PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY (LoI) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BEREKSPERIMEN PADA MATERI TEKANAN DI SMP

Elsa Anggiya Nurinsani, Harun Imansyah, Setiya Utari, Duden Saepuzaman, Hutnal Bashori

Abstract


ABSTRAK

 

Kemampuan bereksperimen di pandang sebagai kemampuan yang penting dalam membangun pengetahuan sains, kemampuan ini dimaknai sebagai gabungan antara pengetahuan dan ketrampilan sehingga dalam hal ini untuk menguji kemampuan eksperimen melibatkan konsep yang di gunakan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan ini dipandang belum dimiliki siswa karena adanya kesulitan guru dalam mengajarkan cara-cara saintifik untuk melatihkan kemampuan tersebut. LoI merupakan langkah yang di pandang sesuai untuk melatihkan kemampuan bereksperimen karena memiliki tahapan yang sistemasis dan terstruktur yang alamiah dalam kaitannya untuk melatihkan kemampuan bereksperimen, dan fleksibel diterapkan dengan dominasi peran siswa dan guru yang dapat diatur sesuai dengan kondisi. Kemampuan bereksperimen yang diamati meliputi menggunakan hubungan matematik untuk meramalkan gambaran hasil observasi dan eksperimen, hipotesis dan situsi eksperimen yang dibayangkan, mendesain eksperimen serta menyimpulkan hasil eksperimen. Untuk melihat perkembangan kemampuan ini dianalisis berdasarkan jawaban LKS dengan kategori peningkatan merujuk rubrik yang di kembangkan oleh Lati  W.  Hasil penelitian menunjukkan  pada aspek meramalkan gambaran eksperimen meningkat lebih baik di banding aspek lainnya, meskipun dalam prosesnya penggunaan LoI ini dominasi guru masih lebih kental. Peran Discovery Learning dan Interactive Demonstration telah memberikan cara-cara yang baik meskipun dominasi guru cukup kental, namun dalam langkah Interactive Demonstration  dan Inquiry Lesson perlu difikirkan langkah yang lebih fokus dalam melatihkan kemampuan berhipotesis dan mendesain eksperimen.

 

Kata Kunci:  Kemampuan bereksperimen; LoI.

 

ABSTRACT

 

The ability to experiment in view as an important ability in building science knowledge, this ability is interpreted as a combination of knowledge and skills so that in this case to test the ability of the experiment involves the concept in use. The results show that this ability is considered not owned by students because of the difficulty of teachers in teaching scientific ways to trillate these abilities. The LoI is an appropriate step for experimenting abilities because it has a natural, systematic, and structured stages in relation to experiential skills, and is flexibly applied to the dominant role of students and teachers who can be organized according to conditions. The experimental abilities observed include using mathematical relationships to forecast imagery and experimental results, experimental hypotheses and experimental situations, designing experiments and summarizing experimental results. To see the development of this ability is analyzed based on the answer of LKS with category of improvement refer to the rubric developed by Lati W. The results showed on the aspect of predicting experiments improved better than other aspects, although in the process the use of this LoI teacher domination is still more viscous. The role of Discovery Learning and Interactive Demonstration has provided good ways even though teacher dominance is strong enough, but in Interactive Demonstration and Inquiry Lesson steps need to be considered a more focused step in tracing the ability to hypothesize and design experiments.

 

Keywords: Ability to experiment; LoI.



References


Sheeba, M.N. (2013). An Anatomy of Science Process Skills in The Light of The Challenges to Realize Science Instruction Leading to Global Excellence in Education. Educationia Confab, 2, hlm.108-123.

Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Brotosiswoyo, B.S. 2000. Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Imansyah, Harun dkk. (2013). Analisis Kebutuhan Model Ujian Praktikum Mata Pelajaran Fisika SMP.

Utari, Setiya. (2010). Pengembangan Program Perkuliahan Untuk Membekali Calon Guru Dalam Merencanakan Kegiatan Eksperimen Fisika di Sekolah Menengah. Disertasi pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wenning, Carl J. (2005). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. JPTEO. Illinois State University Physics Dept. hal 3-12.

Wenning, C. J. (2012). Levels of Inquiry Model of Science Teaching:Learning sequences to lesson plans. Journal of Physics Teacher Education Online, 6 (2), 2-8, 9-16, 17-20.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Lati, W., dkk. (2012). Enhancement of Learning Achievement and Integrated Science Process Skills Using Science Inquiry Learning Activities of Chemical Reaction Rate. Procedia-Social and Behavioral Science, hlm. 4471-4475.

Wardani, K.S.K. dkk. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Setting Inquiry Laboratorium Bermuatan Content Local Genius untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016, FMIPA Undiksha, 230-239.

Prima Cahya, Eka dkk. (Tanpa Tahun). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Elastisitas Pada Siswa SMA.




DOI: https://doi.org/10.17509/wapfi.v3i1.10952

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Wahana Pendidikan Fisika



The Journal Wahana Pendidikan Fisika http://ejournal.upi.edu/index.php/WapFi/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

The Journal WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika).

All rights reserverd. pISSN 2338-1027 eISSN 2685-4414

Copyright © Faculty of Mathematics and Science Education (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)