehension Reciprocal Teaching. (online). Tersedia: http://curry.edcshool.virginia.edu/go/readquest/start/rt,html. Diakses pada 6 Desember 2010.

Pugalee, D. K. (2001). Ussing Communication to Develop Student Mathematical Literacy. Journal Research of Mathematics Education 6,(5). 296-299.

Rochmad. (2008). Penggunaan Pola Pikir Induktif-Deduktif dalam Pembelajaran Matematika Beracuan Kontruktivisme. (Online). Tersedia: http://www.rocmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html. Diakses pada 27 Januari 2012.

Shadiq, F. (2007). Penalaran atau Reasoning? Mengapa Perlu dipelajari Siswa di Sekolah?. (Online). Tersedia: http://www.fadjar3g.files.wordpress.com/2007/09/ok-penalaran_gerbang_pdf. Diakses pada 28 Oktober 2008.

Soedjadi, R. (2000). Kiat Penidkan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Soedjadi, R. (2004). PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan. Buletin PMRI. Edisi III. Jan 2004. Bandung: KPPMT ITB.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa. dan Bagaimana dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. 8 Juli 2004 di FMIPA UNY Yogyakarta.

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Trends in International Mathematics and Sience Study (TIMSS). (2003). Mathematics Framework. [Online]. http://timss.bc.edu/timss2003i/pdf/t03_af_math.pdf. Diakses pada 20 Januari 2012.

________. (2007). Mathematics Framework. [Online]. http://timss.bc.edu/timss2007i/.pdf/ t03_af_math.pdf. Diakses pada 20 Januari 2012.

Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika dan Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Disertasi pada PPs IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.




DOI: https://doi.org/10.17509/sigmadidaktika.v1i2.49417

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



 e-ISSN: 2987-3894

 p-ISSN: 2252-7435

 

  Flag Counter

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.