Wajah Perfilman Indonesia Pada Tahun 1998-2019
Abstract
Film merupakan media komunikasi massa yang sangat ampuh dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Tontonan yang baik bukan tidak mungkin akan membantu masyarakat untuk berkelakuan baik pula, karena apa yang dilihat akan menjadi contoh orang untuk melakukan sesuatu. Film Indonesia sejak awal kemunculannya mengalami perkembangan yang naik turun, termasuk pada periode 1998-2019. Periode tersebut diwarnai oleh film-film dengan genre berbeda namun masih terdapat banyak kelemahan yang menghambat kemajuan film nasional. Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan kondisi perfilman Indonesia pada tahun 1992-1998, menyajikan perkembangan politik Indonesia pada tahun 1998-2019, menganalisis pengaruh politik terhadap perfilman Indonesia pada tahun 1998-2019, serta menganalisis perkembangan perfilman Indonesia dalam menghadapi perkembangan media lain untuk menonton film pada tahun 1998-2019. Alasan penelitian ini dilakukan karena pada tahun 1998-2019 perfilman Indonesia mulai mencapai babak baru yang ditandai dengan munculnya film-film fenomenal serta terjadinya perkembangan yang naik turun. Selain itu, masih belum banyak sumber yang membahas tentang sejarah perfilman Indonesia, terutama pada tahun 1998-2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang diawali dari tahap heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi terhadap data sumber, serta penulisan sejarah atau historiografi. Hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa pada tahun 1998-2019 perfilman Indonesia mengalami perkembangan yang naik turun, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi, jumlah penonton, dan jumlah film box office. Namun, semenjak periode 2016-2019 perkembangan perfilman nasional semakin meningkat secara signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari pertambahan jumlah layar dan bioskop, jumlah produksi, jumlah penonton, jumlah film box office, serta film yang mendapatkan apresiasi di luar negeri.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurahman, D. (2011). Metode penelitian sejarah islam. Ombak.
Andaresta, L. (7 April 2021). Platform digital ott, peluang bagi industri film indonesia. [Online]. Diakses dari https://lifestyle.bisnis.com/read/20210407/254/1377963/platform-digital-ott-peluang-bagi-industri-film-indonesia [Diakses 24 Februari 2022].
Agatha, A.R. & Hadjon, E.T.L. (2020). Urgensi pengawasan layanan konten digital over the top (ott) di indonesia. Jurnal Kertha Negara. 8(12), 24. Ismaun., Winarti, M., & Darmawan, W. (2016). Pengantar ilmu sejarah. APPS.
Alian. (2012). Metodologi sejarah dan implementasi dalam penelitian. Jurnal Pendidikan dan Kajian Sejarah. 2(2), 10.
Alkhajar, E.N.S. (2010). Masa-masa suram dunia perfilman indonesia (studi periode 1957-1968 dan 1992-2000). (Tesis). Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Andrie, T. (22 September 2007). Air mata surga; gerakan film independen indonesia memadukan seni, teknik, dan mimpi. [Online]. Diakses dari https://jkfb.wordpress.com/2007/09/22/air-mata-surga-gerakan-film-independen-indonesia-memadukan-seni-teknik-dan-mimpi/ [Diakses 28 November 2021].
Ardiyanti, H. (2017). Perfilman indonesia: perkembangan dan kebijakan, sebuah telaah dari perspektif industri budaya. Kajian. 22(2), 169. doi: http://dx.doi.org/10.22212/kajian.v22i2.1521.
Armando, A. (6 Februari 2020). Kebangkitan film indonesia. [Online]. Diakses dari https://saifulmujani.com/kebangkitan-film-indonesia/ [Diakses 30 Desember 2021]
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. (2017). Retas. Bekraf.
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. (2019). Pemandangan umum industri film indonesia. Bekraf.
Detikhot. (18 Desember 2012). 10 film indonesia terlaris 2012. [Online]. Diakses dari https://hot.detik.com/top-ten/d-2121204/10-film-indonesia-terlaris-2012/2 [Diakses 26 April 2022].
Djaya, A. B. (10 Februari 2018). Gairah perfilman indonesia. [Online]. Diakses dari https://lokadata.id/artikel/perfilman-indonesia-menuju-50-juta-penonton [Diakses 9 Januari 2022].
Fikri, C. (23 Maret 2015). Ini cara meningkatkan jumlah penonton film bioskop. [Online]. Diakses dari https://www.beritasatu.com/hiburan/259703/ini-cara-meningkatkan-jumlah-penonton-film-bioskop [Diakses 10 Januari 2022]
Garin Nugroho. (2 September 2015). Film lokal vs impor. [Online]. Diakses dari https://muda.kompas.id/baca/2015/09/02/film-lokal-vs-impor/ [Diakses 20 Februari 2022].
Iradio. (28 Desember 2012). Kilas balik perfilman indonesia di 2012. [Online]. Diakses dari https://iradiofm.com/film-terbaik-i-listeners-2012/ [Diakses 14 Januari 2022].
Jpnn.com. (28 Desember 2019). 15 film indonesia terlaris sepanjang 2019. [Online]. Diakses dari https://www.jpnn.com/news/15-film-indonesia-terlaris-sepanjang-2019 [Diakses 30 April 2022].
Kuntowijoyo. (2005). Pengantar ilmu sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Kurnia, N. (2006). Lambannya pertumbuhan industri perfilman. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9(3), 276-283. doi: https://doi.org/10.22146/jsp.11026.
Kurniawan, A. (24 Maret 2015). Sejak 2010, jumlah penonton bioskop terus menurun (ini data lengkapnya). [Online]. Diakses dari https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/read/19676/sejak-2010-jumlah-penonton-bioskop-terus-menurun-ini-data-lengkapnya [Diakses 10 Januari 2022]
Kusumawardhani, A. (24 Maret 2018). Merindukan film anak berkualitas. [Online]. Diakses dari https://koran.bisnis.com/read/20180324/448/753637/perfilman-nasional-merindukan-film-anak-berkualitas [Diakses 13 Januari 2022].
Ma’Arif, A.S., Sultan, M.I., & Bahfiarti, T. (2017). Strategi promosi film ada apa dengan cinta 2 melalui media online. Jurnal Komunikasi KAREBA, 6(1), 93. doi: https://doi.org/10.31947/kjik.v6i1.5168.
Mediarta, A. (3 Maret 2020). Perkembangan film indonesia 2019: bukan sekadar jumlah penonton. [Online]. Diakses dari http://filmindonesia.or.id/article/perkembangan-film-indonesia-2019-bukan-sekadar-jumlah-penonton#.X3CRoWgzbIW [Diakses 30 Desember 2021].
Muslim, A. & Makmun, M. (25 Juli 2015). Jaringan bioskop baru tingkatkan jumlah penonton. [Online]. Diakses dari https://investor.id/lifestyle/jaringan-bioskop-baru-tingkatkan-jumlah-penonton [Diakses 12 Januari].
Perfiki. (1993). Mengenal bioskop keliling lebih jauh. Jakarta: DPP Perfiki.
Pratista, H. (1 Februari 2022). 30 film indonesia terlaris sepanjang masa. [Online]. Diakses dari https://montasefilm.com/daftar-30-film-indonesia-terlaris-sepanjang-masa/ [7 Mei 2022].
Putra, M.E. (23 Oktober 2018). 15 film indonesia terlaris di tahun 2018, sudah nonton semua belum?. [Online]. Diakses dari https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/15-film-indonesia-terlaris-di-tahun-2018-sudah-nonton-semua-belum-c95a5a.html [4 April 2022].
Rahadian, A. (31 Maret 2019). Begini sejarah panjang perfilman indonesia. [Online]. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190331174326-36-63946/begini-sejarah-panjang-perfilman-indonesia [Diakses 1 Januari 2020].
Rahman, F. (2017). Menimbang sejarah sebagai landasan kajian ilmiah; sebuah wacana pemikiran dalam metode ilmiah. EL-BANAT, 7(1), 141. doi : https://doi.org/10.54180/elbanat.2017.7.1.128-150
Ricklefs, M.C. (2010). Sejarah indonesia modern 1200-2008. (Nugraha, M.S., Terjemahan). PT Serambi Ilmu Semesta
Sanjaya, W. (2015). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Prenadamedia Group.
Yuliantoro, M.N. (2017). Memahami cara kerja pragmatisme dalam pendidikan: refleksi kritis atas film laskar pelangi. Jurnal Filsafat, 27(2), 194. doi: https://doi.org/10.22146/jf.32802
Warta, M. (26 Februari 2018). Bekraf mendorong investasi di industri perfilman. [Online]. Diakses dari https://bisnis.tempo.co/read/1064606/bekraf-mendorong-investasi-di-industri-perfilman [Diakses 10 Januari 2022]
Wirastama, P. (23 Desember 2017). 10 film indonesia terlaris 2017. [Online]. Diakses dari https://www.medcom.id/hiburan/film/VNx3loqK-film-indonesia-terlaris-di-tahun-2017 [Diakses 25 April 2022].
Wawancara
Chand Parwez Servia (Produser rumah produksi Kharisma Starvision Plus, Ketua Umum APFI, Dewan Pembina FFB, dan Ketua BPI). Wawancara 4 Februari 2022. Via zoom.
DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v11i1.45821
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Ghina Salsabila