Wajah Baru Ronggeng Kedempling di Kabupaten Majalengka (Suatu Kajian Historis Tahun 2000-2018)
Abstract
The dynamics that occurred in Ronggeng Kedempling dance art in Majalengka Regency during the period 2011-2018, there was an effort to revitalize this art that was initially vacuum and unknown to the public became one of the icons of traditional art originating from Majalengka Regency. The artists made changes to the traditional arts due to negative views and aimed to make Ronggeng Kedempling dance acceptable to the community. The method used in this study is a historical method consisting of heuristics, source criticism, and historiography and assisted by interdisciplinary science, namely sociology and anthropology. While data collection techniques are carried out through literature studies, documentation studies and interviews. Based on the findings, Ronggeng Kedempling dance art is a traditional art undergoing changes and adjustments due to social changes in the supporting community. The change in the supporting component of the arts is the result of creativity and innovation from artists. Various preservation efforts have been made so that this art can withstand the changing conditions of the times. As for the preservation efforts of the artists by doing devolution, ronggeng kedempling dance learning in workshops and in schools and activities in the making of muri records.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ashaf, A. (2006). Sikap Politik Pemerintah dalam Pewacanaan Musik Populer Tahun 80-an dan 90-an. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9 (3), hlm. 337-354. Diperoleh dari jurnal.ugm.ac.id
Caturwati, E. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press.
Harsojo. (1984). Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta.
Hidayat, A. (2017). Profil Kesenian Daerah Kabupaten Majalengka. Majalengka: Disparbud.
Ismaun, dkk. (2016). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah.
Irhandayaningsih, A. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro. 2 (1). hlm. 19-27.
Irianto, A. (2015). Mengemas Kesenian Tradisional dalam Bentuk Industri Kreatif: Studi Kasus Kesenian Jathilan. 22 (2), hlm. 66-77.
Irianto, A. (2017). Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Informasi. Nusa. 12 (1), hlm. 90-100.
Jaja. (2014). Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Kreativitas Seniman Terhadap Kesenian Tradisional Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Seni Makalangan. 1 (2), hlm. 47-58.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Tari Kedempling. [Online]. Diperoleh dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id
Kodiran. (2004). Pewarisan Budaya dan Kepribadian. Jurnal Humaniora, 16 (1), hlm. 10-16.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Laelly, N. (2011). Sinden dalam Cerbung Tembang Katresnan Karya Atas S. Danusubroto. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Maghfiroh, S. (2016). Pelestarian Tari Tradisional di Sanggar Sunda Rancage Kabupaten Majalengka. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Seni Tari, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Monita, N. D. (2013). Pembelajaran tari Ronggeng Kedempling di Sanggar Tari Sunda Rancage Kabupaten Majalengka. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Seni Tari, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nabila, R. (2016). Kreativitas Seni Pertunjukan Budaya Masyarakat. Bandung: Pringgadani.
Rajagaluh. (2015). Ronggeng Kedempling Majalengka Mendapat Penghargaan Dari Kemendikbud. Diperoleh dari Rajagaluh.com
Rochayanti & Triwardini. (2014). Implementasi kebijakan Desa Budaya dalam upaya pelestarian budaya lokal. REFORMASI. 4 (2), hlm. 102-110.
Saripudin, D. (2005). Mobilitas dan Perubahan Sosial. Bandung: Masagi Foundation.
Sedyawati, E. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: Rajawali Pers.
Sjamsuddin, H. (2016). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Soelaiman, J. (2017). Kreativitas dalam Berkarya. Semarang: CV Krida Karya.
Sujarwa. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sujana, A. (2012). Pergeseran Fungsi dan Bentuk Ronggeng di Jawa Barat. Jurnal Seni dan Budaya Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. 22(1), hlm. 107-121.
Supardan, D. (2013). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Yulianti. (2009). Pengantar Seni Tari. Bandung: Cipta Dea Pustaka.
DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v10i1.28750
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Aldi Quraysshyhaq