Pandangan Suluh Indonesia dan Indonesia Raya terhadap Kebijakan Kabinet Ali Sastroamidjojo II

Rizky Alfi Habibillah

Abstract


Penelitian ini membahas mengenai pandangan yang ditinjau dari pemberitaan yang diterbitkan oleh surat kabar Suluh Indonesia dan Indonesia Raya. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari empat langkah penelitian: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan multidisipliner dengan mengambil konsep surat kabar, tajuk rencana, catatan pojok dan karikatur dalam upaya membahas tema penelitian yang diangkat.  Berdasarkan hasil dari penelitian, surat kabar Suluh Indonesia dan Indonesia Raya memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat kebijakan kabinet Ali Sastroamidjojo II. Surat kabar Suluh Indonesia selalu mendukung apa yang dilakukan oleh Ali Sastroamidjojo, hal ini dikarenakan surat kabar Suluh Indonesia merupakan organ media dari Partai Nasional Indonesia, dan begitu pun Ali Sastroamidjojo merupakan anggota dari partai. Sehingga ketika menjabat sebagai Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo terlepas dari kritik surat kabar ini. Berbanding terbalik dengan surat kabar Indonesia Raya, surat kabar ini selalu mengkritik kebijakan yang diterbitkan oleh Kabinet Ali Sastroamidjojo II, hal ini disebabkan surat kabar Indonesia Raya tergolong kepada Pers Independen yang mana jika suatu kebijakan tidak sesuai dengan idealisme dari Pemimpin Redaksi maka surat kabar tersebut tidak akan berhenti mengkritik. Terlebih surat kabar Independen ini memiliki pandangan pers yang tidak memihak ke dalam suatu kekuatan politik manapun, menghindarkan diri dari pemberitaan yang berat sebelah dan menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.

Keywords


Suluh Indonesia; Indonesia Raya; Partai Nasional Indonesia; Mochtar Lubis; Ali Sastroamidjojo

Full Text:

PDF

References


Atmakusumah, A. (1992). Mochtar Lubis Wartawan Jihad. Jakarta: Harian Kompas.

Daliman. A. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Hill, D. T. (2011), Jurnalisme dan Politik Indonesia: Biografi Kritis Mochtar Lubis (1922-2004) Sebagai Pimpinan Redaksi dan Pengarang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Iramdhan, I. (2019). Sejarah Perkembangan Pers di Indonesia Ditinjau dari Segi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 5(3), 53-65. https://doi.org/10.5281/jiwp.v5i3.113

Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuniawati. (1997). “Tempo di Balik Pembredelan Pembredelan Pers 1971-1982”. (Skripsi sarjana tidak diterbitkan). Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Depok.

Poesponegoro, M.D & Notosusanto, N. (2010) Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Rocamora, J. E. (1991) Nasionalisme Mencari Ideologi Bangkit dan Runtuhnya PNI. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Rusmiati, D., Suwirta, A., & Kamsori, M. E. (2018). Pandangan Rosihan Anwar dan Mochtar Lubis dalam Menanggapi Perkembangan Politik di Indonesia, 1950-1965. Susurgalur, 6(2). https://doi.org/10.2121/susurgalur.v6i2.1092.g972

Simorangkir, J.T.C. (1986). Pers, SIUUP dan Wartawan. Jakarta: Gunung Agung.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sunarto, P. (2005), “Metafora Visual Kartun Editorial di Surat Kabar Jakarta 1950-1957”. (Disertasi doktoral tidak diterbitkan). Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Suwirta, A. (2008). Dinamika Kehidupan Pers di Indonesia pada Tahun 1950-1965 : Antara Kebebasan dan Tanggung Jawab Nasional, Jurnal : Sosiohumanika, 1 (2).

Suwirta, A. (2017). Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Kasus Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta. INSANCITA, 2(2).

Suwirta, A. (2018). Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Peristiwa MALARI Tahun 1974 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Indonesia Raya di Jakarta. SUSURGALUR, 6(1). https://doi.org/10.2121/susurgalur.v6i1.986

Suwirta, A. (2018). Pers dan kritik sosial pada masa orde baru: studi kasus pers mingguan mahasiswa indonesia di Bandung, 1966-1974. Mimbar Pendidikan, 3(2), 113-136. https://doi.org/10.2121/mp.v3i2.1036

Thoha, M. (2005), Birokrasi Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada.

Triastuti, L. (2021). Pemikiran Syamsulwatir Dalam Perkembangan Pers Kota Jambi Tahun 1950-1990. Siginjai: Jurnal Sejarah, 1(1), 39-53. https://doi.org/10.22437/js.v1i1.11883

Wicaksono, D. A. (2018). Nasionalisasi Garuda Indonesia, 1950—1958. Lembaran Sejarah, 12(2), 109-131.

Zulianto, A., Atmaja, H. T., & Suharso, R. (2016). Perkembangan Persurat Kabaran Suara Merdeka di Semarang Tahun 1950-2005. Journal of Indonesian History, 5(1).

“Belanda Marah-Marah Karena Hutang Padanja Tak Dibajar” dalam surat kabar Suluh Indonesia, hlm. 1. Jakarta: 13 Agustus 1956.

“Indonesia dan Mesir” dalam surat kabar Indonesia Raya, hlm. 3. Jakarta: 6 Agustus 1956.

“Indonesia Tidak Akan Bajar Lagi Hutang-Hutangnja (KMB) pada Belanda” dalam surat kabar Suluh Indonesia, hlm. 1. Jakarta: 6 Agustus 1956.

“Kaki-tangan DI/TII (Daud Beureuh) Ditangkap” dalam surat kabar Suluh Indonesia, hlm. 1. Jakarta: 4 September 1956.

“Pembentukan Irian Barat Mulai Dibicarakan” dalam surat kabar Indonesia Raya, hlm. 1. Jakarta: 9 Agustus 1956.

“Perdjuangan Irian Barat Harus Didukung Pemuda Irian” dalam surat kabar Suluh Indonesia, hlm. 1. Jakarta: 15 Februari 1956.

“Sumatera Tidak Percaya Lagi Pada Kabinet” dalam surat kabar Indonesia Raya, hlm. 3. Jakarta: 16 Januari 1957.




DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v12i1.24623

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Rizky Alfi Habibillah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.