PENDAYAGUNAAN LINGKUNGAN BAGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Epon Ningrum

Abstract


Pada hakikatnya, kolektivitas manusia yang memiliki tata aturan relatif permanen berada pada tiga tatanan lingkungan, yakni lingkungan: sosial, budaya, dan alam (fisis geografis). Ketiga tatanan lingkungan tersebut merupakan potensi bagi kelangsungan (survive) dan kemajuan masyarakat. Lingkungan terdiri atas komponen biotik dan abiotik, yang dapat didayagunakan bagi pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, diperlukan upaya transformasi potensi lingkungan ke dalam keuntungan sosial dan kultural. Dinamika demografis menuntut intensitas transfer dan eksploitasi sumber daya lingkungan bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Kondisi demikian dapat mengganggu keberadaan lingkungan, sehingga sangat penting upaya pemanfaatannya secara efektif dan efisien agar lingkungan berfungsi sebagai sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Teknologi yang dipandang efektif dan efisien serta memiliki daya suai dengan ketiga tatanan lingkungan adalah teknologi adaptif dan teknologi protektif. Pemberdayaan masyarakat dengan mendayagunakan potensi lingkungan mengacu pada lima strategi, yakni: need oriented, endogenous, self-reliant, ecologically sound, dan based on structural transformations. Pada prinsipnya, konsep pemberdayaan memiliki makna yang sama dengan konsep pembangunan dan pengembangan, yakni bertujuan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Berdasarkan kelima strategi tersebut, maka keberadaan masyarakat dalam koneksitas lingkungannya akan tercapai kondisi: (1) masyarakat dan lingkungannya berada pada keseimbangan yang terlestarikan; (2) potensi lingkungan dapat teraktualisasikan; dan (3) lingkungan sebagai sumber kehidupan dan proses pemberdayaan masyarakat dapat berkelanjutan, sehingga pada jangka panjang akan tercapai kesejahteraan masyarakat.

 

Kata Kunci: Lingkungan, pemberdayaan, masyarakat, teknologi adaptif, teknologi protektif.


References


Adimihardja, Kusnaka. 1993. Kebudayaan dan Lingkungan. Bandung: Ilham Jaya.

Hunker, Henry, L. 1964. Zimmermann’s Introdusction To World Resources. New York: Harper & Row Publ.

Gabler, R.E. 1969. A HandbookFor Geography Teacher. Illinois; Publacation center Nation for Geographic Education.

Joyomartono, Mulyono. 1991. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang.

Kindevater, Suzanne. 1977. Non Formal Education As An Empowering Process. Amhers: Center For International Education.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Miller, Jr., G.T. 1985. Living In The Environment. California: Wadsworth Publishing Company.

Ningrum, Epon. 1996. Pembelajaran Partisipatif sebagai Strategi Pemberdayaan dalam Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Naga. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Bandung.

Rogers, Everett, M. 1983. Diffusion of Innovation. 3 ed. New York: The Free Press.

Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Sumaatmadja, Nursid. 1996. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Zen,M.T. 1984. Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: Gramedia.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v7i1.1711

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v7i1.1711.g1161

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Epon Ningrum



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.