PERBEDAAN PROPORSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI BERDASARKAN STATUS GIZI PADA REMAJA UMUR 13-15 TAHUN
Abstract
Tingkat kebugaran jasmani remaja yang baik akan mendukung kemampuan fisik seperti pekerjaan, olahraga, dan kemampuan belajar. Kebugaran fisik oleh masalah kesehatan, gizi, latihan fisik, dan keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat rasio proporsi jasmani berdasarkan status gizi. Penelitian dilakukan di salah satu sekolah menengah pertama di Sumedang pada bulan April-Juni 2018. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan pengambilan sampel secara proporsional random sampling . Sampel melibatkan 66 siswa yang terdiri dari 37 laki-laki dan 29 perempuan yang berusia 13-15 tahun. Penilaian status gizi dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran antropometri berdasarkan indeks IMT untuk usia.Tingkat kebugaran jasmani yang diukur dengan menggunakan instrumen Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. Analisis data bivariat menggunakan uji Pearson chi-square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani sedang 47%, kurang 40,9%, kurang sekali 6,1%, dan baik 6,1%. Status gizi normal 81,8%, kegemukan 12,1% dan 6,1% mengalami obesitas. Perbedaan tingkat kebugaran jasmani yang berdasarkan status gizi (p = 0,003).
Full Text:
PDFReferences
Adriani, M., & Bambang, W. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan: edisi pertama. Jakarta: Prenada Media, h , 76-79..
Hsieh, PL, Chen, ML, Huang, CM, Chen, WC, Li, CH, & Chang, LC (2014). Aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan kebugaran kardiorespirasi di antara anak-anak sekolah di Taiwan: studi cross-sectional. Jurnal internasional penelitian lingkungan dan kesehatan masyarakat , 11 (7), 7275-7285.
Jelliffe, D. B., & Jelliffe, E. P. (1989). Community nutritional assessment with special reference to less technically developed countries. Oxford: Oxford University Press.
Kementerian Kesehatan RI-Badan Litbangkes. (2013). Riskesdas dalam Angka Provinsi Jawa Barat 2013. Buku 2. Jakarta: Lembaga Penerbitan Badan Litbangkes. Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI-Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (2011), Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Jakarta:Direktorat Bina Gizi.
Kim, J., Must, A., Fitzmaurice, GM, Gillman, MW, Chomitz, V., Kramer, E., ... & Peterson, KE (2005). Hubungan kebugaran fisik dengan prevalensi dan kejadian kelebihan berat badan pada anak sekolah. Penelitian obesitas , 13 (7), 1246-1254.
Kuntaraf, J., & Kuntaraf, KL (1992). Olahraga sumber kesehatan. Bandung: Percetakan Advent Indonesia , 46-9.
Monyeki, M. A., Awotidebe, A., Moss, S. J., Sparks, M., Wushe, S., Coetzee, B., ... & Du Toit, D. (2017). Relationship between physical activity, body fatness and cardiorespiratory fitness in South African adolescents: The PAHL Study. African Journal for Physical Activity and Health Sciences (AJPHES), 23(1.2), 111-128.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. (2003). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Ridwanda, A. (2013). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswi Smk Negeri 1 Surabaya Kelas X Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 1(2).
Roji. (2004). Pendidikan Jasmani untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Sjostrom, M., Ekelund, U., & Yngue, A. (2008). Penilaian Aktivitas Fisik. Di dalam: Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L, editor. Nutrisi Kesehatan Masyarakat Oxford: Blackwell Publishing .
Sulistiono, A. A. (2014). Kebugaran jasmani siswa pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(2), 223-233.
Utari, A. (2007). Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak usia 12-14 tahun (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
eISSN 2597-9205