KEPOLISEMIAN VERBA ‘ATARU’ DAN ‘UTSU’ : KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF

Hafizah El Khair, Dedi Sutedi, Nuria Haristiani

Abstract


Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak verba yang berpolisemi atau memiliki banyak makna, Ataru dan Utsu merupakan salah satunya. Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia terkadang kesulitan menggunakan dan menerjemahkan verba bahasa Jepang yang berpolisemi. Oleh karena itu, diadakan penelitian mengenai kepolisemian verba Ataru dan Utsu untuk mengetahui kepolisemian verba yang meliputi makna dasar verba, makna perluasan verba dan deskripsi hubungan antar makna verba. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hubungan antar makna dari verba Ataru dan Utsu dideskripsikan menggunakan tiga majas, yaitu metafora, metonimi, dan sinekdoke. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa makna dasar verba Ataru adalah ①kena (suatu objek yang mengalami kontak langsung dengan objek lain dan memberikan pengaruh kepada keduanya atau salah satunya). Makna perluasan yang dimiliki verba Ataru diantaranya : ②tepat, ③mendapatkan hadiah saat undian, ④berhasil, ⑤sesuatu yang sebanding satu sama lain, ⑥menghadapi, ⑦bertanggungjawab atas suatu tugas, ⑧menunjukkan letak, ⑨menyelidiki sesuatu yang tidak diketahui, ⑩menunjukkan suatu hubungan kekerabatan, ⑪menyatakan sesuatu yang tidak perlu, ⑫berperilaku akibat rasa ketidaksenangan atau ketidakpuasan. Perluasan makna verba Ataru secara metafora meliputi makna ②, ⑦, dan ⑧, sedangkan yang meluas secara metonimi adalah makna ③, ④, ⑤, ⑥, ⑨, ⑩, ⑫ dan yang mengalami perluasan sinekdoke adalah makna ⑪. Pada verba Utsu, yang menjadi makna dasar adalah ①memukul (memukul objek menggunakan alat) dan makna perluasan yang dimiliki verba Utsu diantaranya : ②membuat (mie, topeng noh, dll), ③mengetik, ④mengirim telegram atau telegraf, ⑤memasukkan sesuatu pada objek lain, ⑥meninggalkan kesan, ⑦melempar, ⑧mengikat, ⑨bermain taruhan dan igo, ⑩melakukan sesuatu akibat kondisi tertentu, ⑪sesuatu yang bergerak periodik, ⑫menunjukkan waktu, ⑬menggemburkan tanah sawah atau ladang, ⑭membayar uang dimuka, ⑮menembak, dan ⑯membalas. Perluasan makna verba Utsu secara metafora meliputi makna ③, ⑬, ⑮, dan ⑯, kemudian makna yang mengalami perluasan metonimi adalah makna ②, ④, ⑤, ⑥, ⑦, ⑩, ⑪, ⑫ dan makna yang mengalami perluasan sinekdoke adalah makna ⑧, ⑨,  ⑭.

 


日本語では、多義語または多くの意味を持っている動詞がたくさんある。「あたる」と「うつ」は多義語の一つである。日本語の学習者にとっては時々日本語の文にある「あたる」と「うつ」を使うことや翻訳することが難しい。実際には「あたる」と「うつ」の動詞は、多くの意味を持つ動詞であることを知らない学習者がまだ大勢いる。そこで、筆者は、多義語の動詞「あたる」と「うつ」の意味分析について研究を行った。この研究の目的は、「あたる」と「うつ」の基本儀と転義を知ることだけでなく、「あたる」と「うつ」 の多義構造の表示を知るようにもこの研究を行った。本研究で使用した方法は、記述方法である。「あたる」と「うつ」 を多義語として分析するが、分析する際に、レトリックの概念であるメタファー、メトニミー、とシネクドキーを用いる。分析から、「あたる」の基本儀は①ぶつかる、触れる(ある働きを帯びている事物や事態に面することにより、その作用や影響や意味を直接受ける)と結論を取ることができる。そして、「あたる」の転義は:②予想や予測が事実と一致する、③くじや品物がもらえる、④成功する、 ⑤相当する、⑥対処する、⑦担当する (指名される)、⑧場所や方向を示す、⑨知らないことを調べる、⑩間柄、⑪必要はないことをする(文型)、⑫ひどく扱う (いじめる)。動詞「あたる」の意味関係は別儀②, ⑦, 及び⑧ 隠喩関係を持って、別儀③, ④, ⑤, ⑥, ⑨, ⑩, ⑫は換喩関係を持つ。別儀⑪は提喩関係を持つ。「うつ」の基本儀は①他物に強く当たる(たたく、なぐる) と結論を取ることができる。そして、「うつ」の転義は:②作る、③文字を印字する、④電報や電信をを送る、⑤とがった物を突っ込んだり刺したりするやある文に記号などつける、⑥感動させる、⑦水や広がるような投げる、⑧犯人を縄やロープでしばる (物を組んで縄のような物になる)、⑨碁や博打などをする、⑩何かを起こすためにある行動をする、⑪心臓や脈が定期的に動く、⑫時を告げる、⑭田や畑を耕す、⑭あらかじめ支払う、⑮発射する、⑯攻撃する (仇などをとる)。動詞「うつ」の意味関係は別儀③, ⑬, ⑮, 及び ⑯隠喩関係を持って、別儀②, ④, ⑤, ⑥, ⑦, ⑩, ⑪, ⑫は換喩関係を持つ。別儀⑧, ⑨,  ⑭は提喩関係を持つ。


Keywords


Polisemi; Verba; Ataru; Utsu

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Published by:

Department of Japanese Language Education

Faculty of Language and Literature Education

Universitas Pendidikan Indonesia

 

     e-ISSN: 2598-1250                                p-ISSN: 2598-1234