Pendekatan Bermain Berbasis PBL di Era Generasi Alpha

Abstract

The digital era has brought about major transformations in various aspects of life, including the early childhood education (ECE) system. Generation Alpha, born in an all-digital environment, has a different learning style from previous generations. The Problem-Based Learning (PBL) learning model is a suitable approach to accommodate their learning needs. PBL emphasizes exploration, real problem solving, and active interaction, thus improving children's critical thinking, creativity, and communication skills. In its implementation, digital technologies such as interactive apps and visual media can be used to support more effective learning.  However, challenges also arise, such as the risk of digital addiction and decreased social skills if not balanced with the right approach. Therefore, there needs to be a balance between the use of technology and traditional approaches to create an optimal learning environment for early childhood.

Era digital telah membawa transformasi besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan anak usia dini (PAUD). Generasi Alpha, yang lahir dalam lingkungan yang serba digital, memiliki gaya belajar yang berbeda dari generasi sebelumnya. Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) menjadi salah satu pendekatan yang sesuai dalam mengakomodasi kebutuhan belajar mereka. PBL menekankan pada eksplorasi, pemecahan masalah nyata, dan interaksi aktif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta komunikasi anak. Dalam penerapannya, teknologi digital seperti aplikasi interaktif dan media visual dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif. Namun, tantangan juga muncul, seperti risiko kecanduan digital dan menurunnya keterampilan sosial jika tidak diimbangi dengan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pendekatan tradisional guna menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi anak usia dini.