Konflik Agraria Pada Tanah Milik Pemerintah di Pinggiran Irigasi Sungai Paring Martapura
Abstract
The agrarian conflicts on government-owned land on the outskirts of Irigasi St., Sungai Paring, Martapura, involve many parties. At least three parties were involved in this conflict: small traders, landowners, and the Banjar Regency government. This research describes the background, resolution, and impact of conflicts between landowners and small traders. This research uses qualitative methods, which are described descriptively. The research results show that the conflict started with landowners who felt disturbed by the establishment of small traders’ stalls that covered fish ponds and sports fields. Apart from that, this land is used as a residence, producing household waste, which causes an unpleasant odor. The conflict resolution is carried out outside the court (non-litigation) by negotiating between land owners and small traders who do not find an agreement so that it continues through conciliation. The small trader asked for help from a lawyer for the defense, saying that the warning letter given by the Banjar Regency’s civil service police unit was not following the applicable laws and regulations. Given the case, there are positive and negative impacts. The positive impact is to build public awareness that government-owned land should not be misused for personal interests. Meanwhile, the negative impact of social relations between landlords, small traders, and stall owners becomes less good.
Full Text:
PDFReferences
Adiansah, W., Nulhaqim, S. A., & Basyar, G. G. K. (2020). Resolusi konflik berbasis komunitas melalui pengembangan masyarakat sebagai upaya alternatif resolusi konflik agraria. Share: Social Work Journal, 10(2), 163-174.
Adiansah, W., Apsari, N. C., & Raharjo, S. T. (2019). Resolusi konflik agraria di desa genteng kecamatan sukasari kabupaten sumedang. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 1(1), 1-10.
Asikin, Z. (2014). Penyelesaian konflik lahan di kawasan pariwisata lombok (studi kasus lahan terlantar di gili trawangan lombok). Jurnal Dinamika Hukum, 14(2), 239-249.
Astarika, R. (2016). Konflik agraria suku anak dalam jambi dalam tinjauan sosiologi. indonesia yang berkeadilan sosial tanpa diskriminasi, 109-124.
Bahari, S. (2004). Konflik Agraria di wilayah perkebunan: rantai sejarah yang tak berujung. Jurnal Analisis Sosial, 37-45.
Batlajery, A., Pattiselanno, A. E., & Kakisina, L. O. (2018). Konflik agraria di desa watmuri kecamatan nirunmas kabupaten maluku tenggara barat. Agrilan: Jurnal Agribisnis Kepulauan, 5(2), 88-100.
Goodpaster, G. (1993). Negosiasi dan mediasi: sebuah pedoman negosiasi dan penyelesaian sengketa melalui negosiasi. Penerbit Elips Project.
Komisi Informasi Provinsi Kalimantan Selatan. (2023). Publikasi sengketa tanah. Diakses dari https://ki.kalselprov.go.id/sengket
Koeswahyono, I., & Maharani, D. P. (2022). Rasionalisasi pengadilan agraria di Indonesia sebagai solusi penyelesaian sengketa agraria berkeadilan. Arena Hukum, 15(1), 1-19.
Mantiri, M. M. (2013). Analisis konflik agraria di pedesaan (suatu studi di Desa Lemoh Barat Kecamatan Tombariri). Governance, 5(1).
Miles, M. B., dan Huberman A. M. (1992). Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metode metode baru. Jakarta: Universitas Indonesia. UI-Press.
Mulyani, L. (2014). Kritik atas penanganan konflik agraria di Indonesia. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, (39), 314-355.
Mutolib, A., Yonariza, Y., Mahdi, M., & Ismono, R. H. (2016). Konflik agraria dan pelepasan tanah ulayat (Studi kasus pada masyarakat suku melayu di Kesatuan Pemangkuan Hutan Dharmasraya, Sumatera Barat). e-Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(3), 213-225.
Nugroho, O. C., & Kav, J. H. R. S. (2018). Konflik agraria di maluku ditinjau dari perspektif hak asasi manusia. Jurnal HAM, 9(1), 87-101.
Pruitt, D. G., dan Rubin, J. Z. (2004). Konflik sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahman, R. (2017). Konflik masyarakat dengan pemerintah (studi kasus sengketa tanah adat). Sosioreligius: jurnal ilmiah sosiologi agama, 2(1).
Raja, N. A. (2019). Analisis peran pemerintah daerah dalam penyelesaian konflik agraria (studi kasus konflik antara pt. pp. london sumatra dengan masyarakat di kabupaten bulukumba). Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 53-66.
Rasid, RSBLS (2017). Konflik sengketa tanah antara masyarakat desa dokulamo dan pemerintah. Jurnal KAWASA, 7(4), 1-11.
Sinaga, P. (2020). Konflik dan reformasi agraria di indonesia: tantangan dan harapan. JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah), 6(1), 57-73.
Sipayung, M. E. (2016). Konflik sosial dalam novel maryam karya okky madasari: kajian sosiologi sastra. Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis, 10(1), 22-34.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif: untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif, dan konstruktif. Alfabeta.
Sulistyaningsih, R. (2021). Reforma Agraria di Indonesia. Perspektif, 26(1), 57-64.
Sutopo. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Univ. Sebelas Maret.
Syafi’i, I. (2016). Konflik agraria di indonesia: catatan reflektif konflik perkebunan sawit di kotawaringin timur. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 18(3), 415-432.
Taufik, M., dan Ritohardoyo, S. (2016). Pengaruh keberadaan pedagang kaki lima terhadap lalu lintas di jalan kh zaenal mustofa, kota tasikmalaya. Jurnal Bumi Indonesia 5(4), 1-12.
Tohari, A. (2014). Pengadaan tanah untuk siapa, peniadaan tanah dari siapa: pengadaan tanah, alokasi tanah, dan konflik agraria. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, (40), 563-575.
Utomo, S. (2020). Penerapan hukum progresif dalam penyelesaian konflik agraria. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi, 33-43.
Wahyu, A.S., & Kiptiah, M. (2016). Identifikasi Konflik Perebutan Tanah Adat di Daerah Lahan Basah Kabupaten Banjar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(1), 1-6.
Widoyoko, E. P. (2014). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Pustaka Pelajar
Ya’kub, A. (2004). Agenda neoliberal: menyusup melalui kebijakan agraria di indonesia. Jurnal Analisis Sosial, 47-64.
Zakie, M. (2016). Konflik agraria yang tak pernah reda. Legality: Jurnal Ilmiah Hukum, 24(1), 40-55.
Zuber, A. (2016). Konflik agraria di Indonesia. Jurnal Sosiologi Reflektif, 8(1), 147-158.
DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v12i2.63812
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Universitas Pendidikan Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.